Assalaamu’alaikum wr. wb.
 
 
PUASA DITINJAU DARI SEGI KESEHATAN
 
            Puasa bukan sekedar kewajiban. Bukan hanya mendatangkan pahala.
Dan tidak pula sekedar melebur dosa. Akan tetapi lebih jauh lagi dari itu.
 
            Banyak hikmah-hikmahnya yang terkandung di dalamnya. Maka kalau
dikaji dengan seksama, diteliti dan dianalisa, akhirnya akan bermuara kepada
suatu kesimpulan, bahwa puasa itu merupakan kebutuhan, baik itu rohani
maupun jasmani. Dengan berpuasa, jiwa akan tenang, pikiran akan damai.
Sementara jasmani akan semakin segar dan tegar.
 
            Hal ini sejalan dengan apa yang disabdakan nabi, dalam salah
satu hadisnya yang berbunyi: “Shuumuu tashih-huu” (berpuasalah kamu nanti
akan sehat)
 
            Para dokter dan pakar-pakar kesehatan mencoba mengkaji dan
menganalisa hadis Nabi ini sampai di mana kebenarannya. Ternyata kebenaran
hadis Nabi ini tidak bisa dipungkiri. Banyak dokter-dokter yang mengakuinya.
Bukan hanya sekedar mengakui, akan tetapi mereka ikut menjalankannya. Bahkan
kepada pasien-pasien mereka, tidak jarang mereka perintahkan untuk berpuasa
sebagai alat pengobatan.
 
            Salah seorang pakar kesehatan yang bernama Dr. Wernan Macfadan
mengatakan: “Saya tertarik dan percaya bahwa puasa sanggup menyembuhkan
segala macam penyakit di mana segala usaha pengobatan lainnya telah
mengalami kegagalan”. Justru itulah, maka puasa ini bukan hanya sekedar
kewajiban, akan tetapi sudah merupakan kebutuhan.
 
            Menurut analisa atau hasil penyelidikan Dr. Robert Partolo dari
Amerika, puasa adalah usaha yang sangat baik untuk menyelamatkan tubuh
manusia dari kuman-kuman, diantaranya kuman syphilis yang banyak
membinasakan darah manusia.
 
            Dr. Peter Schimidberger dalam bukunya “Zero diet” menjelaskan,
bahwa puasa bukan sekedar untuk melangsingkan tubuh, akan tetapi merupakan
sarana yang paling efektif untuk penyembuhan berbagai macam gangguan tubuh.
Dengan puasa akan membuat larutnya gumpalan lemak (Kolestrol) bersama dengan
sisa-sisa makanan yang mengandung zat-zat beracun.
 
            Demikian juga zat putih telur yang menumpuk dalam tubuh ikut
menjadi larut. Maka dengan jalan demikian itu, keseimbangan pembagian zat
asam antara pembuluh darah dan sel-sel lain yang dengan sendirinya membawa
pengaruh yang begitu baik terhadap kesehatan tubuh.
 
 
Kesepakatan ahli medis
            Sebagian besar (jumhur) ahli-ahli kesehatan sepakat mengatakan,
bahwa alat pencernaan (perut) adalah merupakan sumber dari berbagai macam
penyakit. Hal ini sejalan dengan ajaran Nabi yang dilukiskan para hukamah
yang berbunyi: “ Al-bithnu ashlid-daai wal miyatu ashlud-dawaa i “  (Perut
itu pangkal segala penyakit, dan memeliharanya itu pangkal dari pada
pengobatan)
 
            Perut adalah merupakan terminal dalam tubuh. Tempat berlabuh dan
berhenti segala makanan dan minuman. Ikan, daging, nasi, sayur, dan segala
macam bertumpuk di sana dan tersimpan dalam beberapa waktu. Justru itulah
perut perlu dibersihkan setidaknya sekali dalam setahun dengan jalan
mengerjakan puasa.
 
            Kalau kita ibaratkan kepada mesin industri atau mesin mobil,
maka puasa merupakan servis besar yang dilakukan sekali dalam setahun. Mesin
apabila bekerja terus menerus tanpa istirahat dan tanpa diservis akan
membuat mesin cepat aus dan cepat rusak. Demikian juga halnya dengan perut
yang merupakan mesin yang sehari-hari mengolah berbagai macam makanan dan
minuman, yaitu memerlukan istirahat dan servis. Maka istirahat dan servis
bagi perut adalah puasa.
 
            Kalau kita balik-balik lembaran hadis Nabi, maka akan terbacalah
oleh kita nanti, betapa peranan perut dalam tubuh manusia. Menurut
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa: “Perut adalah
seumpama kolam air dalam tubuh manusia. Dan pembuluh darah terus mengalir ke
sana untuk diisi. Kalau perut itu sehat, maka kesehatanlah yang dibawa
kembali oleh pembuluh darah itu. Tapi kalau perut itu kotor, maka penyakit
pulalah yang dibawanya.”
 
            Dengan berpuasa berarti memberi peluang kepada tubuh untuk
membuang segala racun dari sisa-sisa makanan dalam tubuh dengan jalan
mengosongkannya. Dr. Med. Ahmad Ramali mengatakan, bahwa istirahat yang
diberikan oleh alat pencernaan makanan, tidak lain akan menambah tenaga
(energi). Seperti halnya membiarkan ladang beberapa lama, untuk
mengembalikan kesuburannya.
 
Faktor Psikologis
            Dr. Carel yang pernah mendapat hadiah nobel mengatakan:
“ketentraman yang ditimbulkan karena ibadah dan do’a, merupakan pertolongan
besar pada pengobatan.”
 
            Maka kalau kita kaitkan antara ibadah puasa dengan kejiwaan
(Psikologis) sebagai alat penyembuh suatu penyakit, memang mempunyai
hubungan yang cukup erat. Sebab ibadah puasa membuat pikiran menjadi tenang
dan hati menjadi damai. Disamping itu membuat seseorang menjadi lebih
gembira terutama ketika setiap akan berbuka. Hal ini dilukiskan oleh Nabi
dalam hadisnya yang berbunyi: “Orang yang berpuasa itu mendapat dua
kegembiraan. Pertama ketika berbuka, dan yang kedua ketika akan berjumpa
dengan Tuhannya dikemudian hari.”
 
            Perasaan gembira ketika berbuka itu memang luar biasa. Sulit
untuk dilukiskan dengan kata-kata, dengan angka dan aksara. Maka apabila
kita kaitkan ketentraman jiwa dan perasaan gembira dengan usaha penyembuhan
atau alat pertolongan pada pengobatan sebagaimana yang dikatakan oleh Dr.
Carel, berarti puasa termasuk dalam bahagian itu (pengobatan).
 
            Hal ini sejalan dengan perintah Nabi ketika menjenguk orang
sakit, yaitu untuk menggembirakan hati mereka. Dengan kata lain jangan
sekali-kali berbicara atau memberi informasi yang akan menambah beban
pikiran mereka yang sedang menderita sakit. Tapi hiburlah agar hati mereka
menjadi gembira.
 
            Menurut ahli-ahli psikologis banyak manusia ini yang sakitnya
berawal dari tekanan batin dan perasaan. Persoalan-persoalan yang tidak bisa
diselesaikan oleh alam pikiran, sering membawa dampak yang begitu besar
terhadap tubuh (psikologis).
 
            Bahkan tidak jarang terjadi bisa fatal. Sebab jiwa yang sudah
remuk, hati yang sudah rapuh akan mempengaruhi kepada daya tahan tubuh.
Kalau daya tahan tubuh sudah berkurang maka akan mudah dihinggapi segala
macam penyakit.
 
            Komplikasi jiwa bisa menimbulkan ketegangan pada otak. Dan
kemudian bisa mengganggu system peredaran darah. Misalnya jantung, hati, dan
limpah. Bukan hanya sekedar tensi darah menjadi tinggi  tapi juga
menyebabkan jaringan-jaringan syaraf yang begitu halus menjadi putus satu
demi satu, yang pada gilirannya nanti bisa menyebabkan pendarahan pada otak,
yang berawal dari tekanan darah yang begitu tinggi. Maka untuk pencegahan
ini salah satu diantaranya adalah mengadakan ibadah puasa. 
 
 
            Pendek kata puasa bukan hanya sekedar mendapat pahala dan
melebur dosa, akan tetapi membuat manusia semakin menjadi tambah sehat,
menyembuhkan berbagai macam penyakit termasuk penyakit psikomatik. Yaitu
penyakit yang erat hubungannya dengan kejiwaan dan saling berpengaruh antara
jiwa dengan tubuh. Maksudnya kalau jiwa ditimpa kesulitan maka tubuh ikut
menderita. Demikian pula sebaliknya, bila tubuh diserang penyakit, maka jiwa
ikut susah.
 
 
Narasumber: buku “Puasa bukan sekedar kewajiban”

[Non-text portions of this message have been removed]






===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to