1. Hubungan Gerakan Shalat dan Pijat Getar Saraf
  Di bagian ini penulis mencoba membahas hubungan impelemnetasi gerakan shalat 
dengan gerakan berwudhu yang dikembangkan menjadi teknik pijat getar saraf yang 
dimanfaatkan untuk merawat tubuh dan sekaligus sebagai obat yang mujarab.
  Setiap saat, nara sumber sering memohon kepada Allah untuk menunjukkan 
manfaat dan kehebatan setiap elemen gerakan shalat yang akan mendatangkan 
kemenangan. Sudah berapa tahun terakhir ini, nara sumber terus berfikir, 
mempraktikkan, mengembangkan elemen gerakan shalat menghubungkannya dengan 
pijat untuk dapat menghasilkan obat. Hasilnya, sungguh menakjubkan dan 
menyadarkan bahwa selama ini sebenarnya nara sumber hanya asal shalat, yang 
baru menuju kepada kemenangan, dan masih jauh untuk mendapatkan kemenangan 
seperti yang dimaksudkan pada azan. Kemudian kita diminta untuk mendirikan 
shalat. Apa sih sebenarnya maksud dari mendirikan shalat? Apakah maksud 
mendirikannya adalah kita diminta mengembang-kan gerakan shalat dan 
mengaplikasikan bacaan shalat sehingga menjadi kebiasaan hidup dan kita 
benar-benar mendapatkan kemenangan dan keselamatan di dunia-akhirat.

  2. Menilai Gerakan Shalat Orang Lain
  Sekali lagi nara sumber berterima kasih kepada Pak Usup, yang menceritakan 
pengalaman beliau waktu berhaji. Waktu dia melihat temannya shalat yang 
menghadap ke Ka'bah, bukan ke titik sujud, timbul keinginannya untuk menegur 
atau mengingat-kan temannya atas kekeliruan yang dilakukan. Selesai temannya 
shalat, langsung dia beritahu bahwa shalat yang betul itu meng-hadap titik 
sujud. Setelah itu beliau melakukan shalat sunat. Lantas, apa yang terjadi? 
Ternyata, dia tidak bisa menundukkan kepalanya untuk melihat titik sujud dan 
hanya melotot ke depan. Saat itu beliau langsung menyadari bahwa apa yang 
selama ini kita anggap betul, ternyata tidak demikian. Jadi, maknanya adalah 
kita jangan menganggap cara shalat orang lain itu salah, walaupun kita telah 
mempelajarinya dari buku shalat yang ditulis oleh para ahli shalat. Marilah 
kita pelajari dengan serius tentang shalat ini dan dengan serius pula kita 
aplikasikan dalam kehidupan kita.

  3. Rukuk dan Sujud
  Ada dua komponen gerakan shalat yang utama disebutkan di Al Qur'an, yaitu 
Rukuk dan Sujud, yang diperintahkan oleh Yang membuat manusia.
  Sekali lagi bahwa tubuh kita penuh dengan kabel dan pipa, terdapat saraf 
sentral dan spinal yang mengendalikan seluruh aktivitas di tubuh kita. Supaya 
daya kerjanya optimal maka harus dijaga kelenturan, keseimbangan sistem 
elektrik atau aura, kelancaran peredaran darah terutama ke otak sebagai organ 
yang sangat vital, yang membutuhkan oksigen dan kalori yang maksimal. Pembuluh 
darah di otak, di bola mata sangatlah halus dan harus dialiri darah terus 
menerus. Menurut penelitian, ada pembuluh darah yang dapat diisi kembali hanya 
dengan gerakan sujud. Pantas, Allah menyuru kita untuk rukuk dan sujud!

  4. Manfaat Senam dengan Gerakan Shalat
  1. Menurut penelitian, sel darah merah, HBnya turun di antara 3-12 jam, atau 
rata-rata 5 jam.
  2. Kepala letaknya paling atas (di atas jantung), banyak pembuluh darah dan 
urat saraf halus yang harus dijaga kelenturannya, harus bebas pengapuran, yang 
bisa di jaga, dialiri darah baru, dan segar dengan "sujud" .
  3. Kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang dan merupakan saraf 
sentral beserta sistem aliran darahnya, dapat dirawat dengan melakukan gerakan 
rukuk yang maksimal. Sebaiknya ini juga dilakukan dengan interval 4-5 jam 
sehari. Tuas sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha, dan 
betis belakang dapat dirawat dengan gerakan rukuk. Tulang leher, tengkuk, atau 
saluran saraf memori, dapat dengan baik dijaga kelenturannya dengan gerakan 
rukuk. Rukuk yang ditekuk maksimal, hingga tangan memegang pangkal kaki dapat 
berguna untuk menarik urat pinggang, sehingga dapat mencegah sakit pinggang, 
awal dari sakit ginjal. Kelenturan saraf memori dapat dijaga dengan gerakan 
rukuk ini yang mengangkat kepala secara maksimal, mata menghadap ke depan.
  4. Waktu berdiri dari rukuk dengan disertai mengangkat tangan akan 
menyebabkan darah turun langsung dari kepala ke arah bawah, menyebabkan bagian 
pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya, sehingga 
dapat menjaga saraf keseimbangan tubuh kita dan berguna untuk mencegah 
terjadinya pingsan dengan tiba-tiba.
  5. Kelenturan pembuluh nadi balik, urat saraf motorik, kabel keringat di 
bagian dalam atau bawah lutut dan betis, pangkal kaki atas, dapat dijaga dengan 
baik dengan cara gerakan duduk di antara dua sujud, tasyahud awal. Sakit flu, 
pilek, masuk angin, maag dapat dicegah dengan gerakan sujud yang disempurnakan 
(teknik pernafasan, lama, dan frekuensi gerakannya dilakukan setelah shalat).
  6. Duduk tasyahud awal (duduk pembakaran) jika agak lama sehingga lipatan 
paha dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat 
mencegah pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki tertekan 
sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai dari mata kaki sehingga 
pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini akan menjaga supaya kaki 
dapat secara optimal menopang tubuh kita.
  7. Duduk di antara dua sujud (duduk perkasa), di mana kedua belah kaki, 
seluruh jari-jari kakinya ditekuk, akan dapat menyeimbangkan sistem elektrik 
dan saraf keseimbangan tubuh kita, juga dapat memperbaiki dan menjaga 
kelenturan saraf keperkasaan yang banyak terdapat pada bagian paha dalam, 
cekungan lutut, cekungan betis, sampai ke ibu jari kaki. Kelenturan saraf 
keperkasaan ini dapat mencegah penyakit diabetes, sulit buang air kecil, 
prostat, dan hernia. Duduk di antara dua sujud ini terdapat bacaan ampunan 
dosa. Dan ini bukan bacaan kebetulan, kenapa? Rahasianya adalah di cekungan 
mata kaki dalam dan luar banyak terdapat ujung saraf yang merupakan tombol 
tekuk untuk membuang endapan listrik negatif dari organ tubuh kita, jantung, 
paru-paru, hati, limpa, perut, alat vital, otak, atau kepala yang mengarah ke 
ujung-ujung jari. Dalam melakukan gerakan duduk di antara dua sujud, kita 
jarang lama dan benar sehingga titik getar tersebut tidak bekerja dengan baik 
untuk
 mengeluarkan endapan listrik negatif yang menyebabkan penyakit atau daya tahan 
tubuh kita berkurang. Jarang yang kuat dipijat pada cekungan mata kaki ini. 
Padahal, di sinilah letak ampunan dosa tersebut berupa keluarnya endapan 
listrik negatif dari dalam tubuh kita. Kalau Nabi Adam dan Hawa harus tersiksa 
jalan kaki selama seratus tahun untuk ampunan dosa karena tidak takwa, maka 
umat Nabi Muhammad saw sebenarnya diberikan kemudahan untuk ampunan dosa, yaitu 
sabar menahan rasa sakit, impelementasi gerakan shalat yang efektif dan 
aplikasi/amalan bacaan shalat di antara dua shalat (amal shaleh, bukan amal 
salah)
  8. Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik, dikunci di pangkal paha 
sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan 
dipompa ke kepala. Apabila disertai dengan menarik napas dalam-dalam, ditahan, 
kemudian ditekuk untuk sujud hingga terasa aliran darah ke kepala selama 
mungkin akan memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, mata, 
telinga, leher, pundak, hati. Bukankah ini teknik yang luar biasa untuk 
membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah koroner? Dan 
bukankah ini cara yang luar biasa untuk membiasakan pembuluh darah halus di 
otak untuk mendapat tekanan lebih sehingga mencegah stroke? Teknik sujud ini 
banyak manfaat-nya, tergantung variasi gerakan yang kita kembangkan. Misalnya, 
kalau kita ingin merawat saraf pikiran di kening kita, kita dapat memberikan 
tekanan kepada kening kita, digiling dari kiri ke kanan, bolak balik atau 
digiling sambil ditekan dari atas ke bawah pada lingkaran ubun-ubun, atau 
ditekan
 tepat pada area alis mata kiri bergantian kanan. Untuk menambah tekanan, dapat 
dilakukan sambil bertumpu pada lutut, kalau kurang keras tumpuan pada pangkal 
ujung jari kaki dan diseimbangkan dengan menggunakan telapak tangan. Kalau kita 
ingin merawat kelenturan pergelangan tangan supaya sistem pembakaran di telapak 
tangan optimal, kita tekuk maksimal mungkin sampai 90 derajat atau tegak dan 
ditekan pada ruas-ruas jari. Kalau ingin bertenaga di ujung jari, kepala kita 
diangkat kira-kira 1 cm, dimajukan sejauh mungkin, sehingga titik berat di 
ujung jari, tarik dan tahan napas, sampai kepala bergetar dan dilakukan selama 
mungkin sampai seperti kehabisan napas, baru dianggkat kembali kepalanya. 
Lakukanlah hingga keluar keringat, dan kepala, leher, pundak terasa ringan dan 
nyaman. Dari sini saya sadar bahwa gerakan shalat ini memang tampaknya 
sederhana tetapi kalau dikembangkan, dapat menjadi olah raga dan olah jiwa yang 
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Untuk
 mendapat-kan tekanan yang maksimal, sebaiknya dilakukan menggunakan sajadah 
yang tipis di atas ubin.
  9. Takbiratul Ihram, mengangkat tangan, membuka dada, menarik napas, 
memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk diisi 
ke mata, telinga, mulut, bagian otak pengatur keseimbangan tubuh sehingga 
membuka mata, telinga kita dan menjaga keseimbangan tubuh. Kemudian bersedekap, 
menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah yang di 
telapak tangan atas akan mengembang. Semakin lama bacaan dan tetap dijepit, 
semakin tinggi tekanan darahnya. Begitu takbir untuk rukuk, darah yang telah 
dicuci di telapak tangan akan langsung disemprotkan dengan kecepatan tinggi, 
mengisi kembali pembuluh darah yang ada di mata telinga, atau seluruh bagian 
kepala. Kebiasaan ini akan menyebabkan keseimbangan tekanan darah antara bagian 
kanan dan kiri tubuh kita sampai ke ujung jari kita. Bahkan sebenarnya kekuatan 
tangan kanan dan kiri bisa menjadi sama. Makna yang lebih dalam dari bersedekap 
adalah pada pergelangan tangan terdapat banyak sekali
 saraf sensorik, motorik, yang apabila terjepit pengapuran akan mengganggu 
organ tubuh kita.
  10.Tasyahud awal sebaiknya dilakukan seperti yoga atau duduk bersimpuh, kedua 
telapak kaki sama–sama dilipat, tumit berada di samping pinggang, dan pantat 
menempel di lantai. Kalau ini dilakukan semenjak anak-anak, pasti tidak susah. 
Kalau dapat dilakukan dan dibiasakan sampai usia tua pun tubuh akan tetap 
lentur. Duduk seperti ini akan menarik urat saraf terutama pada pangkal paha 
sampai lutut, sehingga mencegah pengapuran, sakit tenggorokan, dan memurnikan 
kelenjar liur. Kalau agak lama, pangkal kaki atas agak ditekan dan digiling ke 
kiri dan kanan akan menghasilkan tenaga panas di telapak kaki atas, serta 
menjaga kelenturan saraf penopang tubuh dan keseimbangan tubuh. Jika duduk 
begini agak lama, di atas 15 menit akan menyebabkan telapak kaki teraliri darah 
secara maksimal karena pembuluh darah balik ditekan/dikunci. Biasanya, untuk 
pertama kali akan kesemutan, yang menandakan masih banyak pembuluh darah kita 
yang tersumbat. Membiasakan duduk seperti ini pada waktu
 mendengarkan khutbah Jumat, akan sangat bermanfaat dan membuat kita tidak 
mengantuk. Kalau kita kembangkan teknik ini dengan mengangkat tangan ke atas 
sambil menarik napas dalam-dalam, kemudian dengan kaki yang tetap dilipat, 
perlahan-lahan dengan konsentrasi tinggi kita rebahkan badan kita, lalu angkat 
pantat kita, gunakan tumpuan pada batok kepala belakang tekan dan giling, 
sangat baik untuk menjaga titik-titik saraf pada kepala kita untuk merawat 
memori, dan keseimbangan tubuh. Setelah gerakan ini, sembari memaksimalkan 
oksigen (tetap tahan napas) kemudian pelan-pelan kita angkat kepala kita untuk 
duduk kembali dengan mengeraskan urat saraf pada perut bawah. Jika belum bisa 
berarti saraf perut dan saraf pinggang kita masih lemah atau belum optimal. 
Jika ini dilatih terus setelah selesai shalat dengan kemauan tinggi, dijamin 
tidak akan sakit perut, buang air besar lancar, menstruasi lancar, bebas sakit 
pinggang, tidak mudah pikun, tubuh menjadi ringan dan lentur.
 Mahasuci Allah yang menciptakan shalat, manusia sehat, selamat, serta hemat. 
Gerakan ini dapat memperkokoh saraf pada pangkal lutut dan kalau kita sudah 
dapat bertumpu menggunakan lutut agak lama, akan memperbaiki saraf keperkasaan.
  11. Tasyahud Akhir. Gerakan ini sebenarnya lebih baik dari gerakan bersila, 
karena pada gerakan ini tulang kering yang seperti mata pisau tapi tumpul 
diletakkan di cekungan telapak kaki kiri dengan jempol kaki ditekuk. 
Sebenarnya, kalau gerakan ini kita manfaatkan dengan cara kita pegang 
pergelangan kaki kanan, lalu tekan dan giling di sepanjang area cekungan, akan 
berguna untuk membongkar pengapuran pada cekungan kaki kiri, supaya saraf 
keseimbangan yang berhubungan dengan saraf mata akan terjaga dengan baik 
sehingga konsentrasi akan meningkat atau terjaga. Tangan kiri yang diletakkan 
di atas dengkul kiri dapat digunakan untuk mendeteksi fungsi atau tidaknya 
ujung saraf di cekungan di sekitar lutut.
  12. Gerakan Salam. Gerakan ini kalau dilakukan secara maksimal dengan menarik 
urat leher bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Makna dari gerakan 
ini adalah kita harus menjaga jangan sampai ada urat leher kering, kaku, 
tersalut kista/benjolan. Jika urat saraf jantung yang kering, akan mengganggu 
fungsi jantung jika urat paru-paru kering, akan menyebabkan sakit paru-paru 
bahkan paru-paru bisa stop. Jika di leher banyak benjolan akan menggangu 
kecerdasan, konsentrasi, atau keseimbangan tubuh. Allah berfirman, "Jika 
hamba-Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku, maka sesungguhnya Aku dekat." 
Mungkin pernyataan ini bisa dimaknai bahwa di leher itu ada urat saraf yang 
sangat penting untuk dijaga, seperti urat saraf paru-paru dan jantung. Kalau 
kering bisa menyebabkan kematian.
  13. Berdiri. Sebenarnya, kalau kita mau mengembangkan shalat ini, berdiri pun 
pada saat shalat dapat dimanfaatkan untuk melatih keseimbangan tubuh dan 
konsentrasi. Kalau belum bisa mulai dari awal shalat sampai berakhirnya shalat 
berarti keseimbangan tubuh dan konsentrasi kita belum optimal, dan artinya, ada 
ujung-ujung saraf keseimbangan kita yang tersalut pengapuran, kering bahkan 
tidak nyambung. Kemudian kalau mau lebih berat lagi, coba lakukan sambil 
melihat ujung titik hidung, jangan berkedip. Pertama-tama mata akan terasa 
perih dan ingin menutup. Kalau ditahan terus, akan mengaktifkan kelenjar air 
mata, dan kita dapat berurai air mata, kepala terasa mau pecah. Dan kalau kita 
berhasil melakukan teknik ini, mata akan terang, pikiran akan tenang, 
konsentrasi akan meningkat. Mungkin ini yang dimaksudkan bahwa khusuk itu 
sangat berat sekali dan kalau kita bisa khusuk dalam menerapkan teknik ini, 
akan dapat membantu menjaga sistem saraf halus yang jumlah-nya jutaan di
 tubuh kita.
  14. Zikir sambil duduk pembakaran. Zikir sambil duduk pembakaran sambil 
menggilingkan pangkal kaki, sehingga mengeluarkan bunyi gemeretak dan terasa 
panas di pangkal dan telapak kaki atas, gunanya akan dapat memperbaiki saraf 
dan aliran darah di bagian pangkal kaki mulai dari mata kaki. Mengingat kaki 
berfungsi untuk menopang tubuh, maka saraf di pangkal kaki sampai ujung jari 
kaki, cekungan kaki, pinggir luar telapak kaki, lingkaran mata kaki, harus 
dijaga fungsionalnya. Pantas saja kita disuruh berwudhu mulai dari pangkal kaki 
atau mata kaki. Allah menciptakan sistem di tubuh kita ini tampaknya minimal 
harus 5 kali sehari dilakukan pelenturan atau perawatan. Pantas, shalat tidak 
boleh ditinggalkan. Pernah ditayangkan di TV, ada golongan sufi di Afganistan 
yang menggunakan teknik zikir sambil duduk ini, bahkan terlihat mereka sambil 
pindah dari satu area ke area lain. Jadi, zikirnya tidak sekadar menggerakkan 
pinggang, apalagi sambil duduk bersila.

Kirim email ke