(back sound mode:on) Buka mata hati telinga Sesungguhnya masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta Yang kau inginkan tak selalu Yang kau butuhkan mungkin memang yang paling penting Cobalah untuk membuka mata hati telinga
Maliq And D'Essentials: Mata Hati Telinga Chayoo!:-D --- On Sun, 6/6/10, fachrudin said <rullibr...@yahoo.com> wrote: From: fachrudin said <rullibr...@yahoo.com> Subject: {curhat} Aku hanya ingin melupakannya To: curhat@yahoogroups.com Cc: rullibr...@yahoo.com Date: Sunday, June 6, 2010, 3:40 AM Mohon maaf sebelumnya, mungkin cerita saya ini akan sedikit panjang. Prolog. Beberapa tahun yang lalu, begitu lulus dari smp, saya memutuskan pergi dari rumah dan tinggal sendiri (kost). selama bertahun-tahun setelah itu, saya berpindah pindah tempat tinggal dari satu kost-an ke kost-an yg lain, sampai kemudian saya berkenalan dgn satu keluarga yg sangat baik hati, seorang laki-laki paruh baya, seorang nenek (ibu laki-laki tsb), dan seorang anak gadis perempuan cucu nenek tsb (saat itu ia masih smp dan saya sma). mereka menawarkan saya untuk tinggal dengan mereka, dgn alasan kasihan karena melihat saya terus-terusan berpindah tempat. mereka menawarkan tempat free of charge. singkat cerita, tinggalah saya dengan mereka untuk waktu yang lama, sekitar 6 tahun kurang lebih. itu bisa terjadi, karena keluarga tsb melarang saya untuk pergi. dan selama bertahun-tahun itu mereka memperlakukan saya dengan baik, spt keluarga sendiri. tapi seiring waktu, saya mulai merasakan ada sesuatu yg berubah dalam diri saya, saya jatuh cinta, dan yang lebih membuat saya merasa bersalah adalah, saya mencintai gadis kecil cucu sinenek tsb. saya mencintai seseorang yg harusnya saya anggap sebagai adik saya sendiri. saya coba melupakannya, tapi tak bisa, karena setiap hari kami bertemu, menghabiskan waktu bersama, bercanda, bersenda gurau, bahkan ketika dia sedih, dia hanya mau menangis dihadapan saya. terus seperti itu sampai kemudian saya tak lagi sanggup memendam rasa, ahirnya saya beranikan diri menyampaikan perasaan saya, dia hanya tersenyum dan mengatakan "aku juga sayang sama kamu, tapi seperti perasaan sayang seorang adik terhadap kakaknya" hati saya hancur, tapi saya tdk menyerah, suatu waktu saya kembali menyatakan perasaan saya, hanya saja kali ini saya tidak lagi meminta pendapatnya, saya hanya ingin dia tahu, selamanya, saya akan selalu mencintai dia, dia terlihat sedih, sedih karena tdk bisa mencintai saya. tapi selama waktu itu, dia tetap memperlakukan saya dengan baik, baik sekali. sampai kemudian kakaknya datang dan tinggal bersama kami, entah karena kakaknya memprovokasi atau bagaimana, saya tdk tahu, yg jelas semenjak itu dia tidak lagi bersikap ramah terhadap saya, dia menjaga jarak, tak mau lagi bertegur sapa. dia telah berubah, nampaknya dia mulai menyalahkan saya karena sudah berani mencintai dia, sampai kemudian saya memutuskan untuk pergi. tapi betapapun kami berjauhan, saya tak pernah bisa melupakan dia, bahkan semakin hari rasa sayang dan cinta itu semakin besar, saya benar-benar terpuruk, dalam, dalam sekali....tak pernah sedetikpun saya berhenti memikirkannya. saya coba untuk mendekati dia, mencari tahu tentang alasan kenapa dia menjadi begitu membenci saya, saya mulai meminta maaf untuk sebuah kesalahan yg tdk pernah saya perbuat, tapi itu semua hanya membuat saya semakin merasa malu dan bersalah. karena sedetikpun, tak pernah ada saya dalam hatinya. sangat mudah baginya, untuk melupakan semua hal tentang kami, karena bagi dia saya bukan apa-apa. Beberapa hari lalu saya menjebol akun facebooknya (saking bencinya dia dgn saya, sampai-sampai dia memblokir facebook saya)sekedar ingin memandangi potonya, untuk melepas kerinduan. yg membuat saya miris saya mendapati disana kata-kata yg menghiba-hiba, dia mengemis cinta kpd laki-laki lain yg bahkan tdk mau memanggil dia dgn hormat, laki-laki yg tdk sungkan untuk minta dibelikan pulsa, ditraktir makan etc. ironis, mengingat semua hal yg pernah saya lakukan buat dia. sampai kemudian dia tahu saya sudah mengakses fb-nya tanpa izin, dia kembali memblokir fb saya, saya benar-benar merasa dipojokan, kembali kalah satu point, seolah-olah saya adalah pengemis yg memaksa-maksa meminta sekeping uang receh. padahal yg saya lakukan hanyalah agar kami bisa kembali berteman, seperti dulu... terbetik dalam hati ingin kembali menjebol akun facebooknya, meninggalkan pesan untuk yang terahir kali, bahwa mulai saat ini saya akan melupakan dia, menganggap dia sudah mati, agar jika suatu saat dimasa yg akan datang, jika kami bertemu muka dijalan, kami tak lagi perlu bertegur sapa..ini semua ingin kulakukan, hanya agar aku tak nampak seperti pecundang dimatanya, tapi untuk sekedar menulis itupun saya tak sanggup, karena sejatinya dia memang tak pernah ambil pusing dengan semua ini, ini semua bukan tentang bagaimana posisi aku dihatinya, tapi tentang bagaimana posisi dia di hatiku, aku sayang sama dia, sayang sekali.... apa yang harus aku lakukan... aku hanya ingin melupakannya. ..