Assalamu'alaikum wr wb,

Saat ini tidak terasa banyak orang Islam yang tidak sadar/tidak ragu lagi 
memakan makanan dari sumber yang haram. Tak heran jika Indonesia sering 
dinobatkan sebagai negara paling korup di dunia.
Pencurian, perampokan, korupsi, suap, pungutan liar, atau pun uang pelicin 
adalah hal yang biasa di negeri ini. Bahkan tak jarang “UUD” diplesetkan 
artinya jadi “Ujung-Ujungnya Duit.” Orang yang berusaha jujur, sering diisolasi 
dan dimusuhi.
Banyak orang yang sudah tidak peduli lagi apakah uang yang didapat dari yang 
haram/halal. Bahkan ada yang berkata, “Zaman sekarang mencari yang haram saja 
susah, apalagi yang halal.” Keadaan ini sudah diperkirakan oleh Nabi:
Akan datang bagi manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta 
yang diperolehnya halal atau haram. (HR. Bukhari)
Tak jarang juga masyarakat mengagumi/menghormati orang yang kaya meski mereka 
tahu bahwa kekayaannya didapat dari hasil korupsi/haram.
Rasulullah SAW: Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya 
menumpahkan darah. Di sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan 
pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya 
bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan 
bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan 
menjadi bekalnya di neraka. (HR. Abu Dawud)
Dari uang haram itu, mereka beri makan anak dan istrinya. Padahal Nabi berkata:
Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama 
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)
Relakah kita demi kehidupan dunia yang cuma sekitar 70 tahun akhirnya masuk ke 
neraka yang kekal abadi hanya karena makanan kita dari sumber yang haram?
Para koruptor, perampok, atau pun pencuri jangan pernah berharap amal mereka 
diterima dan masuk surga meski mereka rajin shalat, puasa, dan sebagainya. 
Karena segala amal itu tidak akan diterima Allah jika mereka memakan makanan 
dari sumber yang haram:
Rasulullah SAW: Wahai Sa'ad, murnikanlah makananmu, niscaya kamu menjadi orang 
yang terkabul do'anya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya. Sesungguhnya 
seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka 
tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang 
dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya. (HR. 
Ath-Thabrani)
Orang yang makanannya dari sumber yang haram, minumannya dari uang yang haram, 
dan pakaiannya dari penghasilan yang haram, niscaya tidak akan pernah 
dikabulkan oleh Allah segala doanya:
Dari Abu Hurairoh ra, ia berkata: “Rasulullah SAW pernah bersabda: 
“Sesungguhnya Allah itu baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan 
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa 
yang telah diperintahkan kepada para rosul, Allah berfirman, “Wahai para Rosul 
makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal sholih” (QS Al 
Mukminun: 51). Dan Dia berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah 
dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS Al Baqoroh: 172). 
Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan 
jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit 
seraya berdoa: ”Wahai Robbku, wahai Robbku”, sedangkan makanannya haram, 
minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan 
haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan do’anya.” (HR. 
Muslim)
Nabi berkata bahwa ujian terbesar bagi ummatnya adalah harta-benda. Pada perang 
Uhud, ummat Islam nyaris dikalahkan musuh karena tergiur oleh harta benda. 
Sekarang sepertinya lebih parah lagi.
Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap 
umatku ialah harta-benda. (HR. Tirmidzi)
Saya melihat kehadiran motivator untuk menumbuhkan motivasi seseorang untuk 
jadi kaya/sukses selain bisa membawa pengaruh positif, bisa juga berpengaruh 
negatif. Dapat membuat ummat Islam terjangkit penyakit Wahn, yaitu: Cinta Dunia 
dan Takut Mati. 
“Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama 
seseorang.” (HR. Aththusi)
Meski ummat Islam diperintahkan mencari karunia Allah, tapi semua itu dilakukan 
karena cinta kepada Allah dan dibelanjakan di jalan Allah.
Jika harta kita diperoleh dari sumber yang haram. Kemudian dibelanjakan untuk 
hal yang haram dan juga tidak dibersihkan dengan zakat jika mencapai nisab dan 
haulnya, maka kelak itu akan jadi sesal kita di akhirat nanti:
Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang 
memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. 
(HR. Bukhari)
“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar 
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada 
mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka 
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." [At Taubah:35]
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, 
sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah 
bahan bakar api neraka” [Ali ‘Imran:10]

Wassalam

===
Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id
Info untuk Indonesia lebih baik: www.infoindonesia.wordpress.com
Belajar Islam via SMS: REG SI ke 3252 Berhenti ketik:UNREG SI Hanya dari 
Telkomsel

Milis Syiar Islam: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com


      Warnai pesan status dengan Emoticon. Sekarang bisa dengan Yahoo! 
Messenger baru http://id.messenger.yahoo.com

Kirim email ke