Berbuat kesalahan dalam kehiduapn adalah suatu yang manusiawi dan wajar,
saya pun pernah berbuat kesalahan, mungkin sahabat semua pun pernah berbuat
kesalahan dalam hidup ini. entah itu perbuatan salah kecil, salah besar,
kesalahan disengaja atau tidak disengaja, tetapi hal tersebut tetaplah
sebuah kesalahan.

Terkadang kesalahan yang kita lakukan bisa terus menerus melekat dalam benak
ingatan kita,dan bahkan sampai ke dalam alam bawah sadar, yang membuat kita
sering bermimpi buruk atau pengalaman-pengalaman traumatis yang telah
terjadi. Misalnya, Kesalahan yang dianggap mengkhianati
perjanjian-perjanjian yang telah disepakati bersama, misalnya dalam relasi
suami dan isteri �C jika terjadi perselingkuhan atau perceraian; dalam relasi
kerja �C jika salah satu rekan kerja mengkhianati dan merugikan sepihak,
pasti sangat menyakitkan. Atau kemarahan yang emosional, sehingga
mengeluarkan kata-kata yang tidak terkontrol, dan itu sangat menyakitkan
hati. dan sebagainya. Mengapa seseorang bisa berbuat salah? Karena dia tidak
tahu apa yang dia perbuat.

Socrates berkata: "Kalau seseorang tahu, dia tidak akan berbuat jahat. Kalau
seseorang berbuat jahat adalah karena dia tidak memiliki pengetahuan yang
sungguh-sungguh". Bagi Socrates, seseorang berbuat jahat atau berbuat salah
karena dia tidak tahu kalau hal itu salah. Dan jika seseorang akhirnya
berbuat salah, maka dia sebenarnya tidak memiliki pengetahuan yang
sungguh-sungguh. Permasalahannya di sini adalah apakah manusia yang sudah
berdosa ini bisa mempunyai pengetahuan yang sungguh-sungguh?

*Apa yang kita lakukan ketika kita berbuat salah ?*

ketika kita berbuat salah yang paling penting dan harus kita lakukan adalah
meminta maaf, dan mengakui kesalahan yang kita lakukan serta tidak melakukan
kesalahan yang telah kita perbuat. lalu mengapa banyak orang yang enggan
meminta maaf saat dia berbuat salah? ada 3 alasan yang menurut saya membuat
seseorang tidak mau meminta maaf

1.MALU
Semua orang sangat takut mendapat malu atau dipermalukan. Ini dapat
mempengaruhi sisi psikologis seseorang karena memang tidak ada orangyang
siap untuk "dipermalukan" atau menerima suatu keadaan yangdikatakan
"menanggung malu".

2.EGO
Sikap egoisme pribadi sering menjadi penentu pertama, karena orang yang
telah berbuat salah, sudah tidak bisa menutupi perasaan bersalahnya lagi.
Sedangkan untuk mengakuinya, seseorang tersebut akan merasakehilangan nama
atau wibawa apabila mengakui kesalahannya.

3.KERAS KEPALA
Ini dilandasi oleh pemikiran bahwa ada prinsip-prinsip yang tidak dapat
dihindari dan di pegang teguh oleh orang tersebut. Sikap keukeuh itusangat
terkait-erat dengan keinginan seseorang agar prinsip atau pilihan sikap yang
di pegangnya tersebut juga diperhatikan ataudidengarkan orang lain, meskipun
pada banyak kejadian, prinsip yang dianut tersebut adalah sebuah prinsip
yang salah.

Tapi coba kita sadari kata 'MAAF" yang terucap, mampu menghentikan
pertikaian serta menebarkan damai di antara mereka yang bertikai. lalu
kenapa kita tidak mau meminta maaf atas kesalahan yang kita perbuat kepada
orang lain. Mari kita biasakan berucap maaf jika kita salah. kepada Atasan
anda, sahabat anda, orang tua anda, bawahan anda, lingkungan anda, tukang
beca, tukang somay atau kepada siapa pun.

*Bagaimana Saat Seseorang berbuat salah kepada kita ?*

sahabat semua tahu kita adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan,
tetapi kita juga pernah mengalami sesorang melakukan kesalahan kepada kita,
terkadang saat sahabat, teman, saudara, atau rekan anda membuat kesalahan
kepada anda, dan biasanya kita sulit memaafkan kesalahan orang tersebut.
biasanya kita terus mengingat kesalahan orang yang sudah nyakitin perasaan
kita. Sebab, rasa sakitnya kadang tidak bisa terobati oleh waktu.

kalau kita semua menuruti ego dan hawa nafsu ,ketika seseorang berbuat
kesalahan kepada kita, kita maunya membalas kesalahan atas kesalahan yang
dibuat oleh seorang yang berbuat salah kepada kita, Mungkin sampai orang itu
bersujud dihadapan kita bakalan kita maafkan. terkadang Kita malah acuh dan
melakukan pembenaran diri sendiri. Kita jadi gengsi dan merasa tak perlu
memaafkan apalagi kepada orang yang levelnya lebih rendah dari kita. Kita
khawatir menjadi rendah di hadapan orang yang kita anggap status sosial
maupun intelektualitasnya di bawah kita.

Kesal terhadap seseorang karena kesalahan yang diperbuatanya boleh saja,
Tapi bukan berarti harus terus-terusan dipelihara. Selain capek hati, juga
kita bisa jadi keras hati. Salah-salah malah jadi pendendam. Kita bisa
kecewa jika dikhianati, kita bisa muak jika dibohongi. Tapi, bukan berarti
kita terus memendam perasaan itu apalagi berniat tak akan pernah
memaafkannya, atau bahkan tersirat keinginan kita untuk membalasnya.

Coba kita fikirkan dengan hati bersih, ketika seseorang memang salah kepada
kita. apakah dia akan selamanya salah? Tidak juga bukan? Sama seperti kita,
apa ketika kita berbuat benar, kemudian selamanya akan benar?. Kita juga
Tidak mau dianggap salah terus, padahal kita sudah berusaha untuk menjadi
lebih baik. Nah, cobalah kita fikirkan ulang hal ini.

Mengutip sebuah hadist, Uqbah bin Amir, dia berkata, "Rasulullah saw.
bersabda, "Wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak
penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah menyambung hubungan
persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah
engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang
telah menzhalimimu." (HR Ahmad, al-Hakim, dan al-Baghawy)

Sahabat ketika kita meyakini bahwa dendam, sakit hati, dan kebencian adalah
jawaban paling benar di dunia ini, dan itu satu-satunya jawaban, maka
pengetahuan, pengalaman, dan kesadaran kita akan kalah, tak berguna, dan
lumpuh total. kita bisa menjadi manusia yang egois sedunia, dan kita menjadi
manusia terbodoh sedunia ini.

kalau kita jadi orang yang pendendam biasanya kita akan memikirkan terus
masa lalu kita. Kita akan tetap merasa kecewa dan sakit hati kepada mereka
yang telah melukai perasaan kita. Kita akan memeliharanya dalam jangka waktu
lama. Kita tetap begitu, padahal orang lain sudah berubah. Setiap kali
selalu ingat pada orang yang telah menzhalimi kita, kita bertambah kesal dan
rajin menyiapkan cara atau strategi untuk membalas luka di hati kita.

Kalo setiap saat kita begitu, bisa-bisa bikin stres deh. Hidup ini untuk
dinikmati dengan benar dan baik. Bukan dengan stres. Mulailah bersikap
dewasa dan menghargai setiap perubahan. Ya, kita harus menghargai. Kalo dulu
teman kita menghina kita, tapi kini ketika dia meminta maaf kepada kita,
berarti insya Allah dia udah mulai berubah. Setidaknya ingin menghapus
kejahatannya kepada kita. Yuk mulai sekarang kita lebih berlapang dada. kita
Juga sebaiknya mengakui bahwa setiap manusia pasti punya kesalahan.
Permintaan maaf itu sebagai bukti bahwa ia pernah berbuat salah dan ingin
menebusnya. Karena definisi dari maaf itu sendiri adalah pembebasan
seseorang dari hukuman (tuntutan, denda, dsb) karena suatu kesalahan. Mau
kan kita mengampuni dan memaafkan mereka yang telah berbuat salah kepada
kita?

Ada satu cara yang mulia saat seseorang berbuat salah kepada kita dengan
cara membantu orang yang berbuat salah agar tetap bersemangat dalam
memperbaiki kesalahan dirinya. Ini lebih menyelesaikan masalah daripada
mencaci, memaki, menghina, dan mempermalukan dan tidak memaafkannya.

Hanya pada saat berbuat kesalahan, maka manusia akan menjadi manusia dan
tetaplah menjadi manusia. Kesalahan adalah bagian dari kesempurnaan
kemanusiaan. Memang akhirnya kesalahan tetaplah sebuah kesalahan. Dan
kesalahan memunculkan ganjaran. Namun kegagalan bukanlah final dan kesalahan
pada dasarnya tidak pernah fatal. Kesalahan pun adalah bagian dari proses
belajar dalam hal apapun, bahkan kadang-kadang malah merupakan proses
belajar itu sendiri. Sehingga lebih tepat kalau konteksnya bukan belajar
berbuat salah, namun belajar menyikapi kesalahan.

Memaafkan dan meminta maaf seharusnya menjadi budaya yang baik di antara
kita. Apa sih susahnya Memberi maaf, dan apa sih sulitnya minta maaf?
Rasa-rasanya, Tuhan saja Maha Pengampun kepada hambaNya, masa' sih kita
kejam dan nggak mau sedikit pun ngasih maaf kepada sahabat kita. Dan, apakah
kita sudah ngerasa benar dan sempurna banget di hadapan manusia lain
sehingga nggak perlu minta maaf. Tak ada manusia yang terus berbuat salah
dan tak ada manusia yang selamanya berbuat baik. mari kita jangan sungkan
meminta maaf dan jangan ragu untuk memaafkan, mari kita ciptakan budaya
saling memafkan, tidak hanya saat lebaran saja kita saling memaafkan.

NB:
Dalam kesempatan ini karena saya adalah manusia yang tak luput dari salah
dan dosa, maka saya meminta maaf atas semua kesalahan dan kehilafan yang
saya perbuat, dan saya pun telah memaafkan semua kesalahan dan kehilafan
sahabat milis semua. Bila ada kritik, saran, dapat dikirim ke
[EMAIL PROTECTED] terimakasih.

Depok, 25 May 2008
Erwin Arianto,
* Dari berbagai sumber

http://erwin-arianto.blogspot.com/2008/05/menyikapi-kesalahan.html

-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部�O�耸��站郑�
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED,  INOVATION & INDEPENDENCY

Kirim email ke