Sumber: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=8&id=3248     

Izzah Kita Untuk Siapa?   

-->Kalau kita suka nonton bola kita akan melihat bagaimana kepala-kepala tegak 
dari suatu tim karena tim mereka menang, izzah mereka kuat, mereka punya 
kebanggaan dan dalam kegembiraan yang sangat. Setiap orang merasa memiliki 
kemenangan itu walaupun hanya 11 orang yang bermain dan satu pelatih. Kesediaan 
mereka yang menonton untuk menghadirkan perasaan dan harapan pada perjuangan 11 
orang itu menjadikan mereka satu. Allah SWT kurang lebih sama, DIA menghargai 
kesediaan orang -orang yang menghadirkan perasaannya untuk takwa, terfokusnya 
perhatian hanya untuk kemenangan agama Allah SWT, menangis jika kalah, dan 
bersedia bahu-membahu dengan kaum muslimin yang lain yang tidak kita kenal 
untuk memperjuangkannya. Izzah yang sebenarnya adalah kekuatan yang tumbuh atas 
dasar kemenangan dan perjuangan, tanpa kemenangan tidak ada harga diri dan 
harga diri itu hanya bagi Allah, Rasul-Nya dan kaum Muslimin. Maka, mulailah 
dengan melawan hawa nafsu begitu kata Rasul SAW.

Kaum Muslimin sekarang terperangkap oleh tipu muslihatnya setan la'natullah, 
sehingga tertutup dari menemukan harga dirinya. Sedikit sekali pencarinya, 
kalaupun ada pencari sedikit pembimbingnya. Muslimin sekarang kurang lebih 
seperti remaja yang sedang mencari jati diri yang hilang, banyak kegilaan, 
banyak kepahitan, ragu dan salah pengertian. Maka tidak sedikit yang 
menggadaikan izzahnya demi kepuasan sesaat, kepuasaan semu yang tidak abadi. 
Dan hanya orang-orang munafiklah yang berani menggadaikan izzahnya demi sesuatu 
yang fana. Padahal Allah SWT berfirman, 

"...Kekuatan (harga diri) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi 
orang-orang mu'min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui." (QS. 
Al-Munafikun (63): 8)

Yahya bin Mu'adz mengatakan, "Menjauhi dunia ini adalah kesusahan, namun 
kehilangan surga jauh lebih menyusahkan lagi. Menjauhi dunia adalah mahar bagi 
akhirat." Dia juga mengatakan, "Dalam mengejar dunia terdapat kenistaan jiwa, 
sedangkan dalam mengejar akhirat terdapat harga diri. Sungguh mengherankan jika 
orang lebih memilih kenistaan demi mengejar sesuatu yang pasti akan musnah, dan 
menjauhi kemuliaan dalam mengejar sesuatu yang pasti akan kekal."

Bagi seorang mu'min, hidup tidak sekedar mengisi perut dan menyambung nafas. 
Ada pemaknaan jauh lebih tinggi, terhormat, dan mengantarkan kita pada harga 
diri kemanusiaan yang paling tinggi yaitu sebagai khalifah fil ardhi. Wakil 
Allah dimuka bumi, yang tugasnya hanya kepada Allah, memakmurkan bumi, dan 
berjuang demi menegakkan agama Allah. 

Itu semakin menegaskan, bahwa kita harus mendekat kepada Allah. Dengan beragam 
amal keshalihan. Agar, dengan amal-amal itu, Allah berkenan menurunkan 
berkah-berkah-Nya, dalam bentuk apapun, yang menjadi penguat perjalanan hidup 
kita. Sehingga kita menjadi pemenang dalam meraih harga diri yang hakiki yang 
akan mengantarkan pemiliknya ke dalam surga-Nya. Dan semuanya itu karena 
pertolongan-Nya. Allah SWT berfirman,

Idza jaa anashrullaahi wal fath! 
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, (QS. 110:1)

Waraitannaasa yadkhuluuna fii diinillaahi afwaajaan.. 
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, (QS. 110:2)

Kalau sudah menang, berbondong-bondong orang mengagungkan Islam, yang sudah 
lama tahu, yang baru tahu, yang tadinya ragu dan lain-lain (ibarat penonton 
bola) - itu hasil dari euphoria kemenangan semuanya bilang si fulan itu hebat, 
si fulan ini kuat, dan si fulan ini bener pokoknya semua positif!

Fasabbih bihamdi Rabbika wastaghfirhu, innahuu kaana tawwaabaa 
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun 
kepada-Nya.Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. 110:3)

Kalau orang menang, mereka biasanya menyebut nama Tuhan, dan biasanya suka ada 
kecenderungan untuk lebih baik lagi wastaghfir.. merubah diri mereka, lalu 
karakternya menjadi lebih alim, lebih terdidik, lebih soleh apapun bentuknya 
sebagai bukti taubat. 

INGAT!!! Tanpa pertolongan Allah SWT kemenangan itu tidak ada, tanpa ada 
kemenangan, tidak ada harga diri...

Betul, dan layaknya tafsir ibnu abbas, firman mengenai kemenangan ini turun 
sebagai tanda telah dekatnya ajal Rasulullah SAW, maka ingat, kalau generasi 
umat Islam sekarang diangkat lagi izzahnya menang melalu pertolongan Allah SWT 
lewat tangan imam Mahdi dan Nabi Isa AS, berarti ajal dunia ini (kiamat) sudah 
diufuk mata. Untuk saat ini kompetisi belum berimbang, kaum mukminin belum 
memiliki pelatih yang mumpuni semumpuni Rasullulah SAW, padahal calon pemainnya 
begitu banyak dan berilmu tinggi, cuma sayang, mentalitas teamnya belum ada! 


Wallahu A'lam
arie & [EMAIL PROTECTED]

                





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/vbOolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke