Seks di Media Bangkitkan Nafsu Remaja

  Jakarta, Senin  03 April 2006, 18:31 WIB                           
  Media yang banyak menampilkan gambaran seks meningkatkan nafsu para remaja 
untuk melakukan hubungan seks. Itulah hasil kesimpulan dari survei yang 
dilakukan terhadap 1.017 remaja berkulit hitam dan berwarna berusia antara 12 
hingga 14 tahun.
   
  Para peneliti menganalisis pengaruh 308 acara televisi, film, lagu, dan 
majalah yang biasa dikonsumsi para remaja. Mereka juga mengukur berapa besar 
konsumsi setiap remaja terhadap media yang menampilkan gambaran seks tersebut. 
Perilaku seks setiap remaja kemudian diukur dua tahun kemudian.
   
  Hasilnya, para remaja berkulit putih yang mengonsumsi media berisi banyak 
gambaran seks punya keinginan melakukan hubungan seks dua kali lipat 
dibandingkan yang mengonsumsi media biasa. Sedangkan pada remaja berkulit 
berwarna, kecenderungan tersebut tidak terlihat.
   
  "Para remaja cenderung melihat media hiburan untuk mencari informasi tentang 
seks karena mereka tidak mendapatkannya dari sumber lainnya," kata Jane Brown, 
seorang profesor dari University of North Carolina. Investigator utama 
penelitian ini berpendapat, media bukanlah alat pendidikan seks yang terbaik. 
Menurutnya, kebanyakan media cenderung mengabaikan tiga pegangan utama dalam 
berhubungan seks, yaitu komitmen, kontrasepsi, dan konsekuensi.
   
  Para peneliti menemukan, cara terbaik untuk mencegah remaja memiliki 
keinginan berhubungan seksual sejak dini ditentukan pada peran orang tua. 
Mereka seharusnya menyampaikan topik seksual secara terbuka pada anak-anaknya.
   
  Baik remaja berkulit putih maupun berwarna yang orang tuanya dengan tegas 
melarang mereka melakukan aktivitas seks cenderung sedikit yang sudah 
melakukannya sejak usia 16 tahun. Namun, cenderung lebih banyak yang telah 
melakukan hubungan seks pada usia tersebut pada remaja yang tidak memperoleh 
penjelasan baik dari orang tuanya.
   
  Para peneliti yakin, guru di sekolah, orang tua di rumah, dan media 
seharusnya mendidik para remaja dengan memberikan paparan tentang seks yang 
benar. Dengan demikian, para remaja memiliki alasan yang cukup untuk menentukan 
pilihan dalam kehidupan seksnya.
   
  "Jika tidak, media akan tetap menjadi pemicu bangkitnya keinginan remaja 
untuk berhubungan seks," kata Brown. Hal tersebut, lanjut Brown, tentu saja 
tidak baik dalam perkembangan kehidupan mereka. 






===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to