http://mkundarto.wordpress.com/2010/06/13/transisi-masa/ Suatu masa, Pagar rumah terasa sepi. Hanya penghuni rumah yang hilir mudik membuka pintu. Hanya penghuni rumah yang menggunakan pagar itu. Kemana para tamu? kebanyakan mereka lebih asyik 'mengetuk pintu' lewat SMS, telp atau bersua di dunia maya (internet).
Tak perlu lagi mengajarkan anak, bagaimana cara mengetuk pintu ketika sedang bertamu. Karena cukup dilakukan dengan kirim SMS atau telp. Tak perlu lagi mengajarkan anak, bagaimana menyapa orang ketika bertemu di jalan atau lokasi umum. Karena menyapa banyak orang bisa dilakukan dengan sekali 'enter' dengan chatting. Tak perlu lagi belajar melakukan lobi dengan mendatangi ruang kantor boss. Belum lagi terbatasi dengan sekretaris yang sangat selektif pakai kata kunci "udah ada janji?". Tak perlu pusing harus ngetuk pintu atau salam dulu. Tak perlu bingung harus langsung duduk atau menunggu dipersilahkan duduk. Karena lobi dapat dilakukan dengan chatting, email dan telephon. Tak perlu lagi menyiapkan ruang tamu yang ciamik dengan makanan khas lebaran yang memenuhi meja, lha wong tamu-tamunya sudah melaksanakan fardhu bermaafan dengan cara tebar SMS ke segala handai tolan. Bisa rangkaian kalimat sendiri, atau sekedar meneruskan (forward) kalimat indah milik orang lain. Tak perlu lagi takut ngapel gara-gara bokap-nyokapnya menakutkan. Apalagi di pagar terpasang seekor herder yang siap menyalak pada tamu-tamu yang grogi dan mencurigakan. Karena kita cukup kirim sms dan telpon untuk berbagai rayuan dan kata-kata pujian. Pertemuan bukan untuk penjajakan, tetapi lebih pada aktifitas yang pasti mau apa dan dimana, sesuai dengan kesepakatan. Suatu masa, Orang akan kebingungan bagaimana tersenyum simpul yang ramah dan menggemaskan. Karena senyuman sudah diwakilkan oleh avatar dalam berkomunikasi jarak jauh. Lalu lihatlah orang-orang mulai berjalan dengan memakai 'topeng'. Karena mereka asyik sendiri dengan dunianya. Bukan dunia di depan mata, tetapi dunia yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Yah, hanya dengan SMS dan telp, semua terasa makin dekat. Yang dekat, terasa jauh. Yang jauh, terasa dekat. Itulah sedikit makna dari batas ruang dan waktu. Itu hanyalah sebagian kecil dari kehebatanNYA. Sekedar mengingatkan manusia akan sebuah transisi hubungan horizontal, namun semoga tidak melupakan hubungan vertikal. Fenomena jaman memang penuh variasi dari masa ke masa. Sehingga orangtua dan guru sering kesulitan menyiapkan anak didiknya untuk menghadapi fenomena terbaru. Namun dari semua fenomena, alangkah beruntungnya kita yang masih mampu bermunajat kepadaNYA, berterima kasih kepadaNYA, dan berjalan sesuai dengan tuntunanNYA. Ki Asmoro Jiwo