"Mas Syarif, aku bingung. Sebenarnya aku sudah lama tidak betah kerja di sini. Aku benar-benar merasa tidak dihargai. Sudah gaji kecil, atasan marah melulu. Masa kerjaan seberat ini, cuma sendirian. Padahal untuk perusahaan segede ini, seharusnya minimal tiga orang temanku. Sudah gitu, peralatan yang ada? Kayaknya alat-alat praktik di sekolahku dulu, jauh lebih baik dan lengkap. Stress aku. Aku harus bagaimana?" Penggalan perbincangan tadi, bukan virtual walau bahasanya saya perbaiki. Bahkan aura kondisi ini saya rasakan pada hampir setiap orang yang saya temui, di setiap perusahaan yang telah saya tinggalkan. Dalam pergaulan virtual (facebook, chat, email, sms, telepon), adalah lumrah jika saya menerima keluhan bernada sama. Bahkan ada beberapa sahabat jauh (luar negeri, luar kota, antar pulau) yang sengaja mengirimkan keluh kesahnya untuk ditanggapi. Rupanya, ada keterampilan yang mulai terasah pada saya, yaitu menangani keluhan dan membuatnya bersemangat kembali (walau terkadang hanya sementara).
--- Sahabat-sahabat, faktor apakah gerangan yang sebenarnya membuat Anda demikian terikat oleh kondisi yang tidak Anda sukai? Mohon Anda segera bangun dan berpikir jernih, sebenarnya tidak pernah ada yang benar-benar memaksa Anda. Periksalah kembali, daftar panjang dan terlihat berat itu. Apakah pantas alasan itu lebih perkasa dibandingkan kemerdekaan Anda untuk memilih? Seberapa menakutkankah kegelapan yang akan menghadang, dan apakah lebih gelap dari mata terpejam Anda? Seberapa dalamkah jurang yang menganga, dan apakah lebih dalam dari hati Anda? Seberapa mengkhawatirkan ketidakpastian yang akan terjadi, apakah lebih akut dibandingkan dengan ketidakpastian nyawa Anda besok hari? Seberapa besar amarah pasangan Anda, apakah akan menyebabkan cintanya hancur lebur dan retaknya biduk bahagia keluarga Anda? Apakah kasih sayang orangtua Anda demikian rendah sehingga akan luntur padahal kasih mereka sepanjang jalanan? Sahabat, tahukah siapa yang benar-benar memaksa Anda bertahan untuk tetap berkubang dengan kondisi yang tidak Anda sukai? Dia itu adalah ANDA sendiri! Mohon Anda berjernih pikiran, bahwa sebenarnya yang memaksa Anda untuk tetap dalam kondisi itu adalah Anda sendiri! Bukankah di dunia ini, tidak ada yang benar-benar memiliki kesempatan tunggal. Jika ada peluang gagal, berarti disisinya ada peluang sukses. Jika ada peluang menganggur, berarti disisinya ada peluang bekerja. Jika ada peluang susah, berarti disisinya ada peluang mudah. Jika ada peluang untuk jatuh, berarti disisinya ada peluang naik. Bahkan keniscayaan keberadaan Tuhan pun dipersepsikan ada pendampingnya, yakni keyakinan atheis. Satu-satunya yang tidak ada pasangannya adalah persepsi Anda. Jika Anda mengatakan diri Anda tidak merdeka, maka Anda benar-benar sedang kehilangan kemerdekaan Anda. Sahabat, sekali lagi, tidak pernah ada yang memaksa Anda, kecuali Anda sendiri. Anda benar-benar pribadi merdeka yang utuh sampai persepsi Anda mengatakan bahwa Anda tidak punya pilihan. Setelah kehidupan, anugerah terbaik dari Tuhan Sang Pencipta bagi Anda adalah kemerdekaan Anda. --- Semoga catatan di atas bermanfaat. Syarif Niskala Also blogged at syarifniskala.com [Non-text portions of this message have been removed]