Yang Terbanyak atau yang Terbaik

Dari Hakim Ibnu Hazm Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa 
Sallam bersabda: "Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang 
di bawah (penerima); dan mulailah dari orang-orang yang banyak tanggungannya; 
dan sebaik-baik sedekah ialah yang diambil dari sisa kebutuhan sendiri, 
barangsiapa menjaga kehormatannya Allah akan menjaganya dan barangsiapa merasa 
cukup Allah akan mencukupkan kebutuhannya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya 
menurut riwayat Bukhari. 


Kesederhanaan berfikir atau cara berfikir diluar kebiasaan orang kebanyakan ? 
pertanyaan itu sempat datang kekepala saya waktu itu melihat tingkah aneh 
Sugianto di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Tradisi berbelanja 
menjelang lebaran mungkin hampir semua umat muslim pernah merasakannya, 
termasuk kami yang waktu itu  masih duduk di bangku kelas tiga sekolah lanjutan 
tingkat atas. Sugianto, Kamin, Jaja, dan Ali yang kesehariannya adalah seorang 
pekerja sambil sekolah memang jarang meluangkan waktu ke pusat perbelanjaan 
seperti mall yang ada di Jakarta, sehingga moment menjelang lebaran  ini 
dimanfaat bersama-sama sebelum menginjak kampung halaman masing-masing.

Hari itu Sugianto berniat membeli kaos model kemeja mengganti yang lama yang 
mulai pudar warnanya. Cukup lama Sugianto di ruang ganti  mencoba beberapa 
model pakaian yang hendak di beli sementara rekan yang lain masih sibuk 
memilih. Ketika keluar dari ruang ganti Sugianto masih mengenakan pakian baru 
yang akan di belinya, saya mengira dia hendak menunjukkan kepada temannya yang 
lain tentang pilihannya tersebut, ternyata saya salah, dia berniat 
mengenakannya sampai pulang dan baju lama yang justru berada pada bungkus 
pakaian baru tersebut

Sewaktu hendak membayar pada kasir Sugianto berusaha menjelaskan " Mbak nih 
baju barunya sedang saya pakai , harganya belum saya copot kok , biar bisa 
langsung dipakai buat jalan-jalan " kata Sugianto sambil senyum-senyum 
sedangakan kasir cuma mesem-mesem melihat tingkah Sugianto dan saya berusaha 
menjauh belagak gak kenal . Sang kasir sempat kewalahan dan kebingungan karena 
barcode reader mengenai harga barang mesti di tembak pada krah baju yang di 
kenakan Sugianto dan tuh anak masih saja senyum-senyum merasa berhasil 
mengerjai si kasir.

Kami keluar Mall sambil tertawa melihat tingkah Sugianto yang memang tampak 
keren dengan baju barunya. Belum jauh kami melangkah seorang pengemis 
mendatangi kami. Sambil tersenyum Sugianto berkata " siapa yang berani 
mensedekahkan bungkusan yang ada ditangannya " . Tentu saja yang lain sewot 
soalnya bungkusan dia adalah pakaian lama sedangkan bungkusan kami adalah 
pakaian baru. " Jika tidak ada yang berani biar saya yang mulai " ejek Sugianto 
sambil memberikan bungkusan pakaian dan beberapa lembar ribuan kembalian dari 
membeli pakaian tadi. 

Bersedekah memang sangat dianjurkan dan tidak pernah ada batasan dari sebuah 
sedekah selain ke ikhlasan yang menyertainya. Ada yang ikhlas meyedekahkan 
seluruh hartanya, ada yang ikhlas menyedekahkan sebahagian, seperempat, 
seperdelapan, ada juga yang hanya ikhlas menyedekahkan sedikit sisa dari 
hartanya dan ada juga hanya mengikhlaskan senyumannya sebagai sedekah. Dari Abu 
Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam 
bersabda: "Sesungguhnya kalian tidak akan cukup memberi manusia dengan harta 
kalian, tetapi kalian akan cukup memberikan kepada mereka dengan wajah yang 
berseri dan akhlak yang baik." Riwayat Abu Ya'la. Hadits shahih menurut Hakim. 

Salam

David

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke