Mawas Diri 
  Oleh : Ety Setianingsih 

  Di sepanjang zaman, kemiskinan menjadi momok bagi manusia. Karena, ketiadaan 
materi identik dengan kesusahan dan kehinaan. Karena itu pula, dari dulu hingga 
kini, manusia berlomba memburu materi untuk membunuh kemiskinan. Hal itu 
manusiawi karena kecintaan kepada materi adalah fitrah manusia.
  ''Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang 
diingini, yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, 
kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan 
hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik.'' (QS Ali-Imran: 
14). Harta atau materi memang hal yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan 
kita. Tapi, jelas tersurat di akhir ayat di atas bahwa harta bukanlah 
segalanya. Semua itu hanya untuk kesenangan dunia yang tak akan dibawa saat 
kembali ke haribaan-Nya.
  Karena itu janganlah sampai kesibukan mencari harta benda membuat kita lalai 
untuk beribadah kepada-Nya. Dalam Alquran diceritakan seorang ahli ibadah yang 
karena kepentingan-kepentingan materi akhirnya tidak taat lagi kepada Allah 
SWT. ''Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan 
kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia 
melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti setan (sampai tergoda), 
maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.'' (QS Al- A'raf: 175).
  Becermin dari ayat di atas, kita saksikan banyak orang yang ketika miskin 
sangat rajin beribadah kepada Allah SWT. Tetapi, setelah kaya mereka 
meninggalkan ibadah karena terlalu sibuk dengan kekayaannya. Inilah tanda-tanda 
orang yang lupa diri yang sering berujung dengan kesombongan dan takabur, sifat 
yang dibenci Allah SWT. Qarun adalah contoh konkret akan sifat orang kaya yang 
lupa diri itu.
  Seperti tertera di surat Al-Qashash ayat 76 sampai 82, Qarun yang sombong 
mengatakan bahwa harta benda yang dimilikinya adalah hasil pengetahuannya 
sendiri. Akhirnya Allah SWT membenamkannya ke dalam bumi bersama harta 
bendanya. Jadilah Qarun orang yang merugi. Jangan sampai kita tersesat seperti 
Qarun. Untuk itu kita harus mawas diri. Dengan mawas diri, kita tidak akan 
sombong bila dikaruniai banyak harta. Sebaliknya tidak akan terlampau sedih 
bila diuji dengan kemiskinan.
  Itulah ciri-ciri orang yang bertakwa. Dan memang hanya orang bertakwa yang 
akan selamat dari dunia sampai akhirat. ''Itulah kampung akhirat, Kami adakan 
untuk orang-orang yang tidak sombong di muka bumi dan tiada membuat bencana. 
Akibat (yang baik), untuk orang-orang yang takwa.'' (QS Al-Qashash: 83).
   
   Republika  : Jumat, 10 Maret 2006



Yathie 
(hidup ini hanya sekali, maka janganlah disia-siakan. Mari kita kembali kepada 
niat yang baik InsyaAlloh akan mendapatkan yang baik pula.....Amien)

                        




===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke