Untuk Apa Kita Diciptakan Di Dunia Ini?

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi
kita Muhammad, kepada keluarga, para sahabat dan yang mengikutinya dengan
baik hingga hari pembalasan.
Masih ada segelintir orang yang muncul dalam dirinya pertanyaan seperti
ini, bahkan dia belum menemukan jawaban dari pertanyaan ini hingga
berpuluh-puluh tahun lamanya. “Untuk tujuan apa sih, kita diciptakan di
dunia ini?”, demikian pertanyaan yang selalu muncul dalam benaknya. Lalu
sampai-sampai dia menanyakan pula, “Kenapa kita harus beribadah?”
Sempat ada yang menanyakan beberapa pertanyaan di atas kepada kami melalui
pesan singkat yang kami terima. Semoga Allah memudahkan untuk menjelaskan
hal ini.
Saudaraku … Inilah Tujuan Engkau Hidup Di Dunia Ini
Allah Ta’ala sudah menjelaskan dengan sangat gamblangnya di dalam Al
Qur’an apa yang menjadi tujuan kita hidup di muka bumi ini. Cobalah kita
membuka lembaran-lembaran Al Qur’an dan kita jumpai pada surat Adz
Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Saudaraku … Jadi, Allah tidaklah membiarkan kita begitu saja. Bukanlah
Allah hanya memerintahkan kita untuk makan, minum, melepas lelah, tidur,
mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan hanya
dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan kita. Tetapi ada tujuan besar
di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
(QS. Al Mu’minun: 115).
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan, “Apakah kalian diciptakan tanpa ada
maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada
balasan dari-Nya[?] ” (Madaarijus Salikin, 1/98)
Jadi beribadah kepada Allah adalah tujuan diciptakannya jin, manusia dan
seluruh makhluk. Makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa
diperintah dan tanpa dilarang.
Allah Ta’ala berfirman,
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)?” (QS. Al Qiyamah: 36).
Imam Asy Syafi’i mengatakan,
“(Apakah mereka diciptakan) tanpa diperintah dan dilarang?”.
Ulama lainnya mengatakan,
“(Apakah mereka diciptakan) tanpa ada balasan dan siksaan?” (Lihat
Madaarijus Salikin, 1/98)
Bukan Berarti Allah Butuh pada Kita, Justru Kita yang Butuh Beribadah pada
Allah
Saudaraku,setelah kita mengetahui tujuan hidup kita di dunia ini, perlu
diketahui pula bahwa jika Allah memerintahkan kita untuk beribadah
kepada-Nya, bukan berarti Allah butuh pada kita. Sesungguhnya Allah tidak
menghendaki sedikitpun rezeki dari makhluk-Nya dan Dia pula tidak
menghendaki agar hamba memberi makan pada-Nya. Allah lah yang Maha Pemberi
Rizki.
Perhatikan ayat selanjutnya, kelanjutan surat Adz Dzariyat ayat 56. Di
sana, Allah Ta’ala berfirman,
“Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari makhluk dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah
Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz
Dzariyat: 57-58)
Jadi, justru kita yang butuh pada Allah. Justru kita yang butuh melakukan
ibadah kepada-Nya.
Saudaraku … Semoga kita dapat memperhatikan perkataan yang sangat indah
dari ulama Robbani, Ibnul Qoyyim rahimahullah tatkala beliau menjelaskan
surat Adz Dzariyaat ayat 56-57. Beliau rahimahullah mengatakan,
“Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidaklah
menciptakan jin dan manusia karena butuh pada mereka, bukan untuk
mendapatkan keuntungan dari makhluk tersebut. Akan tetapi, Allah Ta’ala
Allah menciptakan mereka justru dalam rangka berderma dan berbuat baik
pada mereka, yaitu supaya mereka beribadah kepada Allah, lalu mereka pun
nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan pun akan kembali
kepada mereka. Hal ini sama halnya dengan perkataan seseorang, “Jika
engkau berbuat baik, maka semua kebaikan tersebut akan kembali padamu".
Jadi, barangsiapa melakukan amalan sholeh, maka itu akan kembali untuk
dirinya sendiri. ” (Thoriqul Hijrotain, hal. 222)
Jelaslah bahwa sebenarnya kita lah yang butuh pada ibadah kepada-Nya
karena balasan dari ibadah tersebut akan kembali lagi kepada kita.
Apa Makna Ibadah?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
“Dalam ibadah itu terkandung mengenal, mencintai, dan tunduk kepada Allah.
Bahkan dalam ibadah terkandung segala yang Allah cintai dan ridhoi. Titik
sentral dan yang paling urgent dalam segala yang ada adalah di hati yaitu
berupa keimanan, mengenal dan mencintai Allah, takut dan bertaubat
pada-Nya, bertawakkal pada-Nya, serta ridho terhadap hukum-Nya. Di antara
bentuk ibadah adalah shalat, dzikir, do’a, dan membaca Al Qur’an.” (Majmu’
Al Fatawa, 32/232)
Tidak Semua Makhluk Merealisasikan Tujuan Penciptaan Ini
Perlu diketahui bahwa irodah (kehendak) Allah itu ada dua macam.
Pertama adalah irodah diniyyah,yaitu setiap sesuatu yang diperintahkan
oleh Allah berupa amalan sholeh. Namun orang-orang kafir dan fajir (ahli
maksiat) melanggar perintah ini. Seperti ini disebut dengan irodah
diniyyah, namun amalannya dicintai dan diridhoi. Irodah seperti ini bisa
terealisir dan bisa pula tidak terealisir.
Kedua adalah irodah kauniyyah, yaitu segala sesuatu yang Allah takdirkan
dan kehendaki, namun Allah tidaklah memerintahkannya. Contohnya adalah
perkara-perkara mubah dan bentuk maksiat. Perkara-perkara semacam ini
tidak Allah perintahkan dan tidak pula diridhoi. Allah tidaklah
memerintahkan makhluk-Nya berbuat kejelekan, Dia tidak meridhoi kekafiran,
walaupun Allah menghendaki, menakdirkan, dan menciptakannya. Dalam hal
ini, setiap yang Dia kehendaki pasti terlaksana dan yang tidak Dia
kehendaki tidak akan terwujud.
Jika kita melihat surat Adz Dzariyat ayat 56,
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Tujuan penciptaan di sini termasuk irodah diniyyah. Jadi, tujuan
penciptaan di sini tidaklah semua makhluk mewujudkannya. Oleh karena itu,
dalam tataran realita ada orang yang beriman dan orang yang tidak beriman.
Tujuan penciptaan di sini yaitu beribadah kepada Allah adalah perkara yang
dicintai dan diridhoi, namun tidak semua makhluk merealisasikannya. (Lihat
pembahasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa, 8/189)
Dengan Tauhid dan Kecintaan pada-Nya, Kebahagiaan dan Keselamatan akan
Diraih
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,
“Tujuan yang terpuji yang jika setiap insan merealisasikannya bisa
menggapai kesempurnaan, kebahagiaan hidup, dan keselamatan adalah dengan
mengenal, mencintai, dan beribadah kepada Allah semata dan tidak berbuat
syirik kepada-Nya. Inilah hakekat dari perkataan seorang hamba “Laa ilaha
illallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah)”.
Dengan kalimat inilah para Rasul diutus dan semua kitab diturunkan. Suatu
jiwa tidaklah menjadi baik, suci dan sempurna melainkan dengan
mentauhidkan Allah semata.” (Miftaah Daaris Sa’aadah, 2/120)
Kami memohon kepada Allah, agar menunjuki kita sekalian dan seluruh kaum
muslimin kepada perkataan dan amalan yang Dia cintai dan ridhoi. Tidak ada
daya untuk melakukan ketaatan dan tidak ada kekuatan untuk meninggalkan
yang haram melainkan dengan pertolongan Allah.
***
Penulis : Muhammad Abduh Tuasikal


---------------------------------------------------------------------------
ABN AMRO Bank N.V. is a subsidiary undertaking of The Royal Bank of Scotland 
Group plc. This message (including any attachments) is confidential and may be 
privileged. If you have received it by mistake please notify the sender by 
return e-mail and delete this message from your system. Any unauthorised use or 
dissemination of this message in whole or in part is strictly prohibited. 
Please note that e-mails are susceptible to change. ABN AMRO Bank N.V, which 
has its seat at Amsterdam, the Netherlands, and is registered in the Commercial 
Register under number 33002587, including its group companies, shall not be 
liable for the improper or incomplete transmission of the information contained 
in this communication nor for any delay in its receipt or damage to your 
system. ABN AMRO Bank N.V. (or its group companies) does not guarantee that the 
integrity of this communication has been maintained nor that this communication 
is free of viruses, interceptions or interference.
---------------------------------------------------------------------------

______________________________________________________________________
This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System.
For more information please visit http://www.messagelabs.com/email
______________________________________________________________________


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke