BismillaaHir Rohmaanir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu
 
Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allohu Ta'ala. kita memujiNya meminta 
pertolongan kepadaNya dan memohon ampunanNya, serta berlindung kepada Alloh 
dari kejelekan diri diri kita dan dari kejahatan amalan amalan kita. 
Barangsiapa yang Alloh beri petunjuk padanya, maka tiada yang dapat 
menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Alloh sesatkan, maka tiada yang bisa 
menunjukkinya.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar 
kecuali Allohu Ta'alaa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa 
Muhammad adalah hamba dan RasulNya.

Amma ba'du
 
HIDAYAH ITU MAHAL
Al Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
 
 
Pernahkah terpikirkan bahwa kita tengah berada dalam anugerah yang tiada 
ternilai dari Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi, sementara begitu 
banyak orang yang dihalangi untuk memperolehnya ?
 
Kita bisa tahu ajaran yang benar dari agama Islam ini. Tahu ini haq , itu 
bathil...ini tauhid itu syirik...ini sunnah itu bid'ah... Lalu kita dimudahkan 
untuk mengikuti yang haq dan meninggalkan yang bathil. Sementara banyak orang 
tidak mengerti mana yang benar dan mana yang sesat atau ada yang tahu tapi 
tidak dimudahkan baginya untuk mengamalkan al haq, malah ia gampang berbuat 
kebathilan. wal iyadzu billah
 
Kita dapat berjalan mantap dibawah cahaya terang benderang, sementara banyak 
orang yang tertatih meraba dalam kegelapan.
 
Kita tahu apa tujuan hidup kita dan kemana kita kan menuju, sementara ada orang 
orang yang tidak tahu untuk apa sebenarnya mereka hidup. Bahkan kebanyakan 
mereka menganggap, mereka hidup hanya untuk dunia, sekedar makan, minum dan 
bersenang senang didalamnya.
 
Apa namanya semua yang kita miliki ini wahai saudaraku, kalau bukan anugerah 
terbesar, nikmat yang tiada ternilai ? Inilah hidayah dan taufiq dari Alloh 
Subhanahu wa Ta'ala kepada jalanNya yang lurus.
 
Dalam tanzilNya, Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, " Alloh memberikan 
hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus." ( Al Baqoroh 
: 213 )
 
Fadhilatusy Syaikh Al-'Allamah Muhammad ibnu Sholih Al Utsaimin rahimahulloh, 
menerangkan dalam tafsirnya bahwa hidayah disini maknanya adalah petunjuk dan 
taufiq. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berikan hidayah ini kepada orang yang pantas 
mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Alloh 
Subhanahu wa Ta'ala maka mesti mengikuti hikmahNya. Siapa yang beroleh hidayah 
maka memang ia pantas mendapatkannya ( Tafsir Al Qur'anil Karim, 3/31 ).
 
Fadhilatusy Syaikh Sholih ibnu Fauzan Al Fauzan hafizhahulloh ketika 
menjelaskan ayat wa Huwa a'lamu bil muHtadiyn, beliau hafizhahulloh berkata, " 
Alloh Subhanahu wa Ta'ala tidak meletakkan hidayah di dalam hati kecuali kepada 
orang yang pantas mendapatkannya. adapun orang yang tidak pantas memperolehnya, 
maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengharamkannya beroleh hidaya tersebut. Alloh 
Yang Maha Mengetahui, Maha Memiliki hikmah, Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tidak 
memberikan hidayah hati kepada setiap orang, namun hanya diberikannya kepada 
orang yang diketahuiNya berhak mendapatkannya dan dia memang pantas. Sementara  
orang yang Dia ketahui tidak pantas beroleh hidayah dan tidak cocok, maka 
diharamkan dari hidayah tersebut."
 
Asy Syaikh yang mulia melanjutkan, " Diantara sebab terhalangnya seseorang dari 
beroleh hidayah adalah fanatik terhadap kebatilan dan semangat kesukuan, 
partai, golongan dan semisalnya. Semua itu menjadi sebab seseorang tidak 
mendapatkan taufik  dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Siapa yang kebenaran telah 
jelas baginya namun tidak menerimanya, ia akan dihukum dengan terhalang dari 
hidayah. Ia dihukum dengan penyimpangan dan kesesatan, dan setelah itu ia tidak 
dapat menerima al haq lagi. Maka disini ada hasungan kepada orang yang telah 
sampai al haq kepadanya untuk bersegera menerimanya. jangan sampai ia 
menundanya atau mau pikir pikir dahulu, karena kalau ia menundanya maka ia 
memang pantas diharamkan / dihalangi dari hidayah tersebut. Alloh Subhanahu wa 
Ta'ala berfirman " Maka tatkala meeka berpaling dari kebenaran, Alloh 
memalingkan hati hati mereka." ( Ash Shof: 5 )
 
" Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka 
belum pernah beriman kepadanya ( Al Qur'an ) pada awal kalinya dan Kami biarkan 
mereka bergelimang dalam kesesatan yang sangat." ( Al An'am: 110 ) ( I'anatul 
Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid. 1/357 ).
 
Perlu engkau ketahui, hidayah itu ada dua macam : 
 
1. Hidayah yang bisa diberikan oleh mahkluk, baik dari kalangan para nabi dan 
rasul, para da'i atau selain mereka. Ini dinamakan hidayah irsyad ( bimbingan 
), dakwah dan bayan ( keterangan ). Hidayah inilah yang disebutkan dalam ayat: 
" Sesungguhnya engkau ( ya Muhammad ) benar benar memberi hidayah/petunjuk 
kepada jalan yang lurus." ( Asy Syura: 52 )
 
2. Hidayah yang hanya bisa diberikan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala, tidak 
selainNya. Ini dinamakan hidayah taufiq. Hidayah inilah yang ditiadakan pada 
diri Rasulullooh Shollalloohu 'Alaihi wa Sallam terlebih selain beliau, dalam 
ayat " Sesungguhnya engkau ( ya Muhammad ) tidak dapat memberi hidayah/petunjuk 
kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Alloh lah yang memberi hidayah 
kepada siapa yang Dia kehendaki." ( Al Qoshosh: 56 )
 
Yang namanya manusia, baik ia da'i atau selainnya, hanya dapat membuka jalan 
dihadapan sesamanya. Ia memberikan penerangan dan bimbingan kepada mereka, 
mengajari mereka mana yang benar, mana yang salah. Adapun memasukkan orang lain 
kedalam hidayah dan memasukkan iman kedalam hati, maka tak ada seorang pun yang 
kuasa melakukannya, karena ini hak Alloh Subahanhu wa Ta'ala semata. ( Al 
Qoulul Mufid Syarhu Kitabit Tauhid, Ibnu Utsaimin, sebagaimana dinukil dalam 
Majmu' Fatawa  wa Rasa'il beliau, 9/340-341 ).
 
Saudaraku, bersyukurlah kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala ketika engkau dapati 
dirimu termasuk orang yang dipilihNya untuk mendapatkan dua hidayah yang 
tersebut diatas. Karena berapa banyak orang yang telah sampai kepadanya hidayah 
irsyad, telah sampai padanya dakwah, telah sampai padanya al haq, namun ia 
tidak dapat mengikutinya karena terhalang dari hidayah taufiq. Sementara 
dirimu, ketika tahu al haq dari al bathil, segera engkau pegang erat yang haq 
tersebut dan engkau hempaskan kebathilan sejauh mungkin. Berarti hidayah taufiq 
dari Rabbul Izzah menyertaimu. Tinggal sekarang, hidayah itu harus engkau jaga, 
karena ia sangat bernilai dan sangat penting bagi kehidupan kita. Ia harus 
menyertai kita bila ingin selamat didunia, terlebih di akhirat. Bagaimana tidak 
? Sementara kita disetiap rakaat dalam sholat diperintah untuk memohon kepada 
Alloh Subhanahu wa Ta'ala hidayah kepada jalan yang lurus, " Tunjukilah ( 
berilah hidayah ) kami kepada  jalan yang lurus." ( Al Fatihah: 6 )
 
Bila timbul pertanyaan, bagaimana seorang mukmin meminta hidayah disetiap waktu 
sholatnya dan diluar sholatnya, sementara mukmin berarti ia telah beroleh 
hidayah? Bukankah dengan begitu berarti ia telah meminta apa yang sudah ada 
pada dirinya?
 
Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahulloh memberikan jawabannya: Alloh Subhanahu wa 
Ta'ala membimbing hamba-hambaNya untuk meminta hidayah, karena setiap insan 
membutuhkannya siang dan malam. Seorang hamba butuh kepada Alloh Subhanahu wa 
Ta'ala setiap saat untuk mengokohkannya di atas hidayah, agar hidayah itu 
bertambah dan terus menerus dimilikinya. Karena seorang hamba tidak dapat 
memberikan kemanfaatan dan tidak dapat menolak kemudhorotan dari dirinya, 
kecuali apa yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala kehendaki. Alloh Azza wa Jalla pun 
membimbing si hamba  agar disetiap waktu memohon kepadaNya pertolongan, 
kekokohan dan taufiq. Orang yang bahagia adalah orang yang diberi taufiq oleh 
Alloh Azza wa Jalla untuk memohon hidayah, karena Alloh Azza wa Jalla telah 
memberikan jaminan untuk mengabulkan permintaan orang yang berdoa kepadaNya di 
sepanjang malam dan di penghujung siang. Terlebih lagi bila si hamba dalam 
kondisi terjepit dan sangat membutuhkan bantuanNya. Ini sebanding dengan firman 
Nya, " Wahai orang orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Alloh dan 
RasulNya dan kepada kitab yang diturunkan kepada RasulNya serta kitab yang 
Alloh turunkan sebelumnya..." ( An Nisa': 136 )
 
Dalam ayat ini Alloh Azza wa jalla memerintahkan orang orang yang telah beriman 
agar tetap beriman. Ini bukanlah perintah untuk melakukan sesuatu yang belum 
ada, karena yang dimaukan dengan perintah beriman di sini adalah hasungan  agar 
tetap tsabat ( kokoh ), terus menerus dan tidak berhenti melakukan amalan 
amalan yang dapat membantu seseorang agar terus diatas keimanan. Wallohu A'lam 
( Tafsir Al Qur'anil 'Azhim, I/38 )
 
Berbahagialah dengan hidayah yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala berikan kepadamu, 
dan jangan biarkan hidayah itu berlalu darimu. Mintalah selalu kekokohan dan 
keistiqomahan di atas iman kepada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa. Teruslah 
mempelajari agama Alloh Azza wa Jalla. Hadirilah selalu majlis ilmu. Dekatlah 
dengan ulama, cintai mereka karena Alloh Azza wa Jalla. Bergaullah dengan orang 
orang sholih dan jauhi orang orang yang jahat yang dapat merancukan pemahaman 
agamamu serta membuatmu terpikat dengan dunia. Semua itu sepantasnya engkau  
lakukan dalam upaya menjaga hidayah yang Alloh Azza wa Jalla anugerahkan 
kepadamu. Satu lagi yang penting, jangan engkau jual agamamu karena 
menginginkan dunia, karena ingin harta, tahta dan karena cinta kepaa lawan 
jenis. Sekali kali janganlah engkau kembali kebelakang. Kembali kepada masa 
lalu yang suram karena jauh dari hidayah, dan bimbingan agama. Ingatlah ," Maka 
tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan." ( Yunus: 32 )
 
Kata Al Imam Al 'Allamah Muhammad Jamaluddin Al Qosimi rahimahulloh," Kebenaran 
dan kesesatan itu tidak ada perantara antara keduanya. Maka, siapa yang luput 
dari kebenaran mesti ia jatuh dalam kesesatan." ( Mahasinut Ta'wil 6/24 )
 
Lalu apa persangkaanmu dengan orang yang tahu kebenaran dari kebathilan, semula 
ia berjalan diatas kebenaran tersebut, berada di dalam hidayah, namun kemudian 
ia futur ( patah semangat, tidak menetapi kebenaran lagi, red ) dan lisan hal 
nya mengatakan ' selamat tinggal kebenaran ? Wallahul Musta'an. Sungguh setan 
telah berhasil menipu dan menghempaskannya ke jurang yang sangat dalam.
 
Ya Alloh, wahai Dzat Yang Membolak balikkan hati, tetapkanlah  hati kami di 
atas agamaMu, di atas ketaatan kepada Mu. Amiin Ya Robbal 'Alamiin...
 
Wallohu A'lam Bish Showab
 
dari : Asy Syariah No. 50/V/1430 H/2009

Wassalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke