mnrt aq gini,....sebelumnya terimalah dia apa adanya,syukuri apa yg mjd kelebihan dia,bagaimanapun dia telah mendampingi km mulai dr nol dgn sgl suka dan duka,.....trus biasanya kalo mendengkur itu krn obesitas/kegemukan,..semakin gemuk mk semakin keras dengkurannya,jd solusinya adalah coba kasih saran ma istri spy diet,and olahraga ,akn lebih bagus lg kalo itu semua didukung ma suami....jalin kerjasama yg kompak,...olahraga sama2,kalo bs....mulai yg ringan2 dl,jln kaki sama2,bersepeda sama2,apalaah,.......dgn gt akan semakin trjalin kebersamaan,smg mendengkurx jg berkurang dan lama2 menghilang...slmt berjuang smg sukses
--- On Sat, 8/9/08, Changchuters <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Changchuters <[EMAIL PROTECTED]> Subject: {curhat} Tidak tahan istri tidur mendengkur To: curhat@yahoogroups.com Date: Saturday, August 9, 2008, 7:26 AM Friends, saya mau cuhat nih..... Saya adalah laki2 umur kepala empat, beristri 35th dan punya anak 3 (laki-laki umur 10 thn, laki-laki 5 thn dan perempuan 1 thn). Saya dan istri tidak ada masalah dalam komunikasi dan hubungan sehari2. Yang menjadi masalah adalah: 1. Saya tidak cocok dengan mertua perempuan (mertua laki2 sudah meninggal), karena cerewet dan suka ngegosip (mungkin termasuk saya juga menjadi bahan gosip). Mertua saya tersebut ikut tinggal di rumah kami, krn permintaan istri dg alasan agar ibu mertua dapat menjaga anak2. 2. Sejak mempunyai anak yg ke-2, saya sudah tidak tidur satu kamar lagi dengan istri karena saya tidak tahan dengan suara dengkuran tidurnya dan saya tidak tahan tidur terbangun2 karena suara tangisan bayi ditengah malam. Sehingga saya sangat tersiksa kalo harus tidur sekamar dengan istri (misal: saat tidur dihotel diluar kota, saat pulang kampung dirumah orangtua). Sehingga saya menghindari sering2 keluar kota maupun pulang kampung. Saya tidak cerita soal tidur mendengkur ke istri, nanti tersinggung. Sebetulnya diantara saya dan istri tidak ada masalah yang berat, namun 2 hal tsb diatas bagi saya menjadi ganjalan yang berat... Mohon nasihat teman2 pakar "problem solution", harus bagaimana kah saya?