http://www.hudzaifah.org/Article362.phtml

Kisah Seorang Pemuda, Mati Satu Tumbuh Seribu 

Posted by: abusafar on Thursday, May 11, 2006 - 05:00 PM

Hudzaifah.org - Pada zaman dahulu kala, sebelum zaman Nabi Muhammad SAW,
hiduplah seorang raja. Dia memiliki seorang tukang sihir yang sudah tua.
Suatu ketika, tukang sihir ini berkata kepada raja, "Sesungguhnya saya telah
lanjut usia, maka utuslah kepada saya seorang pemuda agar saya mengajarinya
ilmu sihir." Si tukang sihir ini menginginkan agar ada generasi muda yang
dapat meneruskan ilmu sihirnya. Lalu sang raja mengutus seorang pemuda
kepadanya untuk diajari ilmu sihir.

Ketika dalam perjalanan, pemuda yang diutus itu menjumpai seorang Rahib
(seorang Nasrani yang ahli ibadah). Lalu pemuda itu duduk di hadapan sang
Rahib dan mendengarkan ucapannya. Ternyata Pemuda ini terkesan dengan
perkataan sang Rahib.

Akhirnya, setiap kali pemuda ini ingin menemui si Tukang Sihir, ia selalu
menemui si Rahib dahulu untuk duduk kepadanya. Setelah itu barulah dia
menemui si Tukang Sihir. Dan setiap kali dia bertemu si Tukang Sihir, pemuda
ini selalu dipukul karena selalu terlambat. Terlambat gara-gara selalu
menemui si Rahib dalam perjalanan.

Karena selalu dipukul, pemuda ini melaporkannya kepada si Rahib. Rahib lalu
menanggapinya, "Kalau kamu takut tukang sihir, maka katakanlah: 'Saya
tertahan oleh keluarga saya', dan apabila kamu takut pada keluargamu, maka
katakanlah: 'Saya tertahan oleh Tukang Sihir.'"

Nah, pada suatu hari Pemuda ini memergoki seekor binatang besar yang
merintangi orang banyak. Lalu dia berkata, "Hari ini saya akan mengetahui,
tukang sihir yang lebih afdhal ataukah rahib yang lebih afdhal?"

Lalu dia ambil sebuah batu dan berdoa, "Ya Allah, jikalau perkara sang Rahib
yang lebih Engkau cintai daripada perkara tukang sihir, maka bunuhlah hewan
ini sehingga orang-orang bisa berlalu."

Kemudian dia lemparkan batu itu dan berhasil membunuhnya. Sehingga orang
lain pun dapat meneruskan perjalanan.

Akhirnya, Pemuda ini mendatangi Rahib dan menceritakan kejadian barusan
kepadanya. Menanggapi hal tersebut, Rahib berkata, "Hai Putraku, engkau
sekarang lebih utama daripada aku, perkaramu telah sampai pada apa yang aku
lihat. Dan sesungguhnya engkau bakal diuji. Jika engkau benar-benar diuji
maka janganlah engkau menunjukkan kepada aku."

Singkat cerita, maka jadilah Pemuda ini sebagai orang yang bisa menyembuhkan
buta bawaan, sopak, dan mengobati orang-orang dari semua penyakit (dengan
izin Allah).

***

Suatu ketika, ada seorang buta yang mendengar tentang hal ini. Si buta ini
adalah teman dekat Raja. Dia lalu mendatangi pemuda itu dengan membawa
hadiah yang melimpah. Si Buta berkata, "Semua yang ada di sini adalah
untukmu jika kamu bisa menyembuhkan aku."

Lalu si Pemuda tadi menanggapinya, "Sesungguhnya aku tidak bisa menyembuhkan
seorangpun. Sesungguhnya yang menyembuhkan itu adalah Allah Ta'ala. Jika
Anda beriman kepada Allah Ta'ala saya akan memohon kepada Allah, maka Dia
pasti menyembuhkanmu."

Kemudian si Buta beriman kepada Allah, dan Allah membuatnya sembuh.

Orang yang tadinya buta itu kemudian mendatangi raja dan duduk menemaninya
sebagaimana selama ini ia duduk menemani Raja. Sang Raja melihat dia sudah
tidak buta lagi. Kemudian bertanya, "Siapa yang telah mengembalikan
kebutaanmu ini?"

"Tuhanku dan Tuhan Anda adalah Allah" jawab teman Raja itu.

Akibat perkataannya itu sang Raja menghukum dan terus menyiksanya, sampai ia
menunjukkan tentang adanya seorang Pemuda. Akhirnya Pemuda itu pun
didatangkan dan Raja berkata kepadanya, "Hai Putraku, sihirmu telah sampai
pada tingkat menyembuhkan penyakit buta bawaan, sopak, dan engkau telah
berbuat dan berbuat!"

Maka si Pemuda menjawabnya, "Sesungguhnya saya tidak bisa menyembuhkan siapa
pun. Sesungguhnya yang menyembuhkan itu adalah Allah Ta'ala." Akibat
perkataannya itu, sang Raja menghukumnya dan terus menyiksanya, hingga ia
memberitahu adanya seorang Rahib.

Akhirnya si Rahib didatangkan pula. Raja berkata kepadanya, "Tinggalkan
agamamu!" Tapi si Rahib menolaknya.

Sehingga Raja memerintahkan untuk mengambil gergaji. Gergaji itu diletakkan
di tengah kepalanya, lalu dibelahnya kepala itu, hingga robohlah kedua
belahannya.

Kemudian teman dekat Raja yang sudah tidak buta itu dihadirkan lagi. Sang
Raja berkata kepadanya, "Tinggalkan agamamu itu!" Dia pun menolaknya. Maka
gergaji diletakkan di tengah-tengah kepalanya, dan dia dibelah hingga roboh
kedua belahannya itu.

Kemudian si Pemuda itu dihadirkan. Sang Raja berkata kepadanya, "Tinggalhkan
agamamu!" Sang Pemuda menolaknya. Sehingga sang Raja menyodorkan pemuda ini
kepada sekelompok sahabatnya. Sang Raja memerintahkan, "Pergilah, bawa ia ke
gunung ini dan itu, dan jika kamu telah sampai pada puncaknya, maka jika ia
meninggalkan agamanya, bebaskan dia. Tetapi jika tidak, maka lemparkan dia."

Sekelompok sahabat Raja tadi membawa pemuda itu ke pergi ke puncak gunung.
Pemuda itu pun berdo'a, "Ya Allah, cukupkanlah saya terhadap mereka dengan
sesuatu yang Engkau kehendaki."

Lalu tiba-tiba gunung bergetar, menggoncang para sahabat Raja dan mereka
berjatuhan.

Akhirnya Pemuda tersebut berjalan menuju Raja. Raja heran dan bertanya
kepadanya, "Apa yang telah dilakukan oleh sahabat-sahabatmu?"

"Allah ta'ala telah mencukupi aku terhadap mereka" jawab Pemuda itu.

Akhirnya sang Raja menyerahkan Pemuda ini kepada sekelompok sahabatnya lagi.
Dia memerintahkan, "Bawalah dia dan naikkan dia di atas sebuah perahu hingga
ke tengah laut. Jika dia menginggalkan agamanya, maka lepaskan. Jika tidak,
maka ceburkan dia."

Maka sekonyong-konyong para sahabat Raja itu membawanya. Si Pemuda ini lalu
berdoa lagi, "Ya Allah, cukupkanlah saya terhadap mereka dengan sesuatu yan
Engkau kehendaki."

Maka tiba-tiba kapal pun terbalik dan mereka mati tenggelam.

Pemuda ini lalu berjalan lagi mendatangi Raja. Raja terheran-heran lagi, dan
dia bertanya, "Apa yang telah dilakukan oleh sahabat-sahabatmu?"

Si Pemuda menjawabnya, "Allah Ta'ala telah mencukupi aku terhadap mereka."
Lantas Pemuda ini berkata lagi, "Sesungguhnya Anda tidak bisa membunuh saya
hinga Anda mau mengerjakan apa yang saya perintahkan kepada Anda."

"Apa itu?" tanya Raja.

"Anda kumpulkan orang-orang dalam satu tanah lapang, dan Anda salib saya di
atas pohon korma. Kemudian ambillah satu anak panah dari tempat penyimpanan
anak panah saya. Kemudian letakkan anak panah tepat pada tengah-tengah
busur, kemudian ucapkanlah: 'Dengan menyebut nama Allah, Tuhannya Pemuda
ini'. Kemudian panahlah saya. Maka sesungguhnya jika Anda melakukan hal
tersebut maka Anda pasti bisa membunuh saya", jawab Pemuda itu dengan rinci.

Akhirnya sang Raja menuruti saran Pemuda itu. Dia kumpulkan orang-orang
dalam satu tanah lapang. Dia juga menyalib Pemuda itu di atas batang pohon
korma. Kemudian dia ambil satu anak panah dari kantongnya, dia letakkan di
tengah-tengah busur panah, dan dia mengucapkan, "Dengan menyebut nama Allah,
Tuhannya pemuda ini." Kemudian dia bidikkan anak panah itu kepadanya. Anak
panah itu tepat mengenai pelipis Pemuda itu. Si Pemuda meletakkan tangannya
pada pelipisnya, kemudian dia meninggal.

Dari peristiwa itu, maka ternyata orang-orang banyak yang mengatakan, "Kami
beriman dengan Tuhannya pemuda ini."

Lalu Sang Raja diberitahu tentang kondisi tersebut. Dia mendapatkan laporan,
"Apakah Anda melihat apa yang dulu Anda khawatirkan? Orang-orang telah
beriman."

Sang Raja lalu memerintahkan menggali parit di mulut-mulut jalan yang ada di
antara rumah-rumah. Parit pun di gali dan api dikobarkan di dalamnya.

Raja lalu berkata, "Siapa yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkan
ia ke dalamnya!" Sehingga setiap orang yang tidak mau keluar dari agamanya,
diperintahkan Raja, "Masuklah (ke dalam parit)!" Mereka melakukan hal
tersebut terus menerus hingga datang seorang wanita. Bersama wanita ini juga
ada seorang pemuda cilik miliknya. Wanita itu enggan untuk menceburkan diri
ke dalam api. Maka si pemuda cilik tersebut berkata kepadanya, "Ibu,
bersabarlah. Sesungguhnya engkau berada di atas yang benar."

HIKMAH KISAH

Demikianlah sebuah kisah nyata yang disampaikan dari Rasulullah SAW. Banyak
hikmah yang bisa kita ambil dalam kisah ini. Di antaranya, bahwa pengorbanan
nyawa seorang pemuda yang istiqomah beriman kepada Allah, justru telah
menjadikan masyarakat luas ikut beriman kepada Allah. Pengorbanan pemuda itu
bahkan turut menjadikan seorang anak cilik beriman kepada Allah, dan si
cilik itu meneguhkan pendirian ibunya. Subhanallah. Sungguh luar biasa
pengorbanan di jalan Allah. "Mati satu tumbuh seribu"... []

Maraji' : Hadits Riwayat Bukhari
  
http://www.hudzaifah.org/Article362.phtml






===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================================




SPONSORED LINKS
Bali indonesia hotel Bali indonesia Indonesia hotel
Bali indonesia vacation Bali indonesia travel


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke