Sumber : http://www.irib.ir/worldservice/melayuRADIO/HIKMAH/kerinduan_uwais.htm

Air Mata Kerinduan Uwais AlQarani Kepada Rasul saaw

Di negeri Yaman, hiduplah seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarani yang berasal 
dari kabilah Qaran. Uwais Al-Qarani mempunyai jiwa yang bersih dan mulia. Dia 
seorang yang pintar dan selalu melakukan pencarian makna hidup. Meskipun saat 
itu dia masih belum mengenal ajaran Islam yang mulia, dia sangat menghormati 
nilai-nilai mulia kemanusiaan. Di antara sikap dan perilaku Uwais yang paling 
menonjol sekali ialah penghormatan yang besar terhadap ibunya. Dia bersikap 
amat lemah-lembut kepada ibunya yang sudah tua dan dia amat mengerti tanggung 
jawabnya sebagai anak. Dia dapat merasakan kesulitan seorang ibu dalam mendidik 
dan membesarkan anaknya. Oleh karena itu, dia melayani ibunya seperti seorang 
pelayan yang taat dan patuh. Uwais sama sekali tidak melupakan jerih payah 
ibunya.

Suatu saat, Uwais Al-Qarani mendengar kabar bahwa ada seorang nabi yang 
berhijrah dari kota Mekah ke Madinah dan sebagian dari masyarakat mengikuti 
ajaran nabi tersebut. Uwais dengan perenungannya, sampai kepada kesimpulan 
bahwa Muhammad adalah seorang nabi yang benar-benar diutus oleh Tuhan karena 
perintah dan ajaran yang disampaikan beliau berlandaskan kepada akal dan sesuai 
dengan nilai-nilai tinggi insani. Uwais mempercayai kenabian Muhammad saaw dan 
dia ingin sekali bertemu dengan beliau. Dia ingin melakukan perjalanan ke 
Madinah dan melihat sendiri keindahan hati Muhammad dari dekat. Tetapi, kondisi 
ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan membuatnya mengurungkan niatnya itu. 
Berbulan-bulan lamanya Uwais memendam harapan dan impiannya tersebut. Sampai 
suatu hari, dia mengambil keputusan untuk menceritakan  keinginannya itu kepada 
ibunya.

Uwais dengan sopan duduk di hadapan ibunya dan berkata, "Wahai ibu, aku tidak 
dapat menahan hati untuk bertemu dengan seorang lelaki yang telah diutus 
sebagai nabi. Engkau pun tahu bahwa anakmu ini tidak pernah berfikir tentang 
hal-hal selain dari kebaikan dan kebenaran. Jika ibu mengizinkan, aku ingin 
sekali pergi menemui Rasul Tuhan itu dari dekat."



Ibu Uwais yang amat terkesan melihat kesungguhan dan gelora keinginan anaknya 
untuk bertemu dengan Nabi, berkata, "Wahai anakku, aku izinkan engkau untuk 
pergi ke Madinah, tetapi aku minta supaya setelah engkau bertemu dengan Nabi 
segeralah engkau pulang ke Yaman dan janganlah engkau berlama-lama di sana."

Dengan penuh gembira, Uwais menerima permintaan ibunya itu dan dia pun 
melakukan perjalanan untuk pergi ke Madinah. Meskipun perjalanan begitu jauh 
dan menyulitkan, namun semangat dan keinginannya yang besar untuk bertemu Nabi 
menyebabkan dia merasa begitu gembira hingga tidak merasa lelah dalam 
perjalanan. Siang dan malam dia tempuh perjalanan tanpa menghiraukan kesulitan 
dan kelelahan yang menderanya. 

Akhirnya, sampailah Uwais Al-Qarani ke kota Madinah. Dengan tidak sabar lagi, 
dia bertanya ke sana kemari untuk mencari Nabi Muhammad. Tetapi, berita yang 
didapatkannya amat mengecewakan. Orang-orang Madinah memberi tahu Uwais bahwa 
Nabi sedang keluar dari kota untuk beberapa hari. Begitu Uwais mendengar berita 
ini, dia mengeluh panjang dan terduduk di atas tanah. Segala kelelahan terasa 
menimpa seluruh tubuhnya. Sedemikian besar rasa kecewa yang menyelubunginya 
sehingga dia menangis sejadi-jadinya. Orang-orang membujuknya dengan mengatakan 
bahwa dia bisa tetap tinggal di Madinah dan menjadi tamu mereka sampai 
Rasulullah kembali dari perjalanannya. Tetapi Uwais berkata bahwa dia mempunyai 
seorang ibu tua yang sedang menanti kepulangannya.

Uwais mengambil keputusan untuk segera pulang ke Yaman meskipun dia belum 
berhasil menemui Nabi, demi melaksanakan janjinya kepada sang ibu. Dia berkata 
kepada para sahabat dan keluarga Nabi, "Aku terpaksa pulang ke Yaman. Aku minta 
pada kalian, jika Rasulullah pulang, sampaikanlah salamku kepadanya."

Beberapa hari kemudian Rasulullah saaw pulang ke Madinah. Ketika beliau 
mendengar kisah Uwais, beliau memujinya dan berkata, "Uwais telah pergi, namun 
cahayanya tetap tinggal di rumah kami. Angin sepoi dan aroma wewangian syurga 
bertiup ke arah Yaman. Wahai Uwais! Aku juga ingin sekali menemuimu. Sahabat 
ku, siapapun di antara kalian yang bertemu dengan Uwais, sampaikanlah salamku 
kepadanya." Dalam sejarah dikatakan bahwa memang Uwais tidak pernah dapat 
bertemu dengan Rasulullah. Tetapi, karena pengorbanan yang telah dilakukannya 
buat ibunya, namanya tercatat abadi dalam sejarah.

Kami akhir artikel ini dengan mengutip dua hadis Rasulullah saaw: 

 "Tuhan memanjangkan usia orang-orang yang melakukan kebaikan kepada orang tua 
mereka." 

 "Siapa saja yang menggembirakan hati ibu dan bapaknya, Tuhan juga akan 
menggembirakan mereka dan siapa saja yang membuat ibu bapa mereka marah, Tuhan 
juga akan murka terhadap mereka."





===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke