Sumber:http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=8&id=3033     Tawadhu’  
 

-->“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang – orang mukmin yang 
mengikutimu��� (QS Asysu’ara (26): 215) 

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi orang yang tawadhu’? orang yang 
tawadhu’ itu adalah orang yang memiliki akhlak mulia yang menggambarkan 
keagungan jiwa, kebersihan hati dan ketinggian derajat pemiliknya. Rasulullah 
SAW bersabda: 

“Barangsiapa yang bersikap tawadhu’ karena mencari ridho Allah maka Allah akan 
meninggikan derajatnya. Ia menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam 
pandangan orang lain ia sangat terhormat. Barangsiapa yang menyombongkan diri 
maka Allah akan menghinakannya. Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam 
pandangan orang lain ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan 
babi��� (HR. Al-Baihaqi) 

Mawlana Sulthanul Awliya’ Syaikh ‘Abdullah Faiz ad-Daghestani berkata, 
“Mengapakah Nabi Muhammad SAW., menjadi seseorang yang paling terpuji dan 
terhormat di Hadirat Ilahi? Karena beliau-lah yang paling rendah hati di antara 
seluruh ciptaan (makhluq) Allah.��� Beliau selalu duduk seakan bagai 
seorang hamba di hadapan tuan pemiliknya, dan selalu pula makan sebagai seorang 
hamba atau pekerja yang makan di hadapan tuan pemiliknya. Beliau tak pernah 
duduk di atas meja. 

Karena itulah, tak seorang pun mencapai kedudukan seperti beliau di Hadirat 
Ilahiah, tak seorang pun dihormati dan dipuji di Hadirat Ilahiah sebanyak 
Penutup para Nabi, Muhammad SAW. Karena itulah, Allah SWT memberikan salam bagi 
beliau, dengan mengatakan: “As-Salaamu ‘Alayka Ayyuha an-Nabiyyu���, 
“Keselamatan bagimu, wahai Nabi!���. Allah SWT tidak mengatakan, 
“Keselamatan bagimu, wahai Muhammad���. Tidak!! Melainkan, “Keselamatan 
bagimu, Wahai Nabi!��� Dan kita kini mengulangi salam dari Allah SWT. 
bagi Nabi SAW., tersebut minimal sembilan kali dalam shalat-shalat harian kita, 
saat kita melakukan tasyahhud. 

Salam Ilahiah ini tidaklah dikaruniakan bagi siapa pun yang lain. Ini adalah 
puncak tertinggi suatu pujian dari Tuhan segenap alam bagi Nabi-Nya. Beliau 
telah mencapai suatu puncak tertinggi di mana tak seorang pun dapat 
mencapainya, semata karena kerendahhatiannya. Karena itu pula, beliau mewakili 
Keagungan Allah dalam seluruh ciptaan-Nya. Ego Sang Nabi telah habis dan 
berserah diri kepada Allah SWT., tak seperti kita, yang selalu terkalahkan oleh 
egonya sendiri. Seperti misalnya ketika penulisan nama seseorang, kita lupa 
tidak mencantumkan Bapak atau Ibu atau pangkat atau jabatan orang tersebut. 
Maka, bisa jadi orang tersebut akan marah karena merasa tidak di hormati atau 
tidak dihargai. Dan ini saya rasakan ketika saya mencetak kartu undangan 
pernikahan. Saya serahkan data-datanya ke percetakan, setelah selesai dicetak 
ada satu nama yang tidak memakai bapak. Dan apa yang terjadi, yang punya nama 
itu marah dan tidak hadir dalam acara pernikahan tersebut karena merasa
 tidak dihormati atau dihargai. 

Mengapa ego kita selalu saja mendominasi gerak langkah kita? Bisa jadi, karena 
kita membiarkan setan mengajari diri kita dengan tipu muslihatnya. Kita diajari 
oleh setan, bagaimana menjadi orang yang terhormat atau menjadi orang yang 
pertama. Dan kita juga diajari oleh setan bagaimana memiliki ego seperti egonya 
Fir’aun, Namrudz, Qarun dan lain sebagainya. Karena itulah, setiap orang kini 
ingin mewakili egonya mereka, bukan untuk mewakili sang penutup para Nabi yaitu 
Nabi Muhammad SAW. 

Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau kita menjadi wakil sang penutup para 
Nabi, bukan sebagai wakil-wakilnya setan yang menyesatkan, yang kesananya akan 
menjerumuskan kita kedalam azabnya Allah SWT dalam neraka-Nya. Maka, untuk 
menjadi orang yang mewakili sang penutup para Nabi, kita harus memiliki akhlak 
seperti beliau, yang salah satunya adalah tawadhu’ (rendah hati). Karena sifat 
ini telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada beliau supaya orang-orang tidak 
bersikap sombong kepada yang lain, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah 
SAW:

Dari Iyadl bin Himar ra. Berkata Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah telah 
memberi wahyu kepadaku yaitu kamu sekalian hendaklah bersikap tawadhu’ 
(merendahkan diri) sehingga tidak ada seseorang bersikap sombong kepada yang 
lain, dan tidak ada seseorang menganiaya yang lain.��� ( HR. Muslim ). 

Dan, Abdullah bin Jarullah dalam kitabnya Fadhlu At-Tawadhu wa Dzamu Al-Kibr 
memberi gambaran kepada kita tentang tanda-tanda orang yang tawadhu’, dia 
mengatakan bahwa ada enam tanda-tanda tawadhu’ yang harus kita miliki: 

PERTAMA, engkau menonjolkan diri terhadap sesamamu, maka engkau sombong. Dan 
apabila engkau menyatu dalam kebersamaan dengan mereka maka engkau tawadhu’. 

KEDUA, apabila engkau berdiri dari tempat dudukmu dan mempersilahkan orang 
berilmu dan berakhlaq duduk di tempatmu, maka engkau tawadhu’. 

KETIGA, apabila engkau menyambut orang biasa dengan ramah dan wajah yang 
menyenangkan, dengan kata-kata yang akrab, memenuhi undangannya, maka engkau 
tawadhu’. 

KEEMPAT, apabila engkau mengunjungi orang yang lebih rendah setatus sosialnya 
atau yang sederajat denganmu, atau membawakan barang-barang bawaan yang ada 
ditangannya, maka engkau tawadhu’. 

KELIMA, apabila engkau mau duduk bersama fakir miskin, menjenguk yang sakit, 
orang-orang yang cacat, memenuhi undangan mereka, makan bersama mereka, maka 
engkau orang yang tawadhu’. 

KEENAM, apabila engkau makan dan minum secara tidak berlebihan dan tidak untuk 
demi gengsi, sekali lagi engkau tawadhu’. 

Sahabat-sahabat sekalian, semoga tanda-tanda tawadhu’ yang seperti disebutkan 
di atas dapat kita miliki, sehingga kita termasuk orang-orang yang mewakili 
sang penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad SAW. Amiin.[] 

Wallahu A’lam 
[EMAIL PROTECTED] 

                




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/vbOolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke