Peternakan Hasilkan 51 Persen Gas Rumah kaca

        
        
        
                        
                                                  
                           
                                
                                                                                
                
                                        KOMPAS/SAMUEL OKTORA
                                        Oktavianus
Tipnone melepas ternak dari kandang di areal peternakan yang dikelola
biara Karmel di Kampung Maronggela, Desa Wolomeze, Kabupaten Ngada,
Nusa Tenggara Timur, Sabtu (19/9).
                                  
                                  
                                                
                        

            
            
                                                
                        
                        
                                                            
                        
        Kamis, 5 November 2009 | 08:12 WIB
        
                                Laporan wartawan KOMPAS Lukas Adi Prasetya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com
- World Watch Institute, dalam laporan yang dirintis Watch Magazine
Edisi November/Desember 2009 menyebut bahwa peternakan bertanggung
jawab atas sedikitnya 51 persen penyebab gas rumah kaca global. Ini
bukan lagi lampu kuning melainkan sudah lampu merah.World Watch
Institute adalah organisasi riset independen di Washington Amerika
Serikat yang berdiri sejak 1974. Organisasi ini dikenal kritis terhadap
isu global dan lingkungan. Penulis artikel itu Dr Robert Goodland,
mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf
riset Bank Dunia Jeff Anhang. Keduanya membuat laporan ini berdasar
Bayangan Panjang Peternakan , laporan yang diterbitkan tahun 2006 oleh
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).Majalah itu terbit
dalam 36 bahasa dan data penelitiannya digunakan oleh banyak NGO
(lembaga swadaya masyarakat) di seluruh dunia, dan juga badan-badan di
bawah PBB. NGO yang memakai data-datanya antara lain Greenpeace
Southeast Asia, dan Yayasan Obor Indonesia.Dua peneliti itu juga
menghitung siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari
pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan yang sebenarnya dari jumlah
hewan ternak yang dilaporkan di muka bumi. Gas metana yang dikeluarkan
oleh hewan ternak mengikat panas 72 kali lebih kuat daripada CO2. Hal
ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO
dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, peneliti
itu memberitahu bahwa perkiraan mereka tentang 51 persen itu masih
angka minimal."Masyarakat Indonesia, bahkan pihak-pihak yang
mestinya memerhatikan isu-isu lingkungan, harus tahu
informasi-informasi mengenai dampak industri peternakan dan bahaya
daging. Apa yang hendak pemerintah Indonesia lakukan sekarang ini?
Data-data sudah terhampar. Pemerintah, jika masih saja tidak percaya
tentang bahaya daging, tolong buka internet dan mencari tahu," ujar
pemerhati lingkungan yang juga dosen arsitektur Universitas Atma Jaya
Yogyakarta Agustinus Madyana Putra.
Sumber:http://sains.kompas.com/read/xml/2009/11/05/08121712/Peternakan.Hasilkan.51.Persen.Gas.Rumah.kaca
   www.SupremeMasterTV.com/Ina/Sos     www.PemanasanGlobal.net     
www.PerubahanIklim.net     www.InfoVegetarian.net     
www.GodsDirectContact.or.id     www.LovingHut.co.id

Jadilah Vegetarian - Bertindaklah Hijau - Selamatkan Bumi
   


      


      

Kirim email ke