Mati Syahid

By: Prof. Dr. Achmad Mubarok mA


Keutamaan orang mati syahid disebut al Qur¢an disejajarkan dengan para Nabi, 
shiddiqin dan orang saleh seperti yang disebut dalam ayat berikut:

Barang siapa yang mentaati Alloh dan Rasul Nya, mereka itu akan bersama-sama 
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para 
shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka 
itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q/4:69).

Semboyan yang terkenal pada perjuangan fisik kemerdekaan RI  limapuluh tujuh 
tahun yang lalu adalah Merdeka atau Mati. Sementara itu di lingkungan pejuang 
santri - Hizbullah - slogan  yang dikumandangkan adalah ¡isy kariman aw mut 
syahidan, Hidup lah sebagai orang terhormat atau Mati sebagai syahid. 

Bagi orang yang ingin tetap hidup, mati adalah sesuatu yang menakutkan, tetapi 
bagi orang yang mengutamakan makna hidup, mati tidak harus menakutkan, 
tergantung bagaimanna caranya mati. Orang kafir takut mati karena tidak tahu 
apa yang ada di balik kematian, seperti ketakutan seseorang pada kegelapan , 
sedangkan orang yanng memiliki motif mati syahid justeru merindukan kematian 
syahadah, karena terangnya keadaan di balik kematian, yakni kebahagiaan ukhrawi 
yang diyakini pasti lebih baik dibanding dunia dengan segala isinya.  

Term syahid dalam berbagai kata bentukannya disebut al Qur¢an sebanyak 160 
kali, tetapi hampir semuanya mengandung makna kesaksian, al hudur ma¢a al 
musyyahadah, baik yang berkenaan dengan Tuhan maupun yang berkenaan dengan 
manusia.  Term syahadah - syuhada yang berkenaan dengan mati hanya terdapat 
dalam surat an Nisa 69 di mana dinyatakan bahwa orang yang mati syahid kelak 
akan dikumpulkan bersama para Nabi , shiddiqin dan orang-orang saleh. 

Dari perbandingan itulah maka para mufassir kebanyakan berpendapat bahwa  
kesyahidan bukan hanya diperoleh melalui peperangan dan gugur melawan orang 
kafir.  Imam al Fakhr ar Razi dalam Tafsir al Kabir misalnya  menekankan bahwa 
orang yang mati syahid adalah orang yang mati dalam rangka kesaksiaannya atas 
kebenaran Islam.  Dalam bahasa Arab,  STTB atau ijazah juga disebut sebagai 
syahadah, karena lembaran kertas itu memberikan kesaksiaan atas tingkatan 
keilmuaan pemiliknya.

Terlepas dari perbedaan pandangan kesyahidan,  tradisi Islam hinga kini tetap  
memuliakan kesyahidan. Imam Khumaini dalam Yad nama-yi Ustad-i Syahid  Murtadla 
Muthahhari misalnya mengatakan bahwa  Islam tumbuh melalui pengorbanan dan 
kesyahidan putera-putera tercintanya. Sejak pertama diwahyukan hingga kini, 
Islam selalu diwarnai syahadah dan heroisme.

Psikologi  tidak mampu mengurai secara memadai adanya motif syahadah. Dalam 
teori Psikoanalisa misalnya dikenal adanya motif kematian, thanatos, tetapi 
syahadah sangat berbeda dengan thanatos. Instink thanatos bersifat agressif 
tetapi destruktif, sedangkan motiv syahadah meskipun juga agressif tetapi 
postif dan konstruktif, karena motiv syahadah berdiri di atas nilai-nilai 
mulia, yaitu menghancurkan kebatilan dan menegakkan kebenaran, sementara 
thanatos bekerja hanya untuk memuaskan  motiv individualnya.

Kuatnya motiv mati  syahid atau syahadah adalah karena kuatnya keyakinan atas 
apa yang akan diperoleh di alam akhirat, yang diyakini lebih baik dari apa yang 
dimilikinya di dunia.  Al Qur¢an memberikan dorongaan yang sangat kuat untuk 
memperoleh peringkat syahadah dengan menyatakan bahwa orang yang gugur syahid 
di jalan Alloh sebenarnya tidak mati, tetapi tetap hidup (Q/2:154, Q/3:169), 
dan tetap memperoleh rizki dari Alloh (Q/Q/22:58, Q/3:169). Kepada mereka 
dijanjikan bahwa amal mereka tidak sia-sia (Q/47:4), diampuni dosanya 
(Q/3:195), memperoleh pahala besar (Q/4:74) dan masuk sorga (Q/9:111, Q/3:195). 

Sebuah hadis Nabi mengisahkan bahwa seusai peperangan, orang ribut menyebut 
seorang prajurit   gagah berani yang telah gugur, dan mereka mengatakan ia 
pasti gugur sebagai syahid. Tetapi Nabi ternyata mengatakan tidak, dan setelah 
diteliti, dibalik baju prajurit yang gugur itu terdapat perhiasan emas. Rupanya 
prajurit itu sangat berani bukan untuk mencari ridla Alloh, tetapi berusaha 
memperoleh harta secara tidak fair. Wallohu a`lamu bissawab.

Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii





      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke