Segelas Teh Yang Penuh

Sudah tiga pengajian kami kunjungi dalam minggu itu tetapi teman tersebut tetap 
mengerutkan dahinya seperti menyangkal atau seperti isyarat pertanda ketidak 
setujuan pada beberapa materi yang disampaikan. Praktis satu minggu itu teman 
tersebut tidak mendapatkan manfaat apa-apa selain berbagai keluhan bahkan 
sedikit celaan sehingga masa tugasnya selama seminggu di Jakarta yang di 
manfaatkan untuk memperluas pengalaman justru berakhir pada 
pengalaman-pengalaman yang tidak mengenakkan.

Rutinitas memperdalam agama sepulang kerja memang hampir tiap hari dilakukan 
Eri di Yogjakarta. Seperti yang telah lama dimaklumi bahwa pemahaman Islam yang 
beredar di masyarakat memang penuh warna, ada yang menyikapi perbedaan dengan 
santai ada yang dengan emosi ada juga yang mengisolasi kelompoknya menjadi 
kelompok yang terkesan eksklusif ada yang berusaha menghilangkan perbedaan 
tersebut tetapi ada juga yang sengaja mendiamkan dengan pendapat "perbedaan 
adalah rahmat". Pengajian tempat Eri masuk dalam salah satu warna tersebut.

Sehari sebelum pulang ke Yogya Eri sempat bertukar pendapat dengan saya 
terhadap apa yang dipelajarinya dan apa yang di temuinya di masyarakat baik itu 
di Yogya tempatnya maupun di Jakarta, dan kesimpulannya semua terlihat salah 
dimatanya. Saya teringat kisah seorang pemuda yang ingin membandingkan beberapa 
oroma teh dengan hasil racikannya, tetapi dia selalu datang ke berbagai kedai 
dengan gelas penuh teh hasil racikannya sehingga teh yang hendak dicicipi pada 
gelas yang dibawanya selalu tumpah karena penuh, sehingga tidak satupun teh 
hasil racikan kedai lain bisa di rasakannya selain teh miliknya sendiri.

Kita tidak akan pernah bisa belajar apapun dari orang lain ketika kita 
mendatanginya dengan kepala penuh asumsi dan justifikasi, semua dibenturkan 
dengan apa yang kita pahami dan bukan berusaha memahami apa yang di pahami 
orang lain sehingga perpindahan ilmu tidak akan pernah terjadi. Teh yang kita 
racik baru bisa dikatakan enak jika kita juga telah meminum teh hasil racikan 
orang lain dan memahami bahan-bahan dasar serta cara-cara pengolahannya dan 
mengambil intisarinya sehingga aroma yang dihasilkan tampak lebih objectif.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke