http://www.pks-jaksel.or.id/Article1495.html

Manajemen Kekayaan Tuntunan Rasulullah Muhammad SAW

PKS-Jaksel: Muhammad saw mempunyai keunikan tersendiri mengenai kekayaan.
Pada kondisi-kondisi tertentu beliau menjadi orang ’kaya’, dan pada
kondisi-kondisi yang lain menjadi orang ’miskin’. Pada saat-saat tertentu
beliau juga berada pada posisi antara keduanya.
Hal ini tidak terlepas dari figur beliau sebagai teladan yang baik
(uswatun hasanah) bagi semua lapisan masyarakat.
Beliau pernah menjadi orang kaya agar orang-orang kaya di antara umatnya
dapat mencontoh bagaimana Rasulullah SAW berinteraksi dengan harta.
Misalnya, bagaimana cara memperoleh harta yang baik, mensyukuri kekayaan
dan membelanjakannya di jalan yang benar.
Sebaliknya, beliau juga pernah menjadi orang miskin agar dapat menjadi
contoh yang baik bagi orang-orang yang kekurangan. Misalnya, bagaimana
cara bersabar dan menjaga kehormatan dalam kemiskinan serta bagaimana
keluar dari jeratan kemiskinan dengan cara yang baik pula.
Begitu pula halnya ketika beliau berada pada posisi antara kaya dan
miskin. Beliau mencontohkan bagaimana hidup bersahaja.
Tidak ada catatan yang lengkap menggambarkan berapa kekayaan yang dimiliki
oleh Muhammad saw, baik ketika sebelum menjadi seorang rasul maupun dalam
masa kenabian.
Di antara informasi tentang kekayaan Muhammad saw sebelum kenabian adalah
jumlah mahar yang dibayarkannya ketika menikahi Khadijah. Konon, Muhammad
saw menyerahkan 20 ekor unta muda sebagai mahar. Menurut satu riwayat,
ditambah dengam 12 uqiyah (ons) emas. Suatu jumlah yang sangat besar
apabila dikonversi ke mata uang kita sekarang.
Hal ini berarti Muhammad saw telah memiliki kekayaan yang cukup besar
kertika beliau akan menikahi Khadijah. Kekayaan itu semakin bertambah
setelah menikah karena harta beliau digabung dengan harta Khadijah dan
terus dikembangkan melalui perdagangan.
Demikian pula, tidak banyak catatan yang ditemukan tentang apa yang
terjadi terhadap kekayaan Muhammad saw yang telah dihasilkan sebelum
menjadi seorang Rasul. Setelah menjadi seorang Rasul, Muhammad saw lebih
sibuk berdakwah daripada mengurusi perdagangan.
Dalam  beberapa riwayat disebutkan bahwa beliau tidak menyimpan kekayaan
di rumah beliau. Menurut satu riwayat, barang-barang yang ditemui di rumah
Muhammad saw hanya beberapa peralatan masak dan tikar untuk alas tidur.

Muhammad saw lebih banyak menggunakan harta kekayaannya di jalan Allah
seperti untuk menyantuni fakir miskin dan anak yatim, serta proyek-proyek
sosial lainnya. Kebiasaan ini sebenarnya telah dilakukan oleh Muhammad saw
sebelumnya, terutama di bulan Ramadhan. Pada bulan ini beliau memperbanyak
sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.

Suatu ketika datang seseorang kepada beliau untuk meminta sesuatu, oleh
beliau diberilah orang itu kambing yang banyak. Saking banyaknya sampai
memenuhi jalan anatar dua bukit. Lalu orang itu kembali kepada kaumnya dan
berkata, ”Masuk Islam lah kamu sekalian, sesungguhnya Muhammad bila
memberi dia seperti orang yang tidak takut miskin.”
Muhammad saw juga pernah menerima 90.000 dirham, kemudian uang itu
diletakkanya di atas tikar lalu uang itu beliau bagi-bagikan kepada orang
banyak, dan beliau tidak menolak permintaan siapa pun yang meminta sampai
uang itu habis.
Ketika kembali dari Perang Hunaiin, beliau disodori uang hasil rampasan
perang. Beliau berkata, ”Letakkanlah uang itu di masjid,” dan jumlah uang
itu yang terbanyak yang pernah diterimanya. Kemudian beliau sholat di
masjid itu, tanpa menoleh kepada uang tadi. Ketika beliau selesai sholat,
beliau duduk dekat uang itu dan memberikannya kepada setiap orang yang
memintanya. Kemudian baru beliau berdiri setelah uang itu habis.
Di samping dari ghanimah, sebagian harta yang dimiliki oleh Muhammad saw
berasal dari hadiah. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa salah satu ciri
seorang nabi dan rasul adalah menerima hadiah tetapi tidak menerima
sedekah.
Diceritakan bahwa ciri-ciri ini juga dipercaya oleh para pendeta Nashrani
klasik. Alkisah, Salman al Farisi sebelum masuk Islam melakukan perjalanan
yang panjang dalam rangka menemukan keislamannya. Salman tinggal dari satu
pendeta Nashrani ke pendeta berikutnya. Sampai kemudian, pendeta terkahir
yang ditumpanginya menyuruhnya mencari seseorang yang memiliki ciri-ciri
kenabian. Di antara ciri kenabian itu adalah dia tidak menerima sedekah
tetapi mau menerima hadiah.
Setelah bertemu dengan Muhammad saw, Salman memberi sesuatu yang
dikatakannya sebagai sedekah. Muhammad saw memberikan sedekah tersebut
kepada para sahabat yang ada bersamanya waktu itu.
Kemudian Salman memberikan sesuatu yang lain dan mengatakannya sebagai
hadiah dan Muhammad saw pun menerimanya. Salman kemudian meyakini bahwa
Muhammad saw benar-benar seorang utusan Allah SWT.
Menjelang wafatnya, harta yang dimiliki Muhammad saw semakin habis.
Sepertinya Muhammad saw berusaha agar ketika beliau wafat tidak ada lagi
harta yang dimiliknya dan beliau tidak mempunyai utang.
Diceritakan oleh Husain Haikal (2002), di hari-hari sakit yang membawa
kepada wafatnya, Muhammad saw memiliki harta tujuh dinar. Karena kawatir
ketika meninggal harta itu masih di tangannya, maka dimintanya supaya
uangnya itu disedekahkan. Tetapi karena kesibukan keluarganya merawat dan
mengurus selama sakitnya dan penyakit yang masih terus bertambah, mereka
lupa melaksanakan perintahnya itu.
Di hari Ahad sebelum hari wafatnya (Senin) beliau sadar kembali dari
pingsannya dan bertanya kepada mereka, ”Apa yang kamu lakukan dengan
(dinar) itu?” Aisyah menjawab bahwa dinar itu masih ada di tangannya.
Kemudian dimintanya supaya dibawakan. Ketika uang itu sudah diletakkan di
tangannya, Muhammad saw berkata, ”Bagaimana jawab Muhammad kepada Tuhan,
sekiranya ia menghadap-Nya sedang ini masih di tangannya?” Kemudian semua
uang dinar itu disedekahkan kepada fakir miskin di kalangan muslim.
Muhammad saw meninggal dunia dengan tidak meninggalkan kekayaan duniawi
kepada siapapun. Ia pergi melepaskan dunia ini seperti ketika ia datang.
Sebagai peninggalan ia mewariskan Al Qur’an dan sunnahnya akan dijadikan
pedoman bagi umat manusia.
Sumber:
Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager, Dr. Muhammad Syafii Antonio,
M.Ec

Kirim email ke