KONSEP DASAR

  Di rumah, pagi ini saya menguraikan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan 
paling modern dengan cara sederhana. Konsep itu antara lain Quarks yang 
mewakili dunia kuantum dengan 6 citarasa dasarnya yang ditemukan sejak tahun 
1964 yaitu UDSCBT, teori atom yang sudah dikenal idenya sejak zaman Demokritus 
Yunani dengan proton, elektron dan netronnya (PEN), unsur-unsur dasar penunjang 
kehidupan yaitu carbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen (CHON) yang merupakan 
unsur-unsur dasar yang bisa ditemui di meteorit, dan komposisi genetika manusia 
yang telah diuraikan menjadi suatu untaian rumus dengan komposisi senyawa 
kimiawi yang disebut ACGT. Selain tatanan materialistik diatas, saya kemudian 
menggabungkannya dengan konsep Energi dan Gaya Fundamental yaitu Gravitasi (G), 
Elektromagnetik( E), dan Energi Nuklir (GEN), dan satu sumber azali sebagai 
ALLh atau A.

  Pemilihan ke-5 konsep tatanan materialistik itu kemudian saya uraikan dengan 
teori dasar bilangan dan huruf yang tercakup dalam pengertian Geometry Matrix 
atau Gematrix atau al-Jumal. Pilihannya adalah huruf Arab yang mempunyai 28 
huruf dan sistem desimal 0-9.



  Hanya dengan mengkomposisikan huruf-huruf awalnya saja, saya kemudian 
menggunakan Geometri Matrix hurufnya dan menguraikannya dengan cara jumlah, 
tambah, kurang , bagi, kali dan unifikasi.

  Hasilnya ternyata mencitrakan Makna dan Rasa yang tersembunyi dalam komposisi 
bilangan dengan artikulasi yang menarik seperti bilangan 66 (Lafaz Allah), 
bilangan 69 (Thaasin, QS 27:1), bilangan 76 (‘Abd, QS 76), bilangan 195 (Kaf ha 
Ya Ain Shaad, QS 19:1), dan komposisi   sebelah tangan kita (tangan kanan) 
dimana Ibu Jari dan Telunjuk kita yang setiap akhir rakaat ke-2 selalu kita 
acungkan ke depan (untuk rinciannya, saya serahkan pembaca menguraikannya 
sendiri hehehe..).

  Kesimpulan awalnya adalah, setiap rasa dan gerak yang kita nyatakan sejatinya 
muncul dari keinginan dan kehendak ALLh sebagai suatu kenyataan alamiah yang 
muncul dari rasa dan gerak yang penuh Kemahaindahan dan Kemahaagungan  ALLh, 
yang akhirnya menguraikan Pesan Tuhan menjadi sistem simbolik, bilangan dan 
huruf atau abjad, desimal, dan biner yang dinyatakan sebagai 12 huruf  Laa 
Ilaaha illaa Allah (numeriknya 165).

  Melalui suatu proses yang selama ini kita sebut sebagai rasa, gerak dan 
tindakan dan kemudian kita nyatakan dengan simbol, geometri, bilangan dan 
huruf, menjadi nama-nama, kata-kata, kalimat-kalimat, wacana-wacana, dan 
kitab-kitab, semuanya itu adalah keinginan ALLh untuk dikenal oleh makhluk yang 
berbeda dengan Realitas DiriNya. Baik dari dongeng, legenda, mitos, tulisan, 
maupun muncul sebagai karya ilmiah dan gosip murahan, baik dari teori kuantum 
maupun Kitab Wahyu, semuanya merupakan simbologi gerak dan keinginan yang 
direspon manusia sesuai dengan pemahamannya sampai akhirnya muncul sebagai 
tindakan.

  Makhluk adalah diskontinuitas yang dihadirkan dari sifat-sifat dasar ALLh 
untuk dikenal. Sifat dasar itu dikenali dari ketidaksempurnaan makhluk yang 
tidak bisa secara utuh mengenali bentuk-bentuk kesempurnaan atau bentuk ideal. 
Bentuk ideal tersebut yang masih dikenali adalah bentuk titik atau zarah 
menjadi suatu lingkaran wujud yang ideal dengan nilai irrasional karena tak 
pernah habis bagi yaitu rasio lingkaran 1:2:4 yang merupakan komposisi Golden 
Ratio.



  Setelah bentuk-bentuk ideal melakukan transformasi dalam keadaan yang 
mematuhi hukum asal yaitu keseimbangan dan dinamika perubahan (QS 67:3-4), 
muncul bentuk ideal lain yaitu bentuk 69 (Thaasin) atau bentuk yang terpetakan 
dalam konstruksi kerang Nautilius dan proporsi ideal lainnya yang berkaitan 
dengan simbologi 6 sebagai bilangan sempurna.





  Makhluk baru bisa mengenaliNya dengan apa yang kemudian disebut 
PengetahuanNya yang dinyatakan yaitu Rasa dan Gerak yang kemudian diikat, 
dilukiskan dan dibunyikan menjadi simbol, bilangan dan huruf.

  Jadi setiap simbol dasar sebenarnya muncul karena KETIDAKSEMPURNAAN MAKHLUK 
yang tidak bisa mengenali dan membangun BENTUK SEMPURNANYA meskipun bentuk itu 
sudah dihadirkan didalam IDEA dasarnya yaitu AKAL dan HATI sebagai wadah 
manifestasi keinginan dan kehendak ALLh yang disebut secara generik sebagai 
TUHAN YANG MAHA ESA.

  Ketika Gerak dan Rasa dinyatakan, maka gerak dan rasa itu dilukiskan dengan 
simbol yang muncul dari rasa dan gerak si makhluk. Karena itu, jejak kaki 
binatang, kerang, bentuk bunga, perubahan gerak si Geulis kaki 1000, polah, 
tingkah gerakannya dan semua penampilannya sebenarnya Pesan-Pesan Tuhan yang 
tersembunyi yang dapat mengilhami makhluk yang mampu menyimpan, mengolah, dan 
menjelaskan Pengetahuan Tuhan dengan bantuan geometri, desimal maupun abjad dan 
sistem huruf lainnya.

  Dalam hal ini makhluk itu adalah Makhluk Yang Mengemban Amanat Penciptaan 
yaitu Amanat Untuk mengenal Tuhan dan menjadi HambaNya yang patuh dengan 
Perintah dan LaranganNya. Anugerah Tuhan kepada makhluk tersebut adalah 
anugerah untuk bisa MEMAHAMI DAN MEMAKNAI GERAK DAN RASA ITU  sebagai gerak dan 
rasa Penciptanya. Karena itu ungkapan “Yang akan mengenal dirinya akan mengenal 
Tuhannya” merupakan konsep kesejatian untuk mengungkapkan hubungan makhluk 
tersebut dengan Peciptanya. Makhluk itulah yang kita sebut sekarang sebagai 
Manusia Anak Cucu Adam atau animale rationale.

  Setiap ungkapan keinginan dan kehendak Tuhan yang diucapkan maupun 
dituliskan, maupun dinyatakan dengan tindakan sejatinya mengandung Pesan-pesan. 
Pesan Nyata adalah akhlak dan perilaku yang mencitrakan kemuliaan, kesucian, 
keindahan dan keagungan Penciptanya yang dikonfirmasikan di QS 9:128-129. Dari 
pengertian ini setiap pesan dasar sebagai KATA adalah KUNCI pengenalan akan 
keinginan dan kehendakNya.

  KATA paling dasar yang menjadi fondasi diwakili oleh ungkapan CINTA atau 
al-Mahabbah dengan keintiman disebut ISYIQ. Tapi dari setiap kata terdapat inti 
KUNCI yang tidak lain adalah HURUF PERTAMA.

  Dari huruf pertama yang diungkapkan dengan sempurna maka huruf itu adalah 
ALIF dengan simbol numerik dan makna 1 sebagai ALIF, ALPHA, ESA, ONE, SATU, 
SIJI, HIJI, dan berbagai ungkapan lainnya. Setiap huruf awal karena itu 
mengandung makna yang mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep dasar 
pengetahuan Tuhan yang kemudian diungkapkan oleh manusia dengan akal pikiran 
dan hatinya yang telah mengintegrasikan pengertian simbolik, filosofis, 
rational dan kreatifnya menjadi suatu ungkapan multidimensional dengan tujuan 
yang tertentu. Tujuan paling utama adalah ungkapan yang mengarahkan manusia 
mengenal Tuhan dan sampai kepadaNya (Wushul) yang saat ini kita kenal sebagai 
Firman-firman Tuhan dalam Kitab Suci Agama.

  Bagaimana suatu Idea diungkapkan menjadi suatu konsep pengetahuan dan 
diyakini kebenaran relatifnya berkaitan dengan sintesis filosofis, rasional dan 
kreatif. Dalam ruang-waktu kekinian dapat diambil contoh misalnya ketika orang 
menemukan suatu partikel dasar yang tak bisa diindra, manusia kemudian 
mengungkapkannya dengan cita rasa yang dikenal sebagai QUARKS dengan nama 
UDSCBT, demikian juga ketika dunia atom dikenal dan muncul PEN semua itu 
sebenarnya diwakili oleh HURUF PERTAMANYA. Dengan geometri dan simbol yang 
muncul dari kemampuan RASA ME-MAQNAA-I dengan CINTA atau SUKA BGT, ia kemudian 
dijembatani dengan LOGIKA yaitu bilangan.

  Dari sini maka hubungan antara bilangan dan huruf dinyatakan dengan sebutan 
GEOMETRY MATRIX atau Gematrix atau al-Jumal. Karena itu pula maka saya bisa 
menguraikan konsep-konsep dasar RASA dan GERAK dari huruf pertama setiap 
ungkapan kata yang mewakili suatu kalimat atau uraian seperti Energi, Quarks, 
Atom, Unsur, Gen, Sel, Jaringan, Obyek, Benda Bermassa (batu), Benda Bernyawa 
(binatang dan tumbuhan), dan Benda Berakal dan Berhati (manusia).

  Ketika benda bermassa, berakal, dan berhati dihadirkan di bumi, maka 
pengenalan benda tersebut, yang kemudian kita sebut sebagai Manusia sebagai 
BANI ADAM atau An-Naas, hanya dimungkinkan jika dan hanya jika terdapat 
INTEGRASI HORISONTAL ANTARA TINDAKAN-AKAL- HATI sebagai suatu siklus tertutup 
yang pertama. Namun, yang diungkapkan dengan TINDAKAN-AKAL- HATI yang benar 
adalah  suatu kenyataan yang diungkapkan sebagai suatu integrasi vertikal 
(dalam arti khusus maksudnya transenden) dengan suatu lingkaran yang berada di 
dalam lingkaran yang lebih besar dan maha meliputi yang kita sebut dengan 
ungkapan TUHAN YANG ESA .

  Jadi lingkaran tersebut bukan sekedar membatasi, namun juga menembusi ke 
semua arah atau mencelup semua eksistensi makhluk, simbologi CintaNya 
barangkali adalah sebuah CINCIN tipis berlapis dua atau sebuah Bunga Sidrath. 
Akan tetapi simbologi logisnya kemudian muncul sebagai bentuk melingkar dengan 
nilai perbandingan keliling dan diameternya disebut pi=355/113 yang irrasional, 
dan dapat dapat dinyatakan sebagai PHI=1,618 dan PI=22/7 yang REAL.

  PI dan PHI YANG IDEAL, yang membangun Lingkaran Wujud Yang Maha Meliputi 
adalah lingkaran yang mewakili Keinginan, Kehendak dan Kekuasaan Tuhan yang 
meliputi semua makhluk untuk DIKENAL dengan melalui sistem inderawi yang 
dinyatakan ada pada makhluk yang mengemban amanat penciptaan yakni manusia. 
Sebelum muncul dikenali, Lingkaran Wujud diwakili oleh Rasa dan Gerak 
FundamentalNya yaitu GRAVITASI dan Elektromanetisme.

  Dari GRAVITASI maka RASAlah yang bisa menangkapnya karena semua itu akan 
mengikat apa yang akan ditampilkan oleh Gelombang Elektromagnetik sebagai 
Implementor Gerak dan Perubahan Dinamis di muka bumi, di akal pikiran manusia 
dan dihadirkan di dalam HATI dengan aktualnya MAQNAA dan Yaqin dengan Haqq 
untuk kemudian dengan GRAVITASI yang nilainya identik dengan nilai asli JAMAL 
dan JALAL disampaikan kembali kepada TUHAN sebagai ORIGINATOR segala sesuatu, 
maka jadilah manusia menjadi asma yang menampilkan Jamal dan Jalal Allah dimuka 
bumi, menjadi kekasih yang diterima Tuhan karena mampu merespon asma dan 
sifatNya dengan benar, tegak lurus, dan murni, serta memenuhi hukum dasar dan 
ketentuan yaitu INHARMONIA PROGRESSIO, yang mematuhi perintah dan larangan-Nya 
dan akhirnya akan kembali kepadaNya dengan meniti GRAVITASI KUANTUM atau 
SHIRATHAAL MUSTAQIIM yang telah menghadirkan Bunga-bunga Cinta Ilahi di Muka 
Bumi dengan menjadi HambaNya dengan kekhususan menjadi Kekasihnya
 (Habib), Temannya (Khalil), HadiahNya (Hibah), dan istilah-istilah lainnya 
yang menunjukkan keistimewaan WaliNya dan KhalifahNya atau Penguasa 
PengetahuanNya.

  Jadi, yang menerima kekhususan bukan sekedar HambaNya semata, karena atribut 
Hamba adalah anugerah bagi semua makhlukNya, Hamba adalah RahmatNya yang tak 
pandang bulu, tapi atribut kekhususan sebagai Khalifah hanya milik makhluk yang 
dikendakiNya semata, yang mampu merespon Asma, Sifat dan Af’alNya dengan murni, 
dan TEGAK LURUS sehingga mampu mengembalikan CahayaNya dengan utuh tanpa 
Gradasi Warna, kontaminasi hasrat hawa nafsu, dan embel-embel lainnya.

  Bentuk Pesan Tuhan pertama kali yang aktual adalah simbol, geometri, bilangan 
dan huruf yang kita kenal saat ini dengan sempurna yaitu susunan 2 dijit dari 
penguraian 10 dijit 0 sampai 9, dan menjadi huruf sempurna 28 buah ditambah 1 
huruf istimewa sebagai simbol Cinta dan Unifikasi  Akbar yaitu Laam-Alif.

  Simbol, geometri, bilangan dan huruf yang elementer menajdi Wahyu-wahyu 
Elementer, ketika kata bermakna muncul maka Asmaa-a Kullaha dipahami. Setelah 
geometri suci dinyatakan sebagai simbol ideal, maka bilangan muncul dengan 
ideal juga, dan akhirnya huruf dilukiskan dengan MAQNAA paling murni dan 
mewakili citarasa, akal pikiran, keinginan dan kehendak pembuatnya, makanya 
perbedaan bentuk huruf sebenarnya suatu rahmat bahwa POTENSI ORANG untuk 
menangkap PESAN TUHAN berbeda-beda, Bhinneka Tunggal Ika adalah Realitas 
Rahmaatan Lil Aalamin!

  Apa konsep fundamental manusia ketika pertama kali memahami pesan Tuhan. 
Ternyata setelah manusia melihat ke atas, ke bawah,  ke samping kiri dan kanan, 
ke depan dan ke belakang, konsep itu merujuk kepada diri sendiri. Lha, siapa 
saya, darimana, mau kemana dan ngapain. Itulah pertanyaan Sangkan Paraning 
Dumadhi yang menjadi picu barokah manusia untuk kemudian melakukan pengenalan 
intensif siapakah aku dan siapakah Tuhan.

  Umat Islam sebenarnya Umat Manusia yang paling beruntung dimuka bumi sebagai 
pewaris ajaran Kebijaksanaan Agung yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW 
dengan pedoman yang diformalkan sebagai Kitab Suci al-Qur’an dan as-Sunnah. 
Keberuntungan itu nampak nyata dengan adanya Kitab Wahyu dan pendukungnya, dan 
tatacara ubudiyyah yang menjadi implementasi praktis dari semua pengetahuan 
tentang Tuhan dan Manusia sebagai suatu penyatuan akbar antara makhluk dan 
PenciptaNya. Ketika Isra dan Miraj dilakukan Nabi, maka anugerah itu adalah 
barokah Allah bagi Muhammad untuk disampaikan kepada umat manusia bagaimana 
cara praktis paling murah dan meriah supaya makhluk bisa meniti Shirathaal 
Mustaqiim dan sampai PadaNya dengan selamat dan sentosa.

  Barokah itu adalah Maghfirah dengan Shalat sebagai mirajnya Umat Islam ketika 
ia berada didalam shalat dengan IHSAN setelah fase Iman dan Islamnya dilalui. 
Didalam Shalat lah Rasul merasakan kebahagian, jadi bukan karena BISA sholat 
tetapi karena DI DALAM SHOLAT kesadaran kudus manusia BISA disuperposisikan 
atau diunifikasikan dengan kepatuhan pada sunnatullah yaitu hukum keseimbangan 
dinamis, dengan Kesadaran akan RASA dan MAQNAA Allah sebagai satu-satunya 
Realitas Absolut atau AL-HAQQ.

  Sholatnya sendiri adalah anugerah Allah dengan la Hawla Walla Quwaata illa 
Billah. Artinya ketika Umat Islam shalat sebenarnya itulah puncak penyaksian 
atau musyahadah ketuhanan yang dinyatakan oleh Allah sebagai suatu tanda 
bagaimana Allah sebagai Pecinta menghadirkan Yang Dicinta sebagai KekasihNya 
dengan simbologi Laam-Alif.

  Didalam sholat gerak dan ucapan kita adalah keinginan dan kehendak Tuhan yang 
dinyatakan dengan REAL, maka dari gerakan sholat itu pula sebenarnya 
tersembunyi Maqnaa dan arti tentang segala sesuatu. Ketika dengan ketukan 2 
rakaat kita mengakhiri satu fase shalat, maka ketukan itu mewakiki aktualisasi 
dari titik di bawah huruf Ba kalimat Basmalah. Dan dengan posisi duduk akhir 
dengan tangan kanan di atas paha, telunjuk tangan kita menuding ke depan 
bertumpu pada Ibu Jari dan 3 jari lainnya yang dilipat.

  Maka dari situlah terpancar air sebagai simbologi Pengetahuan Tuhan Murni 
yang kelak melahirkan simbol yang dituliskan dengan PENA, konsep geometris 
ideal golden ratio, bilangan dan huruf, dari tangan-tangan yang diciptakan 
Tuhan itulah kita pun mengenal diri dengan UBUDIYAH SHALAT 5 WAKTU dan akhirnya 
menatap Tuhan dengan keintiman dan kekhususan seorang Hamba dan Kekasih, Hamba 
dan Teman, Hamba dan HibahNya dan atribut istimewa lainnya. Dan dari tangan 
kita dengan Sidik Jari yang Unik semua perbuatan manusia akan dihisab satu demi 
satu, seorang demi seorang, untuk apa semua anuherah Tuhan itu, untuk 
menetapkan keberadaaNya atau mendustakanNya. Makanya tidak heran kalau dalam 
surat al-Rahmaan disebutkan “Nikmat Mana Lagi Yang Kamu Dustakan?” sebanyak 31 
kali.

  Jadi, sungguh beruntung Umat Islam yang melaksanakan UBUDIYAH SHALAT dengan 
sadar, ikhlas dan ihsan bukan dengan niat busuk materialistik yang berujung 
kepada syirik. Dan celakalah manusia yang shalat tapi lalai dengan shalatnya 
maupun yang melalaikan warisan Rasulullah dengan mengabaikan shalat, perintah 
dan laranganNya. Maka Umat Islam yang shalat tapi tidak mampu menyataka SHALAT 
sebagai suatu kepatuhan Hamba kepada PenciptaNya ia akan terjebak dalam sikap 
kebodohan yang mengarahkannya menjadi kaum syirikus, munafikus, zindikus, dan 
kafirus sebagai manusia yang bodoh dan lalai sampai akhirnya menjadi SUMMUM, 
BUKMUM, dan UMYUN, yaitu Dajjal yang buta mata hatinya. Nah, kalau sudah begini 
ternyata hanya Tuhanlah yang bisa membuka mata hatinya bukan manusia, seperti 
halnya Rasul yang hanya memberi petunjuk kepada manusia untuk memuliakan 
akhlaknya dengan cara  menyampaikan pengetahuan Tuhan dengan Shalat, Al Qur’an 
dan as-Sunnah. Maka, jangan menjadi sombong dan ghurur
 kalau cuma baru bisa mengaku-aku Umat Islam tapi tidak menampilkan Jamal dan 
Jalal Allah di muka bumi yang menghadirkan peradaban berbasis Tauhid Base 
Society dengan Kalimat Bismillahir al-Rahmaan al-Rahiim. Mulailah Shalat dengan 
S3URIEUS serta jangan diembel-embeli ilmu ngipri, dan BACALAH AL-QUR’AN dengan 
jiwa yang murni dan suci, jagalah wudhumu sebisa mungkin, dan nyatakan akhlakmu 
sebagai AKHLAK MUHAMMAD dengan kodefikasi  47 alias 007 (00 dari biner 4 yaitu 
100). Jadilah al-Mukminun yang menjadi Jundullah yang hadir menjadi 
cermin-cermin Allah yang jernih, yang bisa meneruskan Cahaya Diatas Cahaya 
kepada semua makhlukNya dengan anugerah simbol, geometri, bilangan dan huruf 
yang melahirkan penampilan lukisan, tulisan, kata-kata, tindakan, gambar, atau 
pun penampilan multimedia lainnya dengan sadar, mematuhi hukum-hukum 
keseimbangan dan keadilan, dan menjadi Citra Tuhan yang real bukan yang semu, 
karena yang semu adalah limbah materialistik penciptaan, sebagai limbah
 atau kotoran yang berbau busuk yang disebut Asfalaa Safilin (sejelek-jeleknya 
makhluk Tuhan bahkan bisa lebih jelek dari binatang sekalipun).

Kirim email ke