Daging Sapi Glonggongan & Oplosan Di Indonesia, puasa masih dikaitkan dengan kesempatan pemenuhan kebutuhan pangan yang lebih istimewa. Setiap sahur dan berbuka biasanya tersedia makanan-minuman yang khusus, bukan yang biasa dinikmati sehari-hari.
Sejak tahun 1999, disaat bulan puasa dan hari raya tatkala permintaan daging sapi sangat meningkat, biasanya akan muncul akal-akalan dari para pedagang daging untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Kasus ini kembali muncul, beberapa belakangan hari ini terutama di pasar-pasar tradisional. Para pembeli biasanya tidak jeli dan teliti mengamati mutu daging sapi yang dibelinya. Daging sapi glonggongan mulanya berasal dari Boyolali - Jateng sentra sapi potong yang terkenal. Agar sapi kelihatan 'gemuk', dengan tidak berperikehewanan; ke dalam mulut sapi itu di 'suntikkan'- digelontor berliter-liter air yang mungkin tidak higenis dengan secara paksa bahkan dengan tekanan pompa air hingga tubuh sapi membengkak. Otomatis bobot sapi bertambah secara drastis. Praktik ini juga kadang-kadang menyebabkan sapi mati sebelum dipotong. Oleh karenanya MUI mengharamkan daging sapi glontongan, karena dianggap daging bangkai. Masyarakat awam biasanya tidak mengerti. Jika pembeli menanyakan, mengapa harga daging lebih murah? Biasanya si pedagang sering berkilah, bahwa mereka menyembelih sendiri tidak di RPH - Rumah Pemotongan Hewan. Sedangkan daging sapi oplosan; yakni mencampur daging sapi dengan daging celeng - babi hutan. Biasanya daging babi hutan yang tekstur dagingnya mendekati sapi diberi sedikit pewarna kue - warna merah darah atau diguyur dengan darah sapi. Banyak masyarakat awam juga tidak mengerti, bahwa yang haram hanyalah daging babi ternak. Padahal seluruh daging babi diharamkan bagi segenap umat Islam. "Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain nama Allah, tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". - [An Nahl; 16:115]. -[lm-7] ----------------------------------- l.meilany 030909/13ramadhan1430h [Non-text portions of this message have been removed]