Persiapan Ruhani untuk Ibu hamil dan menyusui
  Oleh : Ustadzah Harmeli Al-Hafidzoh
  ( Seminar Kesehatan Ibu dan Anak BSMI kota Semarang 11 Feb 07 )

  Kenikmatan dan kemuliaan dalam kehidupan berumah tangga akan bertambah ketika 
Allah subhanahu wataála telah memberikan karunia berupa seorang bocah buah 
cinta kasihnya. Anak adalah anugerah terindah yang senantiasa diharapkan 
kehadirannya bagi setiap insan yang membangun mahligai rumah tangga. Rasulullah 
salallahu’alaihi wasalam pernah bersabda :

  “ tidak ada seorang anakpun yang lahir pada sebuah keluarga kecuali 
menambah kemuliaanya yang sebelumnya tidak ada” (HR. Tabrani)

  Rasulullah salallahu’alaihi wasalam pun berpesan kepada mereka yang diberi 
karunia anak untuk mendidiknya dengan baik.

  “setiap anak terlahir dalam keadaan suci (Islam), orang tuanyalah yang 
menjadikannya Yahudi, Majusi dan Nasrani.”

  Dalam kesempatan yang lain Rasulullah salallahu’alaihi wasalam menegaskan 
agar setiap orangtua sangat memperhatikan tarbiyah anaknya, agar anak-anak 
tidak tumbuh menjadi anak yang mendatangkan kedurhakaan.

  “Bantulah anak-anakmu untuk berbakti, siapa yang menghendaki, dia dapat 
melahirkan kedurhakaan melalui anaknya.” (HR.Tabrani).

  “sesungguhnya pada setiap pohon terdapat buah, dan buahnya hati adalah 
anak. Sesungguhnya Allah subhanahu wataála tidak akan mengasihi mereka yang 
tidak mengasihi anaknya. Dan demi nyawaku yang ada di tangan-NYA, tidak akan 
masuk surga kecuali orang yang memiliki kasih sayang. “

  Dampak dari seorang anak yang tidak di harapkan adalah anak akan berpotensi 
menjadi anak yang durhaka.

  “datang seorang sahabat kepada Umar r.a, dia mengadu kalau anaknya durhaka 
pada bapaknya, maka anak tersebut dipanggilnya terus Umar bertanya perihal 
kedurhakaanya itu pada bapaknya, anak tersebut menjawab : kalau bapaknya telah 
durhaka pada dirinya yaitu dengan menikahi wanita yang tidak sholehah dan 
memberi nama pada anak tersebut dengan nama yang jelek yaitu “kumbang” “

  Ruhaniyah Ibu hamil

  Setiap kenikmatan yang diberikan Allah subhanahu wataála kepada hamba-NYA, 
harus senantiasa disyukuri. Syukur merupakan sebuah amalan mulia karena 
merupakan bukti pengakuan manusia atas segala kelemahannya. Syukur dapat 
diwujudkan dengan lisan, yakni dengan senantiasa mengagungkan asma Allah 
subhanahu wataála maupun dengan amal. Amal yang bermakna yaitu menjaga dan 
merawat atas apa yang telah dianugerahkan Allah subhanahu wataála kepada 
kita.Kehamilan adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa besarnya yang datang 
dari Allah subhanahu wataála yang harus disyukuri karena kenikmatan itu tidak 
diberi kepada semua manusia. Banyak cerita yang telah terdengar oleh kita, 
betapa inginnnya memperoleh anak, sampai banyak yang bersedia melakukan apapun 
yang dinasehatkan orang dari yang masuk akal sampai yang paling tidak masuk 
akal, dari yang diperbolehkan syar’i sampai yang perlu dipertanyakan 
keabsahannya. Bahkan ada yang rela mengeluarkan dana berapapun besarnya untuk
 pengobatan di berbagai rumah sakit, sampai-sampai harus keluar negeri 
sekalipun semua itu dilakukan untuk satu hal, ingin memperoleh anak.

  Dengan bersyukur ( dengan kehamilan), niscaya Allah subhanahu wataála akan 
semakin menambah kenikmatannya kepada kita. Kehamilan merupakan tahap awal dari 
masa keibuan seorang wanita, dan saat itulah umur yang sesungguhnya seorang 
anak dimulai. Wanita yang hamil telah menjadi seorang ibu dan memiliki tanggung 
jawab atas anak yang sedang tumbuh rahimnya. Oleh sebab itu masa depan seorang 
anak, sebagian besar tergantung pada ibunya. Ibu adalah madrasatul ullah yaitu 
madrasah pertama bagi sang anak.

  Baik riset maupun pengalaman praktis telah membuktikan bahwa makanan, 
obat-obatan, lingkungan, kecemasan, rasa marah, dendam, iri hati serta pikiran 
ibu seluruhnya mempengaruhi benih dalam kandungan. Jadi, dapat dikatakan bahwa 
apapun yang mempengaruhi ibu juga dapat mempengaruhi bayi yang dikandung. 
Karena itu ibu hamil harus senantiasa mengontrol kondisi hati dan ruhiyahnya 
agar benih bayi dalam kandungannya mendapatkan pengaruh yang positif dari 
perilaku ibu yang baik.

  Untuk itu, ibu hamil diupayakan dapat melakukan amalan-amalan berikut :

   Memperbanyak      doa Q.S. Al Furqon : 74
   Mensyukuri      anugerah terindah yang Allah berikan
   Memperbanyak      sholat malam
   Memperbanyak      Tilawatil Qur’an ( sebagaimana kisah Imam Syafi’i)
   Memperbanyak      amal kebaikan
   Menghindari      bid’ah ( memakai peniti/benda tajam untuk keselamatan, 
tujuh bulanan).
   Menjaga      kestabilan emosi.
   Mengajak      komunikasi dengan janin.
   Memakan      buah kurma dan minum air zam-zam
  Rasulullah salallahu’alaihi wasalam bersabda :
  “Para wanita yang hamil sebaiknya memakan kurma selama bulan-bulan terakhir 
kehamilannya, sehingga anak mereka dapat memiliki dapat memiliki akhlak yang 
baik dan sifat yang sabar. “

  Ruhaniyah Ibu menyusui


   Menyusui      anak adalah anjuran Islam, dalam beberapa ayat Al-Qur’an 
Allah subhanahu      wataála menerangkan tentang itu

  “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu 
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan 
pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani 
melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita 
kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun 
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) 
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas 
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada 
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah 
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. 
(Q.S Al- Baqoroh 2: 233)

  “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu 
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan 
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, 
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia 
berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah 
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat 
amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi 
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan 
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".(Q.S. Al- Ahqaaf 
46:15 )


   permasalahan      psikologis pada anak, dapat disebabkan berkurangnya waktu 
sang ibu      menyusui anak, bahkan Al-Qur’an menyuruh ibu menyempurnakan 
penyusuannya      selama 2 tahun. Namun ada kalanya ibu tidak dapat 
menyempurnakan penyusuan      ini, disebabkan banyak factor.
   dalam      sebuah hadist, Rasulullah salallahu’alaihi wasalam bersabda :
  “Sesungguhnya Allah subhanahu wataála melimpahkan rahmat kepada seorang 
ibu yang menyusui bayinya sama dengan membebaskan seorang budak setiap saat. 
Ketika masa menyusui berakhir, malaikat berkata : “ Mualailah kehidupanmu 
kembali. Sesungguhnya Allah subhanahu wataála telah mengampuni dosa-dosamu 
yang telah lalu.”
  4.      Dengan menyusui, bayi akan dapat terpenuhi kebutuhan fisiknya dan 
juga dapat terpenuhi kebutuhan emosinya, yang berupa kasih saying, kelembutan, 
kehangatan, dekapan ibu dan perhatian.
  5.      karena itu, ibu menyusui perlu memperhatikan dan mengupayakan 
pemenuhan hal-hal seperti tersebut dibawah ini :
  a.       Makanan yang halalan toyyiban ( bisa ibu ingat kembali kisah Umar 
bin Khattab r.a )
  b.      Membelai bayi dan menyusui dengan tenang ( berhubungan dengan kadar 
ASI dan psikologis bayi)
  c.       Menyusui dengan memperdengarkan bayi dengan murrottal, nasyid, 
kalimat-kalimat toyyibah, dll
  Usahakan saat ibu menyusui bayinya berada di tempat yang tenang seperti di 
dalam kamar.
  d.      Mengajak komunikasi.

  “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu 
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan 
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, 
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia 
berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah 
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat 
amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi 
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan 
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". ( Q.S. Al- Ahqaaf : 
15 ).


Kirim email ke