Kronologi untuk Membunuh Karakter "Keluarga Yesus" di Injil Markus
Pengantar: Kronologi bukan sekadar penempatan suatu adegan di dalam kerangka Waktu. Kronologi bukan sekadar urutan peristiwa. Kronologi juga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan sastrawi, misalnya saja untuk "membunuh karakter" (character assassination). Berikut ini sebuah contoh pembunuhan karakter "Keluarga Yesus" di Injil Markus, yang tentu saja terjalin dengan teologi penulis Injil Markus. 1. Tahap pertama a. Penyebutan tanpa nama Penulis Injil Markus langsung memperkenalkan tokoh "Keluarga Yesus" di Mrk 3. Pada tahap pertama ini, nama mereka tidak disebutkan, bahkan diberi citra "negatif". Keluarga Yesus, yaitu ibu dan saudara-saudara Yesus, menganggap Yesus tidak waras (3:21, 31). b. Reaksi tokoh utama Citra negatif mengenai Keluarga Yesus semakin tampak negatif sebab penulis Injil Markus sengaja mengontraskannya dengan reaksi tokoh utama, yaitu Yesus (3:35). Reaksi Yesus adalah menolak keluarga-Nya (biologis) dan menerima orang lain sebagai "keluarga-Nya" (teologis). c. Penulis Injil Markus mempunyai pemikiran teologis mengenai "Keluarga". Pemikiran ini direkayasa dalam bentuk cerita. Pemikiran ini terutama ditempatkan dalam ucapan tokoh utama, yaitu Yesus (3:35). "Keluarga" adalah mereka yang melakukan kehendak Allah. 2. Tahap Kedua a. Penyebutan dengan nama Pembaca Mrk 3 mungkin bertanya, "Siapa sih nama ibu dan saudara-saudara Yesus yang menganggap Yesus gila?" Penulis Injil Markus baru menjawab pertanyaan ini di pasal 6. Ibu Yesus bernama Maria dan saudara-saudara Yesus bernama Yakobus, Yoses, Yudas, dan Simon (6:3). b. Pengulangan citra negatif Di Mrk 6, perihal "Keluarga Yesus" bukan sekadar diberi informasi tambahan, yaitu nama-nama mereka, namun juga diberi tambahan citra negatif. Sekalipun mereka tidak ditampilkan aktif dalam adegan cerita, namun mereka ditampilkan secara pasif, yaitu dalam ucapan tokoh cerita (6:3). Tokoh cerita ini adalah orang-orang yang menolak untuk percaya kepada Yesus atau sederhananya "Lawan Yesus" (6:6). Mereka adalah orang-orang di tempat asal Yesus (6:1). Jadi, "Keluarga Yesus" (biologis) bukan hanya bersikap negatif terhadap Yesus; namun pengenalan terhadap mereka juga menghasilkan sikap negatif (6:3). c. Reaksi tokoh utama Citra negatif mengenai "Keluarga Yesus" dan "Orang-orang di tempat asal Yesus" semakin tampak negatif sebab penulis Injil Markus sengaja mengontraskannya dengan reaksi tokoh utama, yaitu Yesus (6:4-6). Yesus mengatakan bahwa seorang nabi tidak dihormati "di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya". d. Cerita dan ucapan tokoh cerita Cerita dan ucapan tokoh cerita di Mrk 6 sengaja disusun oleh penulis Injil Markus untuk menyampaikan pemikirannya. Ucapan tokoh Yesus di 6:4 bukan hanya merujuk ke psl. 6 ini ("tempat asalnya"), melainkan juga ke psl. 3 ("di antara kaum keluarganya"). 3. Tahap Ketiga a. Penjabaran pemikiran teologis mengenai "Keluarga" Di pasal 3, penulis Injil Markus mengungkapkan pemikirannya bahwa bukan keluarga biologis yang penting melainkan keluarga teologis, yaitu mereka yang dipersatukan dalam iman atau sama-sama melakukan kehendak Allah (3:35). Konteks ucapan Yesus di Mrk 3:35 adalah pendapat keluarga Yesus (ibu dan saudara-saudaranya) bahwa Yesus tidak waras (3:21, 31). b. Pengulangan pemikiran teologis mengenai "Keluarga" Di pasal 10, penulis Injil Markus kembali mengulangi pemikirannya mengenai "Keluarga" (biologis). Yesus dan Injil lebih prioritas dibanding "rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu atau bapa, anak-anak atau ladang" (10:29-30). Pasal 10 ini juga mengulangi ide mengenai "Melakukan kehendak Allah" di psl 3:35; yaitu "meninggalkan rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu atau bapa, anak-anak atau ladang karena Aku dan karena Injil" (10:29). c. Ucapan tokoh cerita Ucapan Yesus di Mrk 10:29-30 mengungkapkan pemikiran penulis Injil Markus. Dibandingkan psl 3 dan 6, keluarga biologis di sini memang tidak diberi nuansa yang sangat negatif. Namun sejauh dibandingkan dengan prioritas "Yesus dan Injil", prioritas "Keluarga biologis" harus ditempatkan di bawahnya. 4. Tahap Keempat a. Babak penutup Tokoh Maria kembali ditampilkan di babak penutup (Mrk 15-16). Bila pembaca masih ingat siapa "Maria" menurut pasal 3 dan 6, mungkin pembaca berharap bahwa Maria akan diberi identitas sebagai "ibu Yesus, Yakobus, Yoses, Yudas, dan Simon" (bdk. 6:3). b. Episode Penyaliban dan Kematian Yesus Harapan pembaca Mrk 6:3 tidak dipenuhi oleh penulis Injil Markus. Di Mrk 15:40 Maria hanya diberi identitas "Ibu Yakobus muda dan Yoses". c. Episode Penguburan Harapan pembaca Mrk 6:3 lagi-lagi tidak dipenuhi. Di Mrk 15:47 Maria hanya diberi identitas "Ibu Yoses". d. Episode Kebangkitan Harapan pembaca Mrk 6:3 untuk ketiga kalinya tidak dipenuhi. Di Mrk 16:1 Maria hanya diberi identitas "Ibu Yakobus". e. Disengaja atau tidak? Mengapa penulis Injil Markus tidak memberi identitas Maria sebagai "Ibu Yesus"? Apakah hal ini disengaja atau tidak disengaja? Bila kita perhatikan Mrk 6:3 dan variasi di antara 15:40 (Ibu Yakobus dan Yoses), 15:47 (Ibu Yoses), dan 16:1 (Ibu Yakobus), tampaknya penulis Injil Markus memang sengaja tidak memberi identitas Maria sebagai "Ibu Yesus". f. Konsistensi citra negatif Citra negatif terhadap Keluarga Yesus (biologis), khususnya terhadap "Maria", secara konsisten juga dikembangkan dalam bentuk cerita, bahkan sampai "akhir cerita". Injil Markus ditutup dengan Maria yang melarikan diri dari kubur Yesus dan tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena ketakutan (16:8). Padahal Maria (dan dua tokoh lainnya) adalah saksi satu-satunya mengenai Kebangkitan Yesus dan mendapat titipan pesan dari malaikat (/Allah) untuk disampaikan kepada murid-murid Yesus dan kepada Petrus (16:7). 5. Kesimpulan a. Penulis Injil Markus secara kronologis dan konsisten "membunuh karakter" tokoh ceritanya, yaitu Keluarga Yesus (biologis), khususnya Maria. b. Misteri penutup di Mrk 16:8 Sebagian penafsir berpendapat bahwa teks Injil Markus yang "asli" mungkin tidak berakhir di 16:8. Akhir cerita Injil di 16:8, yaitu "mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut", dianggap sangat janggal. Menurut pendapat saya, akhir cerita Injil di 16:8 itu tidak (sangat) janggal. Berdasarkan analisis karakterisasi dapat disimpulkan bahwa penulis Injil Markus konsisten dalam karakter tokoh ceritanya, dhi. "Maria". Maria ibu Yakobus dan Yoses adalah Maria ibu Yesus yang menganggap Yesus gila (3:21) dan ia tidak percaya kepada Yesus (6:4). Jadi bukan hal yang (sangat) janggal bila Maria juga tidak percaya kepada "Yesus yang dibangkitkan Allah" (16:6) dan melarikan diri dari kubur serta tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena ketakutan (16:8). Salam, Adji _____________________________________________ Situs milis http://groups.yahoo.com/group/cyber-gki Situs laci http://www.cybergki.net Moderator [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Administrator [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Klik alamat sesuai maksud, kosongkan subject dan body. posting cyber-gki@yahoogroups.com nonaktif [EMAIL PROTECTED] aktif lagi [EMAIL PROTECTED] berhenti [EMAIL PROTECTED] digest [EMAIL PROTECTED] daftar [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/cyber-gki/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/