(APPost)Jumat, 15 Agustus 2008
“Meramadhankan” Seluruh Bulan 
Oleh : Uti Konsen.U.M. 


“Seandainya setiap hamba mengetahui apa yang ada dalam bulan Ramadhan,
maka umatku akan berharap seandainya setahun itu bulan Ramadhan“ (
HR.Ibnu Khuzaimah ). 

“Bulan Ramadhan memang tidak mungkin berlangsung satu tahun, tapi
kesempatan untuk mendulang pahala tetap terbuka. Caranya, Ramadhankan
hidup Anda. Pelihara supaya tensi ibadah tetap seperti ketika bulan
Ramadhan. Anda pasti bisa“ (Buku Ramadhankan Hidupmu oleh Dr.Aidh bin
Abdullah Al Qarni ). 

Saking rindunya dengan bulan Ramadhan, Rasulullah SAW dan generasi
awal, menangis tersedu-sedu bila bulan mulia itu berlalu. Bahkan ketika
bulan Rajab muncul, diantara doa yang sering diucapkan Rasulullah SAW
ialah : “Ya Allah, berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Syakban dan
sampaikanlah usia kami hingga bulan Ramadhan“. 

Dalam kenyataan tensi ibadah umat Islam dalam Ramadhan memang menarik,
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dan diantara nama-nama
indah yang dilidahkan untuk Ramadhan, adalah bulan latihan. Seyogianya,
dengan telah berhasil menjalani latihan ketat selama satu bulan itu,
maka sikap keseharian kita akan mirip seperti dalam suasana Ramadhan.
Misalnya :Istiqamah qiyamullail, rajin membaca Al Quran, gemar
bersedekah, disiplin salat berjemaah di awal waktu, menghindari ghibah,
senang bersilaturrahmi, membiasakan makan bersama keluarga, dan banyak
berzikir serta memanfaatkan waktu dengan amalan yang positif. 

Kita coba menggarisbawahi untuk sikap yang terakhir diatas, yaitu dalam
hal menjaga dan memanfaatkan waktu. Dalam surah Al Mukminun (23) ayat
112-116, Allah menggambarkan bahwa begitu cepat umur dan hari berlalu,
serta jawaban dari orang-orang yang menghabiskan umurnya dengan
bermain-main dan perbuatan yang sia-sia di hari Kiamat nanti. Allah
bertanya, “Berapa tahun kamu tinggal di bumi?“ Mereka menjawab, “Kami
tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang menghitung..” Allah berfirman, “Kamu tidak tinggal (di
bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu mengetahui.” Maka apakah kamu
mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha
Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya, tiada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang
mempunyai) ‘arasy yang mulia’. 

“Umur bagaikan mutiara, orang yang menghabiskannya untuk menaati Allah,
akan mendapatkan mutiara tersebut. Dia akan mendapatkannya pada hari
dimana harta dan anak tak lagi dapat membantu. Hanya orang yang berhati
bersih yang selamat disisi-Nya,” antara lain kilah Aidh Al Qarni. 

Kaum salaf selalu memelihara waktu dengan baik. Masya Allah. Simak
antara lain: Junaid bin Muhammad tetap meluangkan waktu untuk membaca
Quran kendati kematian sudah di depan mata. Anaknya berkata, “Ayah
telah mengorbankan jiwa raga ayah“. Jawabnya, “Aku adalah orang yang
merasa harus paling banyak berkorban “. Aswad bin Yazid menghabiskan
malam dengan qiyamullail. Sahabat memberi saran “Sebaiknya kamu
beristirahat sebentar “. Dia menjawab “Aku hanya ingin beristirahat di
akhirat “. Sufyan Ats-Tsauri ditemani beberapa orang duduk santai
sambil mengobrol di masjid Haram. Mendadak, ia berdiri sambari berkata,
“Kita enak-enakkan duduk di sini sedangkan siang terus berjalan“. 

Pendek cerita , sudah menjadi kebiasaan kaum salaf untuk membagi waktu
siang dan malam mereka menjadi beberapa bagian. Sebagian untuk membaca
Al Quran, sebagian untuk berzikir, sebagian untuk bertafakur, sebagian
untuk menuntut ilmu, sebagian untuk mencari rezeki dan sebagian lagi
untuk tidur. Yang jelas tidak ada yang dia sisihkan untuk bermain-main.
Seorang ulama besar Saudi dan pengarang produktif pernah memberi
nasehat yang bagus dilakukan dalam keseharian kita antara lain katanya
“Setelah salat subuh adalah waktu yang kondusif untuk menghafal dan
membaca Al Quran, berzikir dan bertafakur. Sejak matahari meninggi
hingga waktu zuhur adalah waktu yang tepat untuk mencari rezeki,
berdagang, dan menuntut ilmu. Setelah salat zuhur merupakan waktu yang
cocok untuk menuntut ilmu dengan membaca buku-buku umum ataupun
sejarah. Setelah salat ashar adalah waku yang pas untuk pergi ke
perpustakaan, menggali potensi dan memecahkan masalah. Setelah salat
maghrib adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi saudara dan
bercengkerama dengan teman. Sedangkan setelah salat Isya merupakan
waktu yang sesuai untuk keluarga lalu tidur. Di akhir malam bangun
untuk mendirikan salat tahajjud. Hari Kamis adalah hari istirahat dan
sedikit bersantai. Hari Jumat adalah hari ibadah, membaca al Quran,
berzikir. Sebelum salat Jumat sebaiknya mandi, bersiwak, memakai parfum
dan pakaian bagus, serta bersegera pergi ke masjid“. 

Insya Allah, bila setiap insan Muslim disiplin ketat memanfaatkan waktu
dalam kesahariannya untuk kegiatan yang bermanfaat, maka dapat
dipastikan ,masyarakat bahkan Negara kita akan terhindar dari gejolak
atau bencana yang tengah melanda tanah air kita sekarang ini. Ujar
seorang bijak, “Hendaknya Anda turut memiliki kontribusi dalam
pembangunan semampu Anda. Bukan menjadi beban yang memberatkan
masyarakat. Ingatlah, bahwa lebah yang mati itu akan terlempar dari
sarangnya, karena dia tidak lagi bernilai. Dan pohon yang kering itu
akan disingkirkan dari kebun, karena tidak ada lagi manfaat yang dapat
diharapkan darinya.Lantas apa balasan yan layak bagi seseorang yang
bisa mendengar dan melihat, tapi tidak memiliki kontribusi, tidak
memiliki produktivitas, dan tidak pula bekerja?“. Wallahualam. **


      
___________________________________________________________________________
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke