Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Memasuki tahun baru Muharam 1428 Hijriah, yang jatuh 
tepat pada Sabtu 20 Januari 2007, Pengurus Besar (PB) 
Pemuda Al-Irsyad mengucapkan SELAMAT TAHUN 
BARU HIJRIAH 1428 Hijriah. Semoga sukses selalu 
menyertai kita, dan semoga Allah SWT mempermudah jalan 
kita dalam mengarungi tantangan umat di tahun 1428 H ini.

Dalam momentum Tahun Baru Hijriah ini, PB Pemuda Al-Irsyad 
mengimbau seluruh aktifis, anggota dan simpatisan Pemuda 
Al-Irsyad, para pemuda Islam di seluruh nusantara, dan segenap 
komponen bangsa Indonesia untuk makin keras meningkatkan 
upaya pemberantasan praktek-praktek kemaksiatan di negeri ini, 
seperti kolusi dan korupsi yang tetap dahsyat menggerogoti negeri
ini, mafia perberasan, penyebarluasan pornografi dan pornoaksi, 
narkotika, minuman keras, pembalakan liar (illegal logging), 
penimbunan beras demi mendongkrak harga bahan pangan pokok 
itu, serta praktek-praktek kotor lain yang menyengsarakan rakyat.

Pemuda Al-Irsyad juga meminta pemerintah untuk serius 
mengungkap dalang pembunuhan terhadap aktifis HAM, 
Munir Thalib, SH, yang juga aktifis Al-Irsyad.

Melalui Seruan Muharam ini, Pemuda Al-Irsyad juga 
menyatakan mengutuk keras berlanjutnya pendudukan 
(penjajahan) Amerika Serikat di Irak yang telah dan terus 
memakan korban sampai ratusan ribu warga Irak, dan 
meminta pasukan AS segera keluar dari bumi Irak. Pemuda 
Al-Irsyad juga mengutuk keras aksi terorisme negara yang terus
dilakukan secara telanjang oleh pasukan zionis Yahudi Israel 
di bumi Palestina, serta mengecam sikap diam komunitas 
bangsa-bangsa internasional menghadapi kebiadaban Israel di
Palestina dan Amerika di Irak.

Mafia Beras dan Rakyat yang Kelaparan:

Selama tahun 1427 H (2006), terutama beberapa bulan 
terakhir, kita menyaksikan pemandangan nestapa, yaitu 
rakyat yang tidak punya apa-apa lagi, sampai tidak bisa 
memenuhi kebutuhan paling pokok mereka, yaitu makan 
nasi. Yang sedikit beruntung, mereka mencampur sedikit 
nasi yang bisa mereka miliki dengan makanan lain yang 
kurang layak (nasi aking dan sejenisnya).

Ini semua kerana sudah habisnya daya beli masyarakat 
akibat menggilanya harga-harga seluruh kebutuhan, terutama 
pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sementara 
pendapatan mereka justeru semakin turun. Ratusan ribu orang 
bahkan tidak lagi memiliki penghasilan karena terkena PHK 
akibat perusahaan atau pabrik tempat mereka kerja tutup 
(bangkrut). Tak sampai disitu saja, mereka pun kian terhimpit 
setelah melambungnya harga bahan pangan pokok, dalam hal 
ini beras, akibat kelangkaan beras yang disinyalir merupakan 
hasil permainan para 'mafia beras.'

Dalam usianya yang sudah lebih 8 (delapan) tahun, rezim 
Reformasi yang kini mewujud dalam pemerintahan Susilo 
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla ternyata gagal memenuhi 
kebutuhan paling pokok ribuan rakyat negeri ini, yaitu makan.

Dalam Negeri

Selama tahun 2006 kita memang mencatat upaya keras 
yang dilakukan pemerintah untuk memerangi praktek korupsi, 
terutama yang dilakukan para mantan pejabat Negara. 
Banyak mantan anggota legislatif dan eksekutif yang diperiksa
dan diadili. Tapi di sisi yang lain kita juga masih melihat adanya 
kebijakan 'tebang pilih' dalam pemberantasan korupsi, 
khususnya yang dilakukan oleh para pejabat negara rezim 
sekarang. Kita juga belum melihat pengusutan terhadap 
penyimpangan dalam beberapa kasus divestasi saham 
pemerintah di BUMN dan perusahaan lain yang dilakukan 
pejabat negara di masa lalu, seperti dalam kasus divestasi 
PT Indosat dan BCA.

Aparat hukum juga tampak masih setengah-setengah dalam 
menangani kasus-kasus pembalakan liar dan narkoba. Bahkan
beberapa pejabat yang seharusnya menjadi ujung tombak 
dalam memerangi illegal logging dan narkoba, malah ikut 
menjadi bagian dalam kasus ini, baik ikut terjun dalam kejahatan 
ini atau sebagai beking para pelakunya. Persis kata pepatah:
pagar makan tanaman.

Lemahnya aparat hukum juga terlihat jelas dalam kasus kian 
maraknya penyebaran bahan-bahan pornografis dan aneka 
kegiatan yang bisa dikategorikan pornoaksi. Benar kata 
penyair Taufik Ismail, bahwa saat ini kita tengah dikepung 
oleh "Gerakan Syahwat Merdeka (GSM)."

Dalam soal pengungkapan dan penyidikan pembunuhan 
terhadap aktifis HAM Munir Thalib SH, aparat hukum nyata 
sekali justeru bertindak mengaburkan fakta-fakta hukum, yang 
ini bisa dibaca sebagai upaya melindungi para pembunuh Munir. 
Kami menuntut aparat hukum negeri ini membongkar tuntas
terbunuhnya Munir. Dan bila aparat tetap tetap berlari di tempat,
maka kami mendukung upaya menginternasionalisasi kasus 
Munir ini ke badan-badan dunia terkait.

Untuk itu, memasuki tahun 1428 H ini, Pemuda Al-Irsyad 
menyerukan kepada seluruh anggotanya bersama-sama seluruh 
elemen bangsa ini untuk tidak hanya berdiam diri menghadapi 
segala kerusakan itu. Berbuatlah untuk mencegah kapal Republik 
ini karam, dan kandas di dasar lautan kerusakan moral. 
Bertindaklah sesuai dengan perintah dan aturan agama, agar kita
semua selamat dari azab Allah di dunia dan di akherat. 
Gunakanlah seluruh saluran yang ada, dengan tetap berada dalam 
koridor hukum, untuk bersama-sama memberantas praktek-praktek 
kolusi dan korupsi.

Luar Negeri

Pemuda Al-Irsyad mengutuk keras pendudukan bergaya 
kolonialisme Amerika Serikat di Irak, yang telah membuat 
negara Irak hancur lebur dengan korban ratusan ribu jiwa. 
Apalagi Amerika semakin nyata terlihat menerapkan praktek 
kolonialisme primitif, dengan secara sistematis mengambil alih
sumber daya alam utama negara Irak, dan menciptakan perang 
saudara yang kian menyengsarakan penduduk Irak.

Hukuman gantung yang dijatuhkan kepada mantan Presiden 
Saddam Hussein dan para pembantunya dengan cara yang keji 
semakin menunjukkan bahwa Amerika dan sekutu-sekutunya 
sama sekali tidak peduli dengan hak-hak asasi manusia (HAM). 
Sungguh bertolak-belakang dengan retorika Washington dan para
agennya di seluruh dunia. Waktu eksekusi yang dilakukan sebelum
persidangan atas Saddam sebagai pelaku pembantaian etnis 
Kurdi, juga kentara sekali sebagai alat untuk menghilangkan 
jejak kotor Amerika di Irak, yang tidak lain merupakan penyuplai 
senjata kimia Saddam di masa lalu, yang oleh Saddam digunakan 
untuk membunuh warga Kurdi tersebut, tanpa protes proporsional 
Amerika dan sekutu-sekutunya.

Untuk itu, Pemuda Al-Irsyad menuntut agar pasukan 
kolonial Amerika segera meninggalkan Irak. Biarkan warga 
Irak mengatur urusan mereka sendiri, dan menentukan nasib 
negara mereka sendiri. Bila diperlukan, bantuan pasukan 
perdamaian dari negara-negara Islam, atau Liga Arab, bisa 
digelar di Irak, guna membantu memulihkan keamanan dan 
ketertiban negara yang sedang chaos itu.

Selain itu, kami juga menuntut agar Presiden AS George Bush, 
Wakil Presiden Dick Cheney, mantan Menteri Pertahanan Donald 
Rumsfeld, dan mantan wakil menteri pertahanan Paul Wolfowitz, 
diseret ke Mahkamah Internasional, dengan tuduhan serius 
melakukan kejahatan kemanusiaan berskala besar di Irak dan 
Afghanistan. Dunia seharusnya bersatu untuk melawan Junta 
Teroris yang sekarang menguasai Washington, yang nyata-nyata
mengancam keamanan rakyat dan negara lain demi kepentingan 
minyak (ekonomi) dan supremasi rasial mereka.

Pemuda Al-Irsyad juga mengutuk keras aksi pembantaian 
oleh pasukan Zionis Israel yang terus berlanjut di bumi Palestina.
Pemerintah Zionis Israel yang kini dipimpin ekstremis Yahudi 
Ehud Olmert, dengan dibantu penuh oleh Amerika Serikat, 
makin jelas tengah menerapkan kebijakan genocida dan
ethnic cleansing terhadap warga pribumi Palestina, baik Muslim 
maupun Kristen. Sebuah kebijakan yang memang sudah lama 
dirancang oleh para pendiri negara Zionis itu, yang di tahun 
1948 sudah berhasil membantai dan mengusir keluar 80% 
penduduk tanah Palestina.

Pemuda Al-Irsyad mendukung penuh perjuangan rakyat 
Palestina untuk merdeka dan mengusir keluar penjajah Israel 
dari seluruh tanah Palestina. Kaum Zionis Israel yang sekarang 
menjajah Palestina pada hakekatnya adalah imigran dari Eropa 
yang didatangkan dan difasilitasi Inggris -kemudian oleh AS 
dan Uni Soviet- di awal sampai pertengahan abad ke-20. 
Mereka bukan pemilik sah tanah Palestina, tapi adalah orang 
Eropa yang kini melanjutkan kolonialisme untuk kepentingan 
strategis Barat.

Kami juga menyatakan kekecewaan mendalam kepada 
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tidak berbuat 
apa-apa untuk mengakhiri ethnic cleansing di tanah Palestina. 
PBB tidak pernah membantu warga pribumi Palestina 
--pemilik sah tanah Palestina-- dari kebrutalan penjajah Israel, 
kecuali sekedar retorika basa-basi. Israel nampak menjadi anak 
emas (golden boy) yang tidak bisa disentuh oleh tekanan PBB.

Menyikapi situasi terakhir di Afghanistan, kami menyerukan 
agar PBB dan negara-negara Barat bertanggung-jawab 
sepenuhnya terhadap kehancuran yang telah meluluhkan negeri 
Muslim Afghanistan dan membunuh puluhan ribu penduduknya. 
PBB juga harus memberi kebebasan penuh bagi rakyat
Afghanistan untuk mengatur negaranya, termasuk memberlakukan 
konstitusi syariat di negeri itu.

Pemuda Al-Irsyad juga menyatakan mendukung penuh 
perjuangan bangsa Chechen untuk merdeka dari penjajahan 
Rusia dan Turkistan Timur dari Cina. Chechnya (Republik Ichkeria), Dageshtan, 
dan wilayah lain di Kaukasia Utara, adalah sisa 
kolonialisme yang tidak tuntas diselesaikan oleh Liga Bangsa 
dan PBB. Hal yang sama juga dilakukan Cina dengan mencaplok
Turkistan Timur (sekarang Xin Jiang).

Kami juga mendukung penuh perjuangan bangsa Kashmir 
untuk menentukan nasib sendiri, dan mengutuk aksi 
penghancuran yang dilakukan pasukan India di Kashmir, 
yang telah menyebabkan tewasnya puluhan ribu pribumi Kashmir.

Penentuan nasib sendiri bangsa Kashmir sebenarnya sudah 
diserukan oleh PBB, yang dua kali mengeluarkan resolusi 
(1948 dan 1949) agar dilakukan plebisit di wilayah Muslim itu. 
Namun sampai saat ini India tidak pernah melaksanakan resolusi 
itu dengan menggelar referendum di Jammu & Kashmir, sementara 
PBB juga tidak pernah menekan India untuk melakukannya.

Kami juga memberi dukungan penuh bagi perjuangan bangsa 
Kosovo untuk merdeka dari kekuasaan penjajah Serbia. 
Dukungan penuh juga bagi perjuangan bangsa Muslim Moro 
di Mindanao, untuk memperoleh hak mengatur diri sendiri 
dan bebas dari rekayasa penaklukan total yang kini dirancang
pemerintah Manila.

Melalui seruan ini, kami mengimbau agar negara-negara 
Muslim merapatkan barisan dan bersatu menghadapi munculnya 
gejala besar imperialisme baru, yang diusung kaum 
neo-konservatif di Amerika dan beberapa Negara Eropa, dengan menggunakan alat 
"Perang Melawan Terorisme" untuk 
menguasai dunia. 

Dalam penerapan di lapangan, kini semakin nampak bahwa 
apa yang disebut "Perang Melawan Terorisme" tidak lain adalah
"perang melawan kekuatan-kekuatan yang tidak mau tunduk 
pada dominasi politik, militer, ekonomi, dan kultural Amerika 
dan Barat."

Secara khusus pula kami memberi dukungan moral bagi 
bangsa-bangsa tertindas di dunia, seperti bagi kaum Indian 
Zapatista di Meksiko, kaum aborigin di Australia; dan 
negara-negara yang terancam intervensi dan invasi oleh 
negara besar, seperti Venezuela, Iran, Syria, dan lainnya.

Demikian SERUAN MUHARAM ini kami sebarkan 
ke seluruh anggota Pemuda Al-Irsyad dan bangsa Indonesia, 
melalui jalur organisasi dan media massa, agar menjadi 
perhatian bersama.

Mari kita jadikan Tahun 1428 H sebagai tahun memperbaiki 
diri dan makin berpihak pada kebenaran.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Jakarta, 1 Muharam 1428 H - 20 Januari 2007

PENGURUS BESAR PEMUDA AL-IRSYAD

K e t u a,                       Sekretaris,

ttd. ttd.

Drs. Geis Chalifah       Mansyur Alkatiri

Contact persons:
Geis Chalifah: 0811967825
Mansyur Alkatiri: 081315942235



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke