sering kita terkecoh antara " nilai akademik" dengan 
"nilai-nilai pendidikan". 

seolah "nilai akademik" mencerminkan tertanamnya "nilai-nilai 
pendidikan". atau sebaliknya, seolah "nilai-nilai pendidikan" 
dapat diukur dari "index prestasi akademik".

cerita ttg anak yg dibebaskan utk tidak belajar di rumah
sepanjang nilai disekolah 100 -dan utk itu dia mengirimkan
ke les seminggu penuh- tampaknya melupakan satu hal,
bahwa belajar di rumah adalah "sebuah nilai pendidikan" yg
tidak bisa diukur dari index prestasi belajar.

demikian juga mereka yg terpaksa menyandang stigma "bodoh", 
apakah benar ia tidak belajar sesuatu dari proses tersebut?

seorang teman akhirnya memindahkan anaknya dr sekolah kristen
favorit ke sekolah lain, karena menurutnya: sekolah favorit
tsb hanya utk anak pinter [mungkin juga, orang tua yg kebetulan
anaknya pinter cukup puas dng atribut "anak saya ternyata 
terbukti pinter.."].

jika orang 'bodoh' tidak bisa sekolah dan akhirnya terpaksa
pindah sekolah yg memang dihuni oleh orang-orang bodoh yg
senasib dng dirinya. kita bisa mempertanyakan "nilai-nilai 
pendidikan" sekolah itu, juga  "nilai-nilai kristiani" yg 
menjadi merek dagangnya.

saya tidak habis mengerti aspek pendidikan kelas akselerasi.
membayangkan anak mesti berganti teman bermain setiap tahunnya.
mempercayai anak bakal frustasi jika materi pelajaran yg
diberikan terlalu ringan utk-nya? seolah tujuan pendidikan
dapat diringkas dng bbrp kata: aljabar, pasti alam.
bukan main.

salam

HBM




--- In cyber-gki@yahoogroups.com, "Mungki Sasmita" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Repotnya setiap sistem pendidikan di indonesia dilaksanakan bukan karena
> berdasarkan hasil penelitian di lapangan tapi dari konsep di
awang-awang.
> Tidak terbayangkan bahwa di negara kita tiap ganti menteri
pendidikan ganti
> kurikulum. Padahal kurikulum yang baru diberlakukan 5 tahun yang
lalu belum
> bisa dievaluasi sampai di mana tingkat keberhasilan dan kegagalannya.
> Sehingga bocah-bocah indonesia ini cuma jadi obyek eksperimen dan orang
> tuanya sebagai korban korupsi depdikbud.
> 
> Tadi pagi saya baru baca koran yang mengatakan bahwa di solo
sekarang sudah
> mulai ada beberapa sd yang membuka kelas akselerasi. Anak-anak yang
> dikategorikan jenius akan dimasukkan ke kelas itu sehingga anak tsb
dapat
> menyelesaikan sd hanya dalam waktu 4 atau 5 tahun. Ada orang tua yagn
> diwawancarai dan mengatakan bahwa ia sangat bangga karena anaknya
bisa masuk
> kelas aksel tsb "siapa yg nggak bangga kalau anak saya bisa
menyelesaikan sd
> lebih cepat ketimbang anak-anak yang lain". Tapi tidak sedkit juga
orang tua
> yang tidak berhasrat memasukkan anak-anaknya ke kelas semacam itu.
> 
> Saya tidak bisa membayangkan kalau secara normal saja anak-anak
sudah kayak
> dicemplungkan ke dalam neraka karena beban pelajaran yagn nggak
kira-kira
> (di sekolah favorit pada umumnya anak-anak sd sudah mendapat pr 3 -
4 mata
> pelajaran setiap hari plus satu atau dua ulangan harian). Lalu akan
seberapa
> besar beban yang dipikulkan kpd anak-anak yang 'dipaksa' oleh
ortunya masuk
> ke kelas akselerasi tsb? Saya sungguh sangat heran apa bangganya kalau
> anaknya dalam usia 10 tahun sudah masuk smp dan 16 atau 15 tahun
lulus sma?
> 
> Saya jadi teringat tulisan gunawan muhammad yg mengkomentari kasus wacko
> jacko yang dikatakannya bahwa sumber malapetaka dalam kehidupan si jacko
> adalah karena sejak kecil ia sudah dijadikan selebriti. Ia
kehilangan masa
> kanak-kanaknya, sehingga sekalipun ia sudah berusia 46 tahun, jacko
tidak
> pernah beranjak dewasa. Ia tetap mau menjadi anak-anak karena ia tidak
> pernah merasakan masa kanak-kanak.
> 
> Apakah sistem pendidikan model kelas akselerasi itu tidak akan
melahirkan
> generasi wacko jacko di negara kita. Bila hal ini sudah terjadi
penyesalan
> orang tua yang sebesar apapun sudah terlambat dan useless.
> 
> Mungki





_____________________________________________
Situs milis    http://groups.yahoo.com/group/cyber-gki
Situs laci     http://www.cybergki.net
Moderator      [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Administrator  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]

Klik alamat sesuai maksud, kosongkan subject dan body.
posting    cyber-gki@yahoogroups.com
nonaktif   [EMAIL PROTECTED]
aktif lagi [EMAIL PROTECTED]
berhenti   [EMAIL PROTECTED]
digest     [EMAIL PROTECTED]
daftar     [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/cyber-gki/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke