Ditulis Oleh: Munzir Almusawa    

Friday, 30 October 2009 


Keadaan Jenazah Ketika Wafat
Senin, 26 Oktober 2009 

 

ÞÇá ÑóÓõæáó Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: ÅöÐóÇ æõÖöÚóÊú
ÇáúÌöäóÇÒóÉõ æóÇÍúÊóãóáóåóÇ ÇáÑøöÌóÇáõ Úóáóì ÃóÚúäóÇÞöåöãú ÝóÅöäú ßóÇäóÊú
ÕóÇáöÍóÉð ÞóÇáóÊú ÞóÏøöãõæäöí æóÅöäú ßóÇäóÊú ÛóíúÑó ÕóÇáöÍóÉò ÞóÇáóÊú íóÇ
æóíúáóåóÇ Ãóíúäó íóÐúåóÈõæäó ÈöåóÇ íóÓúãóÚõ ÕóæúÊóåóÇ ßõáøõ ÔóíúÁò ÅöáøóÇ
ÇáúÅöäúÓóÇäó æóáóæú ÓóãöÚóåõ ÕóÚöÞó 

(ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí)

Sabda Rasulullah saw :
“Jika telah diletakkan jenazah untuk diusung di leher mereka, jika Jenazah
orang shalih maka ia (ruh nya) berkata : percepatlah..!, jika bukan orang
baik maka ia berkata : wahai celakalah tubuh, kemana mereka akan membawa
tubuh ini..!, suara itu didengar oleh segala sesuatu kecuali manusia, jika
manusia mendengarnya ia akan roboh pingsan/wafat” (Shahih Bukhari) 

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

ÍóãúÏðÇ áöÑóÈøò ÎóÕøóäóÇ ÈöãõÍóãøóÏò æóÃóäúÞóÐóäóÇ ãöäú ÙõáúãóÉö ÇúáÌóåúáö
æóÇáÏøóíóÇÌöÑö æóÇúáÍóãúÏõáöáåö ÇáøóÐöíú åóÏóÇäóÇ ÈöÚóÈúÏöåö ÇúáãõÎúÊóÇÑö
ãóäú ÏóÚóÇäóÇ Åöáóíúåö ÈöÇúáÅöÐúäö æóÞóÏú äóÇÏóÇäóÇ áóÈøóíúßó íóÇ ãóäú
ÏóáøóäóÇ æóÍóÏóÇäóÇ Õóáøóì Çááåõ æóÓóáøóãó æóÈóÇÑóßó Úóáóíúåö æóÚóáóì Âáöåö
ÇáúÍóãúÏõáöáåö ÇáøóÐöí ÌóãóÚóäóÇ Ýöíú åóÐóÇÇúáãóÌúãóÚö ÇúáßóÑöíúãö
æóÇúáÍóãúÏõáöáåö ÇáøóÐöíú ÌóãóÚóäóÇ Ýöíú åóÐóÇ ÇúáÌóãúÚö ÇúáÚóÙöíúãö 

Limpahan Puji ke hadirat Allah SWT Yang Maha Luhur, Maha penguasa tunggal
dan abadi sepanjang waktu dan zaman , Maha menciptakan kehidupan dan Maha
melimpahkan anugerah tiada berhenti dan rahmatNya yang tiada pernah
terputus, berjuta-juta kenikmatan bagaikan rantai yang terus tersambung
kepada kehidupan segenap hambaNya, kenikmatan hidup kenikmatan bergerak
kenikamatan diam kenikmatan melihat dan lain sebagainya dari kenikmatan yang
terus mengalir di muka bumi ini, bagaikan rantai-rantai kasih sayang Ilahi
yang langsung bersambung kepada segenap hamba-hambaNya, dan itu merupakan
seruan dan merupakan isyarat dan juga merupakan panggilan dari Allah SWT
agar kita menerima cintaNya, menerima kasih sayang dan kelembutan Ilahi,
sebagaimana firmanNya :

æóÅöÐóÇ ÓóÃáóßó ÚöÈóÇÏöíú Úóäøöíú ÝóÅöäøöíú ÞóÑöíúÈñ ÃõÌöíúÈõ ÏóÚúæóÉó
ÇáÏøóÇÚö ÅöÐóÇ ÏóÚóÇäö ( ÇáÈÞÑÉ : 186 

“ Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhamamad) tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
berdoa kepadaKu”. ( QS. Al Baqarah : 186 )

Hadirin hadirat…ÝóÅöäøöíú ÞóÑöíúÈñ “Sungguh Aku ini Maha dekat”, karena
memang selalu melimpahkan kenikmatan dan anugerah kepada hamba lebih
daripada segenap hamba satu sama lain. Tiadalah seorang kekasih yang
pemberiannya melebihi pemberiaan Allah kepada kekasihNya di antara makhluk
dan lainnya, namun Allah Maha Raja alam semesta terus memberi dan
menganugerahi hamba-hambaNya dan itu adalah bukti yang terjelas atas makna
kalimat “ Sungguh Aku Maha dekat”, karena memang tidak ada yang lebih dekat
kepada kita dari Allah SWT dan kedekatan tentunya bukan kedekatan jarak yang
bisa dibatasi dengan jarak, tapi kedekatan ini adalah kedekatanNya yang
teramat dekat melebihi segenap kasih sayang hamba satu sama lain, dan inilah
maksudnya, ÝóÅöäøöíú ÞóÑöíúÈñ paling cepat memaafkan segenap kesalahan,
paling cepat menjawab tobat dan penyesalan hamba diganti dengan maaf dan
limpahan pahala, sebagaimana firman Allah SWT :

ÅöáøóÇ ãóäú ÊóÇÈó æóÂãóäó æóÚóãöáó æóÚóãóáó ÚóãóáÇð ÕóÇáöÍðÇ ÝóÃáõÆößó
íõÈóÏøöáõ Çááåõ ÓóíøöÃÊöåöãú ÍóÓóäóÇÊò æóßóÇäó Çááåõ ÛóÝõæúÑðÇ ÑóÍöíúãðÇ .
ÇáÝÑÞÇä : 70 ) 

“Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan ,
maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang”. ( QS. Al Furqan : 70 )

Inilah Yang Maha baik dan tiada kasih sayang melebihi ini, kalau seandainya
kita mempunyai orang yang bersalah kepada kita atau berbuat jahat kepada
kita belum tentu kita memaafkannya, kalau kita maafkan pun apa iya kita akan
memberi sekedar kesalahannya itu diganti dengan anugerah dan pemberian?? Itu
hanya ada pada Allah SWT :

íõÈóÏøöáõ Çááåõ ÓóíøöÃÊöåöãú ÍóÓóäóÇÊò 

“ Allah ganti kejahatan (dosa) mereka dengan kebaikan “

Sebanyak apa dosanya di ganti dengan pahala, karena mau mendekat kepada
Allah SWT. Semoga seluruh jiwaku dan kalian setiap waktu dan saat bercahaya
dengan cahaya keinginan dekat dengan Allah SWT, yang dengan itu pengampunan
dan anugerahNya dunia dan akhirah bathinan wa zhahiran selalu berlimpah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Sampailah kita pada hadits mulia ini, dimana Rasul SAW menjelaskan bagaimana
keadaan kematian, ketika seseorang telah wafat jika ia jenazah orang yang
baik maka ketika jenazah itu di angkat dan diusung di atas leher orang-orang
yang mengangkatnya di pundak mereka, maka di saat itu berkatalah ruh nya :

ÞóÏøöãõæúäöíú ÞóÏøöãõæúäöíú 

“ Percepatlah percepatlah (sampai ke kuburku)”

Karena ia tau ia akan sampai kepada kebahagiaan yang kekal, ia akan sampai
kepada keluhuran, ia tak akan lagi menemui fitnah dan kesusahan, ia tak akan
lagi menemui musibah dan masalah, selesai sudah. Maka ruh itu berkata “
percepat percepat kalian untuk menguburkan ku”. Kalau bukan orang yang
shalih, orang yang banyak berbuat jahat maka ruh nya berseru :

íóÇ æóíúáóåóÇ Ãóíúäó íóÐúåóÈõæúäú ÈöåóÇ ( ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí 

“ Sungguh celaka mau dibawa kemana jenazah ini “. ( HR. Bukhari) 

Mau di bawa kemana jenazahku ini, mau di bawa kemana tubuhku ini betapa
meruginya ia,celaka lah aku celakalah tubuhku yang penuh kesalahan ini
karena akan dimintai pertanggung jawaban. Maka Rasulullah SAW bersabda suara
itu di dengar oleh seluruh apa-apa yang ada di alam ini kecuali manusia,

íóÓúãóÚõåóÇ ßõáøõ ÔóíúÆò ÅöáøóÇ ÇúáÅöäúÓóÇäõ áóæú ÓóãöÚóåõ áóÕóÚöÞó ( ÑæÇå
ÇáÈÎÇÑí 

“Segala sesuatu mendengar suara itu (jeritan ruh) kecuali manusia, kalau
manusia mendengarnya maka ia akan pingsan ”. ( HR. Bukhari ) 

Hadirin hadirat…
Dari hadits ini kita memahami dan sedikit memecah pertanyaan yang sering
muncul kepada saya, apakah iya orang yang sudah wafat itu bisa menghantui?
(jawabannya adalah) Tidak bisa, kecuali para shalihin. kalau orang-orang
shalih, orang baik maka bisa saja ia mengunjungi keluarganya atau kerabatnya
untuk menyampaikan wasiat bukan menghantui, kalau menghantui tidak bisa.
Orang yang sudah wafat itu kalau dia orang yang banyak dosa maka ia
dipenjara untuk menebus dosa-dosanya, kalau seandainya ia orang yang baik
maka ia di istirahatkan. Jadi yang menghantui itu adalah makhluk ghaib yang
disebut jin atau dari kaum syaitan bukan orang itu barangkali berwujud
dengan wujud orang itu, nafikan (hilangkan/jangan percaya) segala hal
seperti ini dari fikiran kalian. Orang yang wafat akan menjadi hantu,
mengganggu manusia, jangankan mengganggu manusia, ia sibuk dengan dirinya
sendiri tidak sempat mengganggu orang lain. Ketika ia berdosa ia sibuk
bertanggung jawab atas dosanya tidak bisa mengganggu apalagi mendatangi
orang lain.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Ingatlah suata saat kelak bahwa semua teman kita akan kita tinggalkan, dan
di saat itu kita hanya sendiri bersama Allah. Coba kita renungkan jika
seandainya dipastikan pada diri kita, kita akan berpindah ke suatu tempat ke
suatu hutan belantara yang ada pemiliknya, di situ banyak binatang buasnya
dan di situ juga ada istana-istana mewah, apa yang akan kau perbuat ? Surat
sudah datang kepadamu pasti kau akan pindah di waktu yang kau tidak tahu,
bisa saat ini, bisa besok,atau tahun depan tapi pasti datang, apa yang kita
perbuat ? Kita akan pindah kesana, di sana itu tidak ada orang yang kita
kenal kecuali hutan belantara tapi pemiliknya memberikan istana-istana yang
mewah, tempat yang indah dan tempat yang mulia untuk tamu-tamu nya, kalau
tidak menjadi tamunya kita di dalam hutan belantara yang penuh binatang buas
yang belum tentu ada makanan dan barangkali ada jurang api, barangkali ada
perangkap dan lain sebagainya, maka apa yang kita perbuat ? Tentunya kita
ingin menjalin hubungan dengan sang pemilik tempat tersebut, agar apa ? Agar
kita sampai disana menjadi tamunya yang mulia, (maka) lebih-lebih lagi di
alam barzah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Sebelum kita ingin menjalin hubungan dengan Allah, Allah SWT telah
menawarkan jalinan hubungan dengan kita dengan Alqur’an Al Karim, dengan
tuntunan para Nabi dan Rasul. Allah SWT pemilik alam barzah dan alam akhirah
sudah menginginkan kita mendekat denganNya, ingin kau menjadi tamuNya yang
mulia di dunia, tamunya yang mulia di alam kubur, tamunya yang mulia di alam
barzah , tamunya yang mulia di alam akhirah nanti, ini sudah ditawarkan
kepada kita, cuma kita yang terus menolaknya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Terimalah tawaran kasih sayang Ilahi ini, ingatlah nanti kita akan pindah ke
tempat itu bukan tempat yang jauh bagaikan dua ruangan yang terpisah dengan
satu pintu, masing-masing pindah semuanya akan melewati pintu itu pindah
kesana, kalau ia orang yang banyak berbuat jahat maka keadaannya seperti
orang yang tadi di sebut dalam hadits, ia berkata “sungguh celaka mau di
bawa kemana jenazahku itu yang penuh dengan dosa, nanti akan dipertanggung
jawabkan oleh Allah SWT”, tapi kalau ia orang yang baik, ia akan berkata
“percepatlah aku ke kuburku, aku akan sampai ke tempat kebahagiaan”.<./p> 

Hadirin hadirat…Di sana keputusan tergantung pada Yang Maha Abadi, Allah. Di
mana tempat kita, apakah di dalam penjara alam kubur, penjara alam kubur
lebih dahsyat dari penjara di dunia, (dan selain itu) ada yang ditidurkan,
ada yang diperjumpakan dengan arwah kerabatnya yang sudah wafat juga, ada
yang diperjumpakan dengan Rasulullah SAW, mana yang kau pilih, ini pilihan
sudah di hadapan kita, A B C D E F mana yang kau pilih?, Hadirin
hadirat..beruntung mereka yang memilih ingin bersama ruh Sayyidina Muhammad
SAW, maka jawablah dengan perbuatan, jawablah dengan niat, jawablah dengan
penyesalan atas dosa-dosa kita, jawablah dengan membenahi diri kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Rasul SAW menyampaikan hadits ini, seraya Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di
dalam kitab Fathul Bari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna hadits
ini, sebagian Ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan kalau sampai suara
itu di dengar oleh manusia maka akan mati, maka itu adalah jeritan jenazah
yang pendosa, kalau jenazah yang shalih maka orang yang mendengarnya akan
membuatnya tenang, namun pendapat lain di dalam Fathul Bari Al Imam Ibn
Hajar menjelaskan pendapat yang kedua adalah bahwa manusia tidak bisa
mendengar suara ruh, kalau manusia mendengar suara ruh maka mereka akan
kaget dan terguncang ruhnya dan wafat, karena suara ruh jauh lebih tajam
daripada suara lisan, karena suara ruh sudah di pendam di bentengi atau di
saring oleh getaran pita suara, kalau seandainya suara ruhnya masih
terdengar maka akan membuat manusia wafat, namun Al Imam Ibn Hajar menukil
pendapat yang pertama bahwa suara ruh itu tidak bisa di dengar dan jeritan
ruh para pendosa itu akan membuat manusia ketakutan. Demikian hadirin
hadirat…tentunya kita berharap tidak satu pun diantara kita yang hadir ini
dalam kehinaan di alam kubur. Semoga kita semua saat jenazah sudah di
angkat,saat tubuh kita di usung ruh kita berkata ÞóÏøöãõæúäöíú ÞóÏøöãõæúäöíú
“ percepat, percepat”, segera mendapatkan kebahagiaan yang kekal. Panjangkan
usia kami dalam keberkahan dan kemakmuran dalam hidayah dan kasih sayangMu
Ya Allah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Sayyidina Sa’ad ibn Ubadah RA
sakit, Rasul SAW menjenguknya bersama Sayyidina Abdurrahman Ibn ‘Auf dan
para sahabat lainnya, ketika sampai Sa’ad bin ‘Ubadah dalam keadaan sakit
dan tersengal-sengal dan dikira sudah sakaratul maut maka Rasul SAW berkata
“ apakah dia sudah menghembuskan nafas yang terakhir”?, maka para sahabat
berkata “ tidak Wahai Rasulallah, belum wafat”, maka Rasul SAW melihat Sa’ad
bin Ubadah lalu mengalirlah air mata Rasulullah SAW, para sahabat melihat
Rasulullah SAW mengalirkan air mata, merekapun ikut menangis juga. Maka
Rasulullah SAW berkata : 

ÃóáóÇ ÊóÓúãóÚõæúäó Åöäøó Çááåó áóÇ íõÚóÐøöÈõ ÈöÏóãúÚö ÇúáÚóíúäö
æóáóÇÈöÍõÒúäö ÇúáÞóáúÈö æóáóßöäú íõÚóÐøÈõ ÈöåóÐóÇ ÝóÃÔóÇÑó Åöáóì áöÓóÇäöåö
Ãóæú íÑúÍóãõ . ( ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí 

“ Bukankah kalian mendengar? Bahwa Allah tidak mengazab air mata yang
mengalir dan tidak juga hati yang sedih,akan tetapi Allah mengazab sebab ini
( sambil menunjuk ke lisannya SAW ) atau dikasihi sebab lisan. ( HR. Bukhari
)

Maksudnya Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa menangisi
mayyit itu yang paling baik kalau tidak bisa bertahan maka jangan bersuara,
cukup mengalirkan air mata saja, tapi jika bersuara pun hal ini bukan hal
yang mungkar dan membuat mayyit tersiksa, tidak. Tapi yang diharamkan adalah
niyaahah, niyahah itu sampai menarik rambut dan menjerit – jerit dan
meronta-ronta lalu menyalahkan takdir, tidak menerima takdir, ini yang
disebut niyahah. Kita lanjutkan hadits Rasul SAW 
“ Tidakkah kalian mendengar suara tangisku ”</I< b>, kata Rasul SAW tentunya
para sahabat mendengar. Maka Rasul SAW berkata Allah itu tidak akan marah
kalau seandainya kita mengalirkan air mata kesedihan atau hati kita bersedih
atas saudara kita yang wafat, tidak akan murka Allah, namanya kekasih di
tinggal oleh orang yang dicintainya, anaknya kah, suaminya kah, temannya
kah, tentunya ia menangis dan sedih, maka Allah tidak akan murka akan hal
itu tetapi Allah bisa murka karena ini ( seraya menunjuk ke lidah beliau)
atau mengasihani dan melimpahkan kasih sayang sebab lidah. Maksudnya apa?
Allah SWT bisa murka karena ucapan kita, Allah juga bisa menyayangi kita
karena ucapan kita , demikian pula jenazah, akan menyulitkannya kalau
keluarganya terus tidak menerima takdir kematiannya ( misalnya berkata : aku
tidak rela saudaraku ini mati, kenapa takdir begini, kenapa Allah tidak adil
) hal itu akan memberatkan jenazah, karena Allah akan menuntutnya, engkau
tidak mengajari saudara, kerabat dan keluargamu tentang kesabaran? Dan
sebaliknya Allah bisa mengasihi jenazah kalau di doakan oleh keluarganya dan
kerabatnya .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..

ÃóáóÇ ÊóÓúãóÚõæúäó Åöäøó Çááåó áóÇ íõÚóÐøöÈõ ÈöÏóãúÚö ÇúáÚóíúäö
æóáóÇÈöÍõÒúäö ÇúáÞóáúÈö æóáóßöäú íõÚóÐøÈõ ÈöåóÐóÇ ÝóÃÔóÇÑó Åöáóì áöÓóÇäöåö
Ãóæú íÑúÍóãõ 

Ingatlah ucapan ini, hati-hatilah Allah itu bisa murka atau melimpahkan
kasih sayang karena ucapan lidah kita. Jadi, kelanjutannya adalah
memperbanyak doa menambah kasih sayang Allah kepada kita, memperbanyak zikir
menambah kasih sayang Allah kepada kita, oleh sebab itu berkumpul untuk
mendoakan jenazah dan lain sebagainya sudah jelas hadits ini bisa di angkat
sebagai dalil, bahwa orang yang di dalam kubur sungguh mendapat kasih sayang
sebab lisan, ucapan zikir seperti tahlil dan lain sebagainya, dan tentunya
di dalam seluruh mazhab telah berittifaq semua amal pahala yang dikirimkan
kepada yang wafat sampai kepada yang wafat. Dan yang disebut putus amalnya
adalah amalnya dia karena dia tidak bisa beramal lagi kecuali tiga hal saja
yaitu shadaqah jariyah, anak shalih yang mendoakannya dan ilmu yang
bermanfaat, selain itu tidak ada lagi dia bisa beramal, namun amal orang
lain yang dikirimkan tentunya hal itu sampai dan hal itu sudah dilakukan
oleh Rasulullah SAW sebelum semua orang melakukannya, bahkan Rasulullah SAW
mengirimkan pahala untuk semua yang hidup dan yang wafat . Diriwayatkan
dalam Shahih Muslim saat Rasulullah SAW menyembelih kurban seraya berkata :

Çóááøóåõãøó ÝóÊóÞóÈøóáú ãöäú ãõÍóãøóÏ æóãöäú Âáö ãõÍóãóøÏò æóãöäú ÃõãóøÉö
ãõÍóãøóÏò 

“ Wahai Allah terimalah kurban ini dari Muhammad, dari keluarga Muhammad dan
dari seluruh ummat Muhammad “

Sembelihan untuk seluruh ummat beliau yang masih hidup,yang sudah wafat atau
yang belum lahir di masa itu kebagian dari pahala kurbannya Rasulullah SAW,
demikian hadits riwayat Shahih Muslim.

Hadirin hadirat…
Lantas hadits yang tadi disebutkan:

Åöäøó ÇúáãóíøöÊó áóíõÚóÐøóÈó ÈöÈõßóÇÁ Ãóåúáöåö Úóáóíúåö 

“ Sesungguhnya mayyit itu di siksa karena tangisan keluarganya atasnya”. 

Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Bari mensyarahkan makna hadits ini,
menukil beberapa hadits shahih bahwa yang dimaksud adalah di masa itu
orang-orang yang akan wafat itu sudah berwasiat kalau aku wafat nanti
tangisi, ada kelompok penangis yang memang tugasnya menangisi mayyit,
maksudnya kalau seandainya orang-orang yang tidak baik maka tentunya banyak
yang tidak menangis, maka dibayarlah orang-orang untuk menangisi mayyit itu,
ini yang dimaksud dalam hadits tersebut. Makna yang kedua adalah orang yang
minta ditangisi ketika ia wafat, nanti kalau aku wafat kalian harus
menangisiku maka hal ini yang di maksud oleh Al Imam Ibn Hajar. Yang ketiga,
orang yang tidak mengajari keluarganya untuk bersabar kalau seandainya ada
kematian dari keluarganya. Namun pendapat yang terkuat adalah yang pertama
dan yang kedua, dan yang ketiga ini bukan pendapat jumhur (jumhur :
mayoritas) . Pendapat jumhur adalah dulu di masa jahiliyah ada orang yang
sengaja membayar kelompok tertentu untuk menangisi, hal itu yang membuat
mayyit tersiksa disebabkan perbuatan orang itu menangisi, tapi jika
seseorang menangisi mayyit begitu saja hal itu terjadi di masa Rasulullah
SAW, demikian juga para shahabat besar sebagaimana riwayat tadi Sa’ad bin
Ubadah RA, namun karena Rasulullah menjenguknya ia belum wafat, maka di saat
itu Sa’ad Bin Ubadah sembuh dari sakitnya dan tidak wafat. 

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari ketika Sayyidina Jabir bin Abdillah RA
meriwayatkan ayahnya wafat , “ di saat ayahku wafat aku menangisi jenazah
ayahku yang wafat, dan orang-orang melarang aku, supaya jangan menangis
keras, tapi Rasullullah tidak melarangku “. Orang sedang menagis sedih mau
dilarang dihardik lagi, Rasul SAW adalah orang yang paling lembut, beliau
diam. Namun ketika datang Fathimah Ra (bibi Jabir bin Abdillah) maka ia
menangisinya (tidak melarang/menghardik), lihat (bagaimana) cara Rasul untuk
mendiamkan orang yang menangis , Rasul SAW tidak menghardik “keluar jangan
tangisi mayyit..!!” beliau tidak berkata begitu, tapi beliau berkata : 

ÊóÈúßöíúäó Úóáóíúåö ÃóæúáóÇ ÊóÈúßöíúäó ãóÇ ÒóÇáóÊö ÇúáãóáÇóÆößóÉõ ÊóÙöáøõåõ
ÈöÃóÌúäöÍóÊöåóÇ ÍóÊøóì ÑóÝóÚúÊõãõæúåõ 

“Engkau menangisi atau tidak menangisi jenazah ini, sungguh malaikat tetap
menaunginya sampai kalian mengangkat jenazahnya “.

Lihat cara Nabi SAW menenangkan orang yang sedang dalam kesedihan,
ditenangkan, maksudnya apa? Supaya berhenti tangisnya, supaya terhibur dari
kesedihannya, bukan dihardik. Demikianlah akhlak Nabi Muhammad SAW ketika
Sayyidina Jabir menangis, Rasul tidak melarang yang lain melarang sedangkan
Rasul diam. Tapi ketika bibinya datang dan menagis, maka Rasul menenangkan
denagn ucapan ini :

ÊóÈúßöíúäó Úóáóíúåö ÃóæúáóÇ ÊóÈúßöíúäó ãóÇ ÒóÇáóÊö ÇúáãóáÇóÆößóÉõ ÊóÙöáøõåõ
ÈöÃóÌúäöÍóÊöåóÇ ÍóÊøóì ÑóÝóÚúÊõãõæúåõ 

Demikian indahnya cara dan metode yang sangat luhur dan sempurna dari budi
pekerti Rasulullah SAW.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, tentunya ini berkaitan dengan
pertanyaan yang sering muncul tentang hadits Rasul SAW :

ÞóÇÊóáó Çááåõ ÇúáíóåõæúÏõ ÅöÊøóÎóÐõæúÇ ÞõÈõæúÑóÃóäúÈöíóÇÆöåöãú ãóÓóÇÌöÏó 

“ Allah memurkai orang-orang Yahudi yang menjadikan kubur para Nabi mereka
sebagai masjid” 

Ini diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, dan dijadikan dalil oleh
sebagian saudara-saudari kita muslimin muslimat bahwa kuburan ulama di
masjid haram hukumnya dan dimurkai Allah, tentunya tidak demikian makna dari
hadits ini. Dijelaskan oleh Hujjatul Islam Wabarakatul Anam Al Imam Ibn
Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Bari Bisyarh Shahih Al Bukhari
mensyarahkan makna hadits ini adalah, bahwa yang dimaksud adalah menjadikan
di atas kubur para Nabi sebagai tempat shalat, menginjak-injaknya atau
menyembahnya, itu yang dilarang. Tapi kalau seandainya kuburan Ulama atau
Shalihin di samping masjid atau di wilayah masjid hal itu tidak dilarang
karena hal itu tidak ada larangannya, demikian yang dijelaskan oleh Al Imam
Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Bari Bisyarh Shahih Al Bukhari. Jadi,
bertabarruk dengan para shalihin dan ulama dan juga barangkali pewakaf
masjid menjadikan kuburan di dekat masjid hal itu tidak apa-apa. Dan
dijelaskan pada Faidhul Qadiir menjelaskan bahwa berkata Al Imam Baidhawi
bahwa kuburan Nabi Ismail adalah di Masjidil Haram justru orang thawaf
disitu dan dijadikan tempat shalat, bahkan juga Masjid An Nabawy yang
padanya terdapat kuburan Nabi Muhammad SAW, memang di masa Rasul SAW kuburan
Nabi itu belum masuk menjadi wilayah masjid namun setelah perluasan di masa
Khalifah Utsman bin Affan RA, diperluas di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Kw terus diperluas dan diperluas sampai lingkungan makam Rasul itu termasuk
ke dalam lingkungan masjid, tapi kan tidak menginjak makamnya tentunya di
situ ada temboknya, kan orang rukuk dan sujud di hadapannya kubur Rasul SAW
hal itu sudah berjalan di masa para sahabat, hal itu sudah ada di masa Al
Imam Bukhari , Al Imam Muslim dan Imam seluruh mazhab, para ulama dan para
hujjatul Islam, jika hal itu munkar maka tentunya mereka tidak akan diam,
bukan orang di zaman sekarang yang protes terhadap sesuatu yang sudah
berjalan di masa Rasululullah SAW. Jadi yang dimaksud adalah menjadikan
kubur para Nabi untuk disembah, demikian hadirin hadirat yang dijelaskan
oleh Al Imam Bukhari dalam Shahihnya. Dan juga yang sering ditanyakan
tentang hadits :

áóÇÊõÔóÏøõ ÇáÑøöÍóÇáõ ÅöáøóÇ Åöáóì ËóáÇóËóÉö ãóÓóÇÌöÏó ÇóáúãóÓúÌöÏö
ÇúáÍóÑóÇãö æóãóÓúÌöÏöíú åóÐóÇ æóãóÓúÌöÏö ÇúáÃóÞúÕóì 

" Janganlah memaksakan ( berusaha keras) mengadakan perjalanan kecuali pada
tiga masjid, Masjidil Haram dan Masjid ku ini ( Masjid Nabawy) dan Masjidil
Aqsa” 

Hadits ini sebagian saudara-saudara kita menjadikannya dalil larangan
ziarah, tentunya beda. Dimana ziarah, dimana urusan Masjid Al Aqsa, Masjid
An Nabawy dan Masjidil Haram. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul
Bari mensyarahkan makna hadits ini bahwa tidak ada larangan pergi ke masjid
lain kalau disitu ada makam para shalihin atau bertabarruk padanya, yang
menjadi makruh adalah mengkhususkannya untuk shalat, kalau untuk shalat
tidak ada tempat yang lebih afdhal dari masjid itu, masjid di barat dan
timur orang bilang kemuliaannya seperti apapun, tidak ada masjid yang lebih
mulia shalat padanya daripada tiga masjid itu, Jadi semua masjid sama pahala
shalatnya kecuali tiga masjid itu, jadi kalau datang ke suatu masjid untuk
shalat di dalamnya, Rasul katakana semua Masjid itu sama hukum shalatnya
jangan kalian terlalu bersemangat untuk mengunjungi masjid ini, atau masjid
ini, itu makruh hukumnya bukan haram, kecuali tiga masjid tadi kalau ke
Masjidil Haram, masjidil Aqsa, dan Masjid An Nabawy sangat bersemangat itu
boleh. Tapi Al Imam Ibn Hajar menjelaskan diriwayatkan dalam Shahih Al
Bukhari bahwa Rasul SAW berkunjung ke masjid Quba setiap hari sabtu, ini
menunjukkan tidak ada larangan datang ke masjid manapun yang ingin kita
kunjungi. Rasul SAW setiap hari sabtu datang ke masjid Quba dekat Madinah Al
Munawwarah dan tidak pernah meninggalkannya, ini menunjukkan bahwa
berkunjung ke masjid-masjid manapun ini boleh-boleh saja demikian ziarah
shalihin, dan berkata Al Imam Ibn Hajar bahwa hadits ini juga membatalkan
pendapat yang mengatakan larangan ziarah ke makam para shalihin dan
masjid-masjid yang di bangun para shalihin, karena yang dimaksud larangan
adalah kemuliaan masjidnya bukan shahib makam orang shalih yang ada di
masjid tersebut, ziarah boleh-boleh saja. 

Demikian hadirin hadirat dua hal yang saya sampaikan tadi, hadits tentang :

áóÇÊõÔóÏøõ ÇáÑøöÍóÇáõ, dan ÅöÊøöÎóÇÐõ ÇúáÞõÈõæúÑ ãóÓóÇÌöÏó 

Mengenai kubah diatas kuburan, di dalam mazhab Al Imam Syafi’I bahwa hal itu
tidak diperbolehkan kalau tanpa seijin pewakafnya, kalau pewakafnya
mengizinkan maka tidak ada lagi larangannya. Namun hal itu mustahab
(dianjurkan) bagi para Shalihin demikian yang dijelaskan oleh Al Imam An
Nawawy Hujjatul islam dan Imam lainnyabahwa dibuatnya kubah-kubah untuk para
shalihin itu mustahab fih ( di sunnahkan).
Tentunya supaya orang yang ziarah kesitu tidak kepanasan dan tidak
kehujanan, kalau mau berdoa atau apa maka tidak repot dan tidak terganggu,
kasian para peziarah itu maka di bangun tempat untuk mereka, bukan untuk
mereka yang wafat, mereka yang wafat sudah lewat dengan amal pahalanya, jika
mereka mulia maka mereka akan dalam kemuliaan dan jika mereka hina maka
mereka dalam kehinaan, namun orang yang berziarah kasihan, kalau banyak
orang yang berziarah ke tempat itu kepanasan atau kehujanan dan lain
sebagainya maka dibikinkan kubah saja untuk orang-orang yang hidup di dunia,
kalau mereka yang wafat sudah di dalam istana kemegahan yang abadi di dalam
kubur tanpa perlu ada kubah, demikian hadirin, tapi untuk orang biasa
sebagian ulama bermazhab syafi’i mengatakannya makruh kecuali kalau tidak
diizinkan oleh pewakaf maka tentunya menjadi haram hukumnya. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Rasul SAW adalah manusia yang paling indah budi pekertinya, berkata salah
seorang sahabat Ra ketika seorang wanita memberi kabar kepada Rasul SAW,
diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, bahwa putrinya wafat maka Rasul SAW
berkata katakan pada wanita itu ittaqillah washbirii : bertakwalah kepada
Allah dan bersabarlah, Allah mengambil apa yang dimilikiNya.

Åöäøó áöáåö ãóÇ ÃóÎóÐó æóáóåõ ãóÇ ÃóÚúØóì æóßõáøõ ÔóíúÁò ÚöäúÏóåõ ÈöÃóÌóáò
ãõÓóãøðì ( ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí 

“Sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang Ia ambil dan kepunyaanNya apa yang Ia
berikan dan segala sesuatu pada sisiNya itu ada ketentuannya”. ( HR. Bukhari
) 

Namun wanita itu mengirim lagi utusan kepada Rasul SAW dia belum bisa tenang
atas kematian putrinya, maka Rasulullah SAW keluar bersama para sahabat
untuk mengunjungi rumah duka, rumah jenazah. Sampai di rumah jenazah Rasul
SAW tidak kuat menahan air matanya. Inilah yang saya sebutkan tadi bahwa
Rasul SAW juga menangisi jenazah, menunjukkan hal ini tidak dilarang, maka
Rasul menangis, kemudian para sahabat berkata “ Wahai Rasullullah engkau
menangisi jenazah”?, Rasul berkata : 

åóÐöåö ÑóÍúãóÉñ ÌóÚóáóåóÇ Çááåõ Ýöí ÞõáõæúÈö ÚöÈóÇÏöåö æóÅöäøóãóÇ íóÑúÍóãõ
Çááåõ ãöäú ÚöÈóÇÏöåö ÇáÑøõÍóãóÇÁõ 

" Ini adalah kasih sayang yang dijadikan Allah pada setiap hati hambaNya,
sesungguhnya Allah akan mengasihi hamba-hambaNya yang penyayang”. 
Ini kasih saying kata Rasul, dan orang punya kasih sayang dan Allah beri
kasih sayang itu sebagai anugerah yang agung. Manusia yang paling berkasih
sayang Nabi kita Muhammad SAW. Allah jadikan kasih sayang itu ada pada
setiap hati hambaNya. Dan sungguh Allah itu mengasihani dan menyayangi
orang-orang yang berjiwa kasih sayang, makin berkasih sayang seseorang,
makin disayangi oleh Allah. Semoga Allah menyinari dan menerangi hati kita
dengan cahaya sifat kasih sayang kepada seluruh makhluknya hingga Allah
selalu berkasih sayang kepada kita. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasul SAW ini orang yang
sangat peduli khususnya kepada fuqara’ , bagaimana Rasul SAW peduli kepada
orang-orang susah,sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika
Rasul saw sedang shalat dan selepas salam beliau langsung berdiri dan keluar
dari shaf shalat, nah dalam hadits ini ada dua dalil yang bisa kita ambil,
dalil yang pertama Rasulullah selepas shalat pasti berzikir dulu kenapa?
karena ketika Rasul SAW selesai salam langsung keluar, maka para sahabat
bertanya : “ ada apa Ya Rasulullah kok terburu-buru?” Rasulullah tidak
menjawab terus keluar dari shaf shalat, menunjukkan bahwa Rasul SAW selepas
shalat berzikir dulu. Kalau zaman sekarang orang yang mengatakan Rasulullah
itu selepas shalat tidak berzikir , jadi berzikir selepas shalat itu
hukumnya bid’ah? maka tentunya ia bertentangan dengan hadits ini. 

Hadirin hadirat… Rasulullah SAW terus keluar tidak ikut berzikir bersama
jama’ah selepas salam selesai shalat, ditanya tidak jawab, tidak lama
kemudian beliau berjumpa dengan para sahabat, ditanya oleh para sahabat “ Ya
Rasulullah tadi engkau terburu-buru, kenapa? seakan-akan ada sesuatu yang
membuatmu terkejar-kejar selepas salam tanpa zikir dan doa langsung keluar
meninggalkan shaf shalat “, maka Rasul SAW berkata: “tadi aku selepas salam
teringat ada butiran kecil daripada perak kusimpan di rumah lupa belum ku
sampaikan kepada orang yang berhak, belum ku sedekahkan”. Mungkin kalau kita
sekarang sebutir kecil perak itu harganya hanya lima ratus atau seribu
rupiah. Selepas salam teringat kalau itu belum disedekahkan kepada fuqara’
maka keluar dari shalatnya terburu-buru, demikian indahnya budi pekerti Nabi
Muhammad SAW, kalau sudah urusan hak para fuqara’ beliau tidak akan
melambatkannya tetapi segera terburu-buru menyelesaikannya, padahal sebutir
kecil perak saja, apalagi kalau emas atau uang yang banyak.

Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bagaimana indahnya budi pekerti Nabi
kita Muhammad SAW, ketika Rasul SAW didatangi seorang wanita yang membawa
sebuah kain dan ia berkata ini aku tenun sendiri pakaian ini supaya engkau
pakai wahai Rasulullah, maka Rasul SAW menerimanya dengan gembira dan
senang, maka Rasulullah berterima kasih, dan wanita itu pergi kemudian
Rasulullah pakai kain itu. Saat kain itu dipakai datang orang lain bersama
para sahabat dan satu orang berkata : aku minta pakaian ini Ya Rasulullah,
para sahabat lain marah mendengar hal itu, orang ini tidak punya akhlak
kenapa? lagi di pakai oleh Rasul SAW diminta, pertama tidak punya akhlak
kepada Rasul SAW, kedua lebih marah lagi karena mereka tahu bahwa Rasulullah
tidak pernah menolak permintaan orang yang meminta kepadanya, tidak pernah
mengatakan tidak,

ãóÇ ÓõÆöáó ÑóÓõæúáõ Çááåö ÔóíúÆðÇ ÞóØøñ ÝóÞóÇáó áóÇ 

“ Tidaklah sesekali Rasulullah dimintai sesuatu kemudian berkata “ Tidak”.
(shahih Bukhari) 

selalu memberi inilah Rasul SAW. Minta kepada orang yang tidak pernah
menolak maka keterlaluan sekali kata sahabat kira-kira berkata seperti itu.
Maka Rasul pun membukanya dan memberikannya. Maka para sahabat lain marah
kepada orang itu dan sahabat berkata : tidak punya adab kamu ini, Rasulullah
lagi pakai kau memintanya, maka orang itu berkata : bukan itu yang ku
inginkan wahai sahabatku tapi aku ingin dikafani dengan pakaian yang telah
di sentuh oleh tubuh Nabi Muhammad SAW, demikian riwayat Shahih Al Bukhari .
Maka ketika orang itu wafat ia dikafani dengan kain itu, karena ia ingin
dikafani dengan pakaian yang sudah bersentuhan dengan kulitnya Nabi Muhammad
SAW. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Manusia yang budi pekertinya paling indah dan Rasul SAW bersabda :

ÃóÍóÈøõßõãú Åöáóíøó ÃóÍúÓóäõßõãú ÃóÎúáóÇÞðÇ 

“ Orang yang paling kucintai di antara kalian adalah orang yang paling bagus
budi pekertinya” . (Shahih Bukhari) 

Kita bermunajat kepada Allah SWT semoga Allah memuliakan kita di dunia dan
akhirah , Rabbi..limpahkan kepada kami kebahagiaan, limpahkan kepada kami
kekhusyu’an limpahkan kepada kami kedamaian Rabbi kami bermunajat atas
namaMu yang Maha Indah ,namaMu Yang Maha Abadi, namaMu yang Maha Tunggal.
Rabbi..dari namaMu terpecah seluruh kemuliaan di alam semesta sepanjang
waktu dan zaman, yang dari ketentuanMu seluruh kejadian dan kehidupan. Wahai
pemilik dunia dan akhirah. Wahai pemilik barzakh, wahai pemilik alam zhahir
dan alam bathin, wahai pemilik setiap sanubari, wahai yang maha
membolak-balikkan sanubari dengan kehendaknya, maka terangi jiwa kami dengan
cahaya namaMu yang Maha Indah, terangi hari-hari kami dengan keindahan
anugerahmu , terangi siang dan malam kami dengan cahaya pengampunanMu

Çóááøóåõãóø áóÇ ÊóÍúÑöãúäóÇ ÎóíúÑó ãóÇ ÚöäúÏóßó ÈöÔóÑøö ãóÇ ÚöäúÏóäóÇ
ÝóÖúáÇð æóÅöÍúÓóÇäðÇ 

Ya Allah jangan Engkau halangi kami dari anugerah yang akan Kau beri karena
dosa-dosa kami, jangan sampi terhalang anugerah itu wahai Allah, terus
sampaikan pada kami walaupun kami banyak berbuat dosa, tambahi pula anugerah
kepada kami untuk ingin bertaubat, untuk ingin beristighfar untuk ingin
membenahi diri, untuk ingin meninggalkan dosa. Ya Rabbi kami berdoa kepadaMu
agar Kau amankan kami , amankan rumah tangga kami, amankan keluarga kami,
amankan wilayah kami , tenangkan bumi Jakarta dari bahaya gempa dan jauhkan
bumi Jakarta dari bahaya banjir dan bencana alam dan juga seluruh wilayah di
negeri Indonesia ini, tenangkan bumi dari gempa tenangkan gunung daripada
apinya, tenangkan hujan daripada membawa banjir dan musibah dan bencana alam
lainnya gantikan Rabbi dengan guncangan jiwa yang menginginkan keluhuran
jiwa yang terguncang dengan khusyu’ jiwa yang bergetar memanggil namaMu, Ya
Rahman Ya Rahim..tenangkan alam semesta gemuruhkan jiwa dengan khusyu’ dan
hidayah.. 

ÝóÞõæúáõæúÇ ÌóãöíúÚðÇ... 

Katakanlah bersama-sama…

íóÇ Çááåú íóÇ Çóááåú íóÇ Çááåú...íóÇ Çááåõ íóÇ ÑóÍúãóäõ íóÇ
ÑóÍöíúãõ...áóÇÅöáåó ÅöáøóÇ Çááå... ãõÍóãóøÏñ ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáóøì Çááåõ
Úóáóíúåö æóÓóáóøãó ÚóáóíúåóÇ äóÍúíóÇ æóÚóáóíúåóÇ äóãõæúÊõ æóÚóáóíúåóÇ
äõÈúÚóËõ Åöäú ÔóÇÁó Çááåõ ãöäó ÇúáÃóãöäöíúäó

 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar 
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke