Ditulis Oleh: Munzir Almusawa    

Saturday, 20 June 2009 


Kelompok Kebenaran Dari Ummat Nabi Muhammad saw 
Senin, 15 Juni 2009 

 

ÞóÇáó ÑóÓõæáó Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: 
áóÇ íóÒóÇáõ ØóÇÆöÝóÉñ ãöäú ÃõãøóÊöí ÙóÇåöÑöíäó ÍóÊøóì íóÃúÊöíóåõãú ÃóãúÑõ
Çááøóåö æóåõãú ÙóÇåöÑõæäó (ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí 

Sabda Rasulullah saw : “selalu ada kelompok dari ummatku yang terus muncul
dengan kebenaran, hingga mereka menghadap Allah mereka akan terus ada dan
terlihat jelas” (Shahih Bukhari) 

 

ImageAssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Maha Raja Langit dan Bumi, Maha Penguasa
Tunggal dan Abadi, Maha Mengasuh seluruh hamba – hamba dan ciptaan-Nya
sepanjang waktu dan zaman, Tunggal menuntun mereka didalam kehidupan,
mengasuh mereka dengan cahaya matahari dan bulan, daratan dan lautan dan
semua hamba yang ada di bumi sebagai lambang kelembutan Ilahi. Terbit
keindahan Allah dalam setiap waktu dan zaman, terbit kelembutan Allah dalam
setiap waktu dan zaman, terbit kewibawaan Allah dalam segala waktu dan
kejadian. Bagi mereka yang mau berfikir, mereka akan menemukan Cahaya
Keagungan Allah dalam setiap waktu dan kejap. Yang setiap nafas mereka
merupakan lambang Kasih Sayang Illahi, yang setiap detak jantung memanggil
setiap hamba untuk mengenal Allah, yang memberinya kehidupan, yang
menggetarkan jantungnya lebih dari 100.000X setiap harinya untuk mendukung
seluruh gerakan dan kehidupan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Jantung yang berdetak ini adalah milik Rabbul Alamin dan bukan kita yang
menciptanya. Lisan yang kita pakai untuk berucap bukan pula kita yang
menciptanya tapi Anugerah Illahi. Dan semua kehidupan yang kita gunakan
siang dan malam adalah panggilan Allah agar mau mendekat mencapai Kasih
Sayang-Nya, mencapai Kelembutan-Nya, mencapai Keridhoan-Nya yang abadi,
kenikmatan yang abadi, keindahan yang abadi, kemewahan yang abadi dan puncak
segala anugerah adalah Ridho Allah, Kasih Sayang Allah, Kelembutan Allah
yang membuka kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan Sang Pemilik Kebahagiaan di
dunia dan akhirat, Dialah Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt berfirman “Qul huwallahu ahad” katakanlah, kenalilah, fahamilah,
dalamilah dan sadarilah dan renungkanlah dan dapatkanlah Cahaya Keagungan
dari kalimat Dialah Allah Maha Tunggal; QS. Al Ikhlas : 1. Hanya Dialah
(Allah) Yang Maha Ada dan selainnya adalah fana. Semua selain Allah,
hakekatnya tiada walaupun tampaknya ada, karena keberadaan mereka terikat
dan tergantung kepada Yang Maha Ada. Allah ada sebelum segala – galanya ada
dan Allah Yang Maha Tunggal tetap ada ketika segala – galanya sirna. Hadirin
– hadirat, kalimat yang pertama daripada firman Allah ini menembus kepada
jantung tauhid, memberi kefahaman bahwa Dia (Allah) Maha Tunggal. Tidak sama
dengan semua makhluk dan tidak ada yang menyerupainya. Dan ketika kita
merenungkan kedalaman kalimat ini, akan muncul cahaya tauhid yang membimbing
kita kepada ketenangan, kesejukan. “Alaa bidzikrillah tathma’innulquluub”
dengan mengingat Allah akan tenanglah hati; QS. Ar-Rad : 28. Dan ketahuilah
Allah itu Maha Tunggal. Maha Tunggal untuk dicintai, Maha Tunggal untuk
dirindukan, Maha Tunggal untuk dimuliakan, Maha Tunggal untuk disembah, Maha
Tunggal untuk diharapkan, Dialah (Allah). 

“Allahusshamad” Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan;
QS. Al Ikhlas : 2. Al Imam Ath-thabari alaihi rahmatullah menjelaskan bahwa
makna “ashshamad” adalah yang tidak makan dan minum dan tidak menyerupai
makhluk. Dalam penafsiran lainnya, Imam Ath-thabari menukil makna
“ashshamad” adalah yang tidak berubah sebagaimana makhluk yang selalu
berubah. Dari kecil ke besar, dari tua ke muda dan lain sebagainya. Allah
tetap Maha Tidak Berubah. Al Imam Ibn Katsir menjelaskan didalam tafsirnya
menukil salah satu makna dari kalimat “ashshamad” adalah nurun yatala’ala’
cahaya yang berpijar. “Allahusshamad” Allah Yang Maha Tidak Berubah dan
selalu ada dan merupakan cahaya yang berpijar dengan indahnya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Tentunya yang dimaksud bukanlah Allah itu berwujud cahaya. Karena cahaya
yang kita kenal hanyalah cahaya yang dikenal oleh mata dalam penerang dan
penglihatan. Bagaimana dengan Allah cahaya yang berpijar, tidak terlihat
oleh yang buta, tidak terlihat oleh manusia, bagaimana cahaya yang berpijar
jika tidak terlihat? Tentunya maksud cahaya yang berpijar ini adalah cahaya
kebahagiaan, cahaya keindahan, cahaya ketenangan yang menerangi kehidupan
hamba – hambaNya dan itu jauh lebih agung dari makna cahaya yang kita kenal.
Cahaya yang terang – benderang inilah menenangkan jiwa dengan setenang –
tenangnya keadaan. Mengampuni banyak kesalahan dan dosa dan mengangkat
derajat seluhur- luhurnya. Menjatuhkan sifat – sifat hina dari sanubari dan
memunculkan sifat – sifat luhur, membangkitkan keinginan untuk bermunajat
dan bersujud, mengundang manusia untuk terus semakin dekat kehadirat-Nya dan
inilah Cahaya Penerang Yang Maha abadi. 

“Lam yalid wa lam yuulad; Walam yakullahu kufuwan ahad” Dia tidak beranak
dan tiada pula diperanakkan; Dan tidak ada satupun yang menyerupai Allah;
QS. Al Ikhlas : 3-4. Maha Tunggal dan Maha Abadi. Diriwayatkan didalam
Shahih Bukhari, ketika salah seorang sahabat mengadukan tentang seseorang
yang selalu membaca Surah Al Ikhals. Ketika ditanyakan kepadanya, ia berkata
“Li annahaa sifaturrahman” karena Al Ikhlas ini sifatnya Allah Yang Maha
Pengasih, aku senang membacanya, mendalami maknanya, membuatnya semakin
rindu kepada Allah, yang memang Maha Tunggal dan tiada makhluk lain
mempunyai sifat Maha Tunggal melebihi Rabbul Alamin Yang Maha Tunggal. Aku
asyik membacanya. Maka Rasul Saw berkata “akhbiruuh innallah yuhibbuh”
kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya. Karena ia suka menyebut Nama
Allah Yang Maha Tunggal, karena ia senang menyebut Nama Allah, melafadzkan
sifat – sifat Allah, mengulang – ulangnya karena rindu kepada Allah. Hadirin
– hadirat, inilah Sang Maha Indah yang menghargai bibir dan jiwa yang selalu
melafadzkan Nama-Nya dan mengingat-Nya. 

Kalau sudah Sang Nabi saw mengabarkan “akhbiruuh innallah yuhibbuh”
sampaikan kabar padanya bahwa Allah mencintainya. Subhanallah!! Cintanya
Allah dikabarkan oleh Sang Nabi saw kepada orang itu bahwa Allah
mencintainya. Darimana ia mengenal kemuliaan Surah Al Ikhlas? Tentunya dari
manusia yang paling dicintai Allah, Sayyidina Muhammad Saw. Semakin kita
menggali dari rahasia kemuliaan tuntunan Sang Nabi saw, maka semakin dekat
gerbang cinta Allah kepada kita. Maka kenalilah Muhammad Rasulullah Saw. 

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Allah Swt berfirman didalam hadits
qudsiy, ketika salah seorang hamba berbuat dosa lantas ia beristighfar dan
bertaubat kepada Allah. Allah Swt berfirman 15.53 “fa’alima abdiy anna lahu
Rabban yaghfiruudzzunuuba wa ya’khudz bih, ghafartu li ‘abdiy” hamba-Ku, ia
tahu setelah ia berbuat dosa, ia menyesal pada-Ku. Dialah (Allah) yang
paling dekat kepada kita, Cintanya paling setia kepada kita, Kasih
Sayang-Nya terindah kepada kita. Kita mengenal Kasih Sayang-Nya muncul
setiap saat dan kejap. Buktinya adalah kehidupan kita yang itu semua bukti
Cintanya Allah. Namun ketika kita mengkhianati Allah dengan dosa dan
kesalahan maka ketika sang pengkhianat ini beristighfar memohon
pengampunan-Nya, Sang Maha Baik menjawab “hamba-Ku tahu ada Tuhan yang
selalu mengampuninya, ia mengenal Kasih Sayang-Ku, Ku-maafkan hamba-Ku”.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Adakah yang lebih baik dari Allah? Bukankah Allah Swt yang memberikan semua
anugerah ini kepada yang taat pada-Nya dan pada yang tidak taat pada-Nya.
Dan Allah masih menanti para pendosa yang selalu menantang kemurkaan-Nya
untuk kembali kepada keluhuran dan bisa mencapai Cinta-Nya. Cinta yang terus
dikecewakan oleh sang hamba, setiap waktu dan saat mereka terus mengetuk
pintu kemarahan Allah. Jika mereka bertaubat, Sang Maha Lembut menerima
taubatnya dan seindah – indah sambutan, tidak ada sambutan yang lebih agung
melebihi sambutan Allah terhadap hamba-Nya yang bertaubat. Oleh sebab itu
Sang Nabi saw, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, beliau saw bertaubat
lebih dari 100X setiap harinya. Karena apa? Karena ingin mencapai derajat
orang – orang yang bertaubat padahal beliau saw memiliki derajat tertinggi.
Tapi beliau saw tahu betapa cintanya Allah kepada orang yang bertaubat.
Kalau yang tidak pernah berbuat dosa saja ingin selalu bertaubat. Semoga aku
dan kalian diberi sifat yang selalu ingin bertaubat. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
“Innallaha yuhibbuttawwaabiin wa yuhibbul muthathahhiriin” Allah mencintai
orang – orang yang suka bertaubat. Maka tentunya, sebagian dari kita merasa
berat melakukan taubat. Karena apa? Karena merasa belum mampu meninggalkan
dosa – dosanya. Justru dengan kita taubat dan mengadukan dosa – dosa yang
belum mampu kita tinggalkan seraya meminta kepada Allah diberi kekuatan agar
terhindar dari dosa – dosa itu, ia sudah mencapai kemuliaan taubat. Karena
apa? Karena taubat itu adalah benci terhadap dosa, menyesal terhadap dosa,
tidak mau melakukan dosa. Jika setelah itu ia kembali terjebak dalam dosa
maka layaknya ia tidak bosan – bosa bertaubat bukan sebaliknya bosan
bertaubat, tidak bosan – bosa bermaksiat. Semestinya sebaliknya, bosan
bermaksiat karena kebanyakan taubat, bukan sebaliknya kebanyakan bermaksiat
yang akhirnya bosan bertaubat. Sampaikan derajatmu kepada derajat yang
selalu bertaubat dan bosan bermaksiat. Kalahkan maksiat itu dengan banyaknya
taubat. 1 tetes, 2 tetes cahaya taubat hingga menjadi samudera taubat dan
Allah membuka pintu Cinta-Nya kepadamu dan kau melewati kebahagiaan dunia
dan akhirat. Kau akan jauh kepada api neraka.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita kepada hadits mulia ini, Hadits riwayat shahih bukhari :
tiada henti – hentinya sekelompok dari umatku itu akan tetap ada dan akan
tetap terlihat sampai mereka menjumpai Allah di hari kiamat, mereka tetap
terlihat dengan jelasnya. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya
Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari mensyarhkan daripada makna haidts ini
bahwa ada sekelompok dari umat Muhammad Saw, walaupun umat ini semakin
bergeser menuju kerusakannya, menuju kehancuran dan semakin buruk. Janji
Sang Nabi saw, ada kelompok yang tetap bertahan dari para pecinta Sayyidina
Muhammad Saw. “wa hum dhaahiruun” mereka itu ada dan selalu terlihat muncul
dan mereka itu tidak tersembunyi, selalu ada. Demikian janji Nabi Muhammad
Saw dan ini memberikan semangat kepada majelis – majelis ta’lim dan majelis
– majelis dzikir yang tentunya dibangun untuk pembenahan umat Nabi Muhammad
Saw dengan niat yang ikhlas mengikuti tuntunan Sang Nabi saw, maka kelak
dijanjikan oleh Sang Nabi saw bahwa kelompok itu ada dan terlihat. Maka
setiap gerakan – gerakan pembenahan umat, demi bangkitnya dakwah Sang Nabi
saw adalah bentuk daripada isyarat yang disampaikan oleh Sang Nabi saw dan
kita berharap majelis ini merupakan salah satu sari kabar yang disampaikan
oleh Nabi Saw. Bahwa diantara umatku akan terus ada, dan semoga majelis in
terus ada. Dari mulai masa Sang Nabi saw, para pembela Rasul saw, shabatul
kiram sampai pada tabi’in, tabiut tabi’in, ashlafunnaashalihin sampai kepda
kita sampai kepada keturunan kita, selalu dijaga Allah dalam rahasia
kemuliaan para pendukung Muhammad Rasulullah Saw. 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiyah. Namun ada beberapa hal
yang perlu disampaikan mengenai sebagian jama’ah yang mempertanyakan
mengenai jaket yang bertuliskan “Majelis Rasulullah Saw” apakah boleh dibawa
ke toilet? Tentunya kalau seandainya tulisan itu berbahasa arab maka
sebaiknya tidak masuk ke toilet karena itu ada padanya Nama Allah Swt.
Sebagian ulama mengatakan haram dan sebagian mengatakan makruh
syiddatulkaraahah (sangat makruh dan dibenci) membawa lafadz Allah ke dalam
toilet atau mendudukinya atau menginjaknya. Namun kalau bahasa latin maka
bahasa latin itu (bahasa selain bahasa arab) tidak disebut di dalam
syari’atul muthahharah. (maa yusammal harf) Syari’ah islamiyyah didalam
menghukumi hukum – hukum islam tidak menganggap bahasa selain bahasa arab
karena bahasa islam adalah bahasa arab. Jadi kalau ditulis dengan huruf
selain bahasa arab maka tidak termasuk ke dalam hal yang diharamkan. Oleh
sebab itu saya menyetujuinya karena ditulis dengan huruf latin, karena
tulisan selian huruf arab tidak diakui sebagai huruf dalam hukum syari’ah,
maka tidak terkena hukum dari lafadz tersebut. Demikian hadirin – hadirat
yang dimuliakan Allah. Oleh sebab itu, baju yang bertuliskan Majelis
Rasulullah Saw dengan huruf latin, kalau bisa jangan ditambahi dengan huruf
arab. Karena jika ditambahi huruf arab tidak boleh masuk ke toilet. Demikian
hadirin yang dimuliakan Allah. Ini masalah jaket.

Dan masalah selanjutnya adalah hadits Rasul saw riwayat Shahih Bukhari yang
saya sampaikan di wilayah kwitang beberapa waktu yang lalu. Dan seorang yang
bernama Nuaiman radiyallahu anhum yang selalu dihukum dan dihukum Karena
tidak lepas - lepasnya minum arak. Ketika ia dilaknak oleh salah seorang
sahabat, Rasul saw berkata “jangan kau laknat ia karena demi Allah aku
menyaksikan demi Allah ia mencintai Allah dan Rasul-Nya”. Rasul saw mengakui
cinta orang itu, walaupun ia seorang pemabuk. Tentunya ia sudah dihukum dan
mendapatkan hukuman karena ia mabuk. Hukuman tidak dibebaskan, hukuman tetap
dijalankan tapi cintanya kepada Allah dan Rasul tetap diakui oleh Nabi Saw.
Jadi yang dimaksud, bukan seorang pemabuk itu bisa saja ia cinta Allah dan
Rasul, cintanya akan tetap diterima Allah dan Rasul-Nya, ia diterima oleh
Allah dan Rasul saw. Tapi hukumannya ada? Kalau tidak hukumannya di dunia,
hukumannya di alam kubur, kalau tidak di alam kubur di barzah, tidak di
barzah maka di yaumal qiyamah. Namun cintanya tetap diakui dari bentuk
akhlak Sayyidina Muhammad Saw. Demikian yang dimaksudkan. Bagi mereka yang
masih mengingkari hadits ini riwayat Shahih Bukhari dan boleh mengulang
VCDnya yang mana saya menyampaikan hal ini di kwitang.

Dan yang ketiga adalah penyampaian pesan rindu dari Guru Mulia Al Musnid Al
Hafidz Al Habib Umar bin Hafidz. Saya baru saja kemarin kembali dari sana
dan beliau menyampaikan salam kepada hadirin semua dan mendoakan kita selalu
dan muslimin khususnya di negeri kita ini dan beliau saw juga menghimbau
muslimin – muslimat untuk tidak terlalu terguncang dengan apa – apa yang
terjadi di negeri kita. Apakah itu berupa pemilu atau lainnya. Tetaplah
berjalan dalam kedamaian dan jangan terpancing dalam permusuhan dan
perpecahan dalam hal ini. Dan juga beliau menyampaikan tentang fitnah yang
muncul atas nama Majelis Rasulullah Saw bahwa kepemimpinan harus ditangan
Ahlul Bait Rasulullah Saw itu, beliau (Al Musnid Al Hafidz Al Habib Umar bin
Hafidz) menyampaikan kepada saya tolong sampaikan kepada jama’ah bahwa tidak
sepantasnya Ahlul Bait Rasul saw memperebutkan kepemimpinan. Demikian yang
beliau sampaikan. Yang sebaiknya mereka mengayomi mulai rakyat sampai kepada
penguasa. Tidak seyogyanya ulama dan ahlulbait Rasul saw ikut didalam kancah
untuk berebut kekuasaan, Biarkan yang berkuasa, berkuasa. Kita para ulama
dan ahlulbait Rasul saw mengayomi mulai rakyat sampai penguasa. Demikian
yang disampaikan oleh beliau dan tidak lupa salam beliau kepada kita dan
semoga Allah Swt mengangkat derajat kita setinggi – tingginya dan juga
majelis mulia ini semoga terus mendawamkan bagi kita rahasia keridhoan,
rahasia cinta, rahasia taubat dalam setiap nafas kita, dalam hari – hari
kita.

Rabbiy, limpahkan atas kami kebahagiaan dunia dan akhirat, ketenangan dunia
dan akhirat, kedamaian dunia dan akhirat, kemakmuran dunia dan akhirat.
Ampuni kami dari seluruh dosa, singkirkan kami dari segala kesalahan. Ya
Rahman Ya Rahim, Ya Dzaljalali Wal Ikram Wahai Yang Maha Tunggal, Wahai Yang
Maha Abadi, Wahai Cahaya yang terang – benderang, Wahai Yang selalu
menerangi jiwa dengan sifat – sifat yang luhur. Malam ini kami bermunajat
memanggil Nama-Mu Wahai Yang Maha Menerangi jiwa dengan keluhuran, Wahai
Yang Maha Menerangi hari –hari dengan kebahagiaan, Wahai Yang Sellau terang
– benderang menerangi alam semesta dengan kedermawanan, dengan keindahan dan
kemuliaan, dengan pengampunan dan kelembutan.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..
Ya Rahman Ya Rahim..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah
Laillahailallah Muhammadurrasulullah 

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Kita lanjutkan doa bersama dalam qasidah Ya Rahman Ya Rahim Farij A’lal
Muslimin yang Guru Mulia kita selalu menyarankan kita sejak kemarin dan
beliau menyarankan lagi kita terus mendoakan muslimin dan juga dalam doa ini
doa untuk munculnya pemimpin yang baik bagi negeri kita. Dalam beberapa
minggu ini tentunya penentuan dari keridhoan Illahi untuk memilihkan
pemimpin bagi negeri muslimin terbesar di dunia ini. Semoga yang muncul
pemimpin yang baik, membawa kedamaian, mencintai para shalihin dan menindas
kedhaliman serta membela kelemahan. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 


Terakhir Diperbaharui ( Saturday, 20 June 2009 ) 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar 
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke