http://www.dakwatuna.com

Kemana Muslimah Melangkah? (Bagian Kedua)

Oleh: Sitaresmi S Soekanto


dakwatuna.com – Masalahnya adalah untuk saat ini dan saat mendatang
apa yang bisa dilakukan muslimah? Bagaimana caranya untuk berjuang
mewujudkan gagasan mulia menegakkan syariat Allah di muka bumi. Yang
jelas tak mungkin berjuang seorang diri tanpa program yang matang,
jelas dan terarah serta tanpa adanya amal jama’i yang terorganisir.

Bukankah Allah berfirman dalam QS. 61:4 bahwa Ia menyukai orang-orang
yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi seolah-olah
menyerupai bangunan yang kokoh. Ali r.a. pun pernah berucap:
“Kebenaran yang tidak tertata, terorganisir secara rapi akan mampu
dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir dengan baik.”

Shalan Qazan mengutarakan bahwa gagasan yang mulia tidak bisa secara
serta merta diwujudkan begitu saja, karena sehebat apa pun sebuah
gagasan jika tidak diwujudkan dalam sebuah pergerakan dan
diperjuangkan oleh para pendukungnya pasti akan segera lenyap dan
dilupakan orang.

Keberhasilan sebuah gagasan sangat ditentukan oleh sejauh mana
aktivitas, ketangguhan dan kemampuan para pendukungnya dalam merekrut
massa serta kemudian membentuk sebuah pergerakan yang terdiri dari
sekelompok manusia yang dikendalikan oleh suatu kepemimpinan beserta
struktur organisasinya.

Oleh karena itu terlihat perbedaan yang sangat mencolok antara gagasan
Jamaluddin al Afghani, Muhammad Abduh, Abdurrahman Al-Kawakibi dengan
gagasan Hassan Al-Banna dan Sa’id Nursi. Mereka semua sama-sama
reformer yang memiliki gagasan pembaharuan, tetapi gagasan al Afghani,
M. Abduh dan al Kawakibi hanya menjadi gagasan yang tak
terdokumentasikan dalam sejarah. Sementara gagasan Hasan Al-Banna
terus bertahan karena melembaga dalam jamaah Ikhwanul Muslimin dan
Sa’id Nursi dengan jama’ah An-Nur.

Sayyid Quthub dalam bukunya Hadzad Dien juga meyakini bahwa konsep
hanya dapat direalisasikan bila didukung oleh sekelompok manusia yang
mempercayainya secara utuh, konsisten dengannya sebatas kemampuannya
dan bersungguh-sungguh mewujudkannya dalam hati dan kehidupan orang
lain.

Hal ini yang dilalaikan wanita pada masa lalu walau pun penyebab utama
kemunduran wanita adalah penyimpangan persepsi tentang wanita itu
sendiri. Wanita dibelenggu, dilecehkan dan dizhalimi tetapi tak ada
yang dapat menyelamatkannya baik laki-laki maupun dirinya sendiri.
Sampai akhirnya Islam membebaskan perempuan tanpa peran perempuan itu
sendiri. Pembebasan itu terjadi karena Islam mendirikan bangunan
pergerakan yang kuat lagi solid di atas landasan ideologis yang sangat
kuat dan wanita ikut masuk ke dalam pergerakan itu sebagai mitra
laki-laki.

Bila pengaruh Quran dalam diri individu-individu atau skala negara
melemah, maka yang terjadi akan bertambahlah belenggu yang melilit
wanita. Hanya orang bodoh atau berpura-pura bodoh yang menganggap
Islamlah yang membelenggu wanita sehingga muslimah harus memberikan
kontribusi berarti dalam upaya memulai kembali kehidupan yang islami
karena hanya dalam kondisi tersebut ia akan merasakan kemerdekaan yang
hakiki.

Dan agar pengaruhnya terasa lebih kuat dan hasilnya pun lebih cepat,
efisien, tahan lama dan kokoh, hal itu hanya bisa direalisir melalui
amal islami haraki jama’i.

Banyak dalil dalam Al-Qur’an seperti 3:104, 61:4, 16:96, 9:71 serta
hadits Nabi SAW. “Innama nisa’u syaqaaiqu ar rijal” (sesungguhnya
wanita saudara kandung laki-laki), yang menunjukkan bahwa wanita pun
memiliki hak dan kewajiban yang setara dalam perjuangan menegakkan
syari’at Allah dan membangun masyarakat Qur’ani.

Islam adalah agama yang merupakan rahmatan lil ‘alamin termasuk untuk
wanita. Dan ketika Islam menginginkan kemerdekaan mentalitas perempuan
tidak lain karena hendak membangun mentalitas pendobrak atau anashirut
taghyir yang mampu membedakan antara yang hak dan yang bathil,
menentang kebatilan dan berinteraksi dengan kebenaran berdasarkan
tolok ukur nilai-nilai Rabbani.

Islam ingin memuliakan wanita menjadi wanita aktif yang berinteraksi
dengan realitas baru, berpartisipasi memeliharanya dan ikut ambil
bagian dalam pengembangan Islam menuju universalitasnya.

Ajaran Islam yang berkaitan dengan masalah kewanitaan ditujukan untuk
mencetak wanita haraki (aktivis) yang aktif dalam pembinaan diri,
keluarga, pekerjaan dan masyarakatnya. Bila ia berhasil menjadi wanita
yang aktif lagi positif, wanita baru akan merasa nilai dan
kedudukannya yang hakiki sebagai wanita.

Sosok itulah yang insya Allah ada dalam diri muslimah. Mereka memiliki
kekhasan-kekhasan yang menjadikannya istimewa, yakni:

   1. Kepribadian yang khas lagi kuat.
   2. Keberanian dan kepercayaan diri
   3. Berpikir rasional dan sistematis, memiliki kemampuan intelektual
dalam mengkritik, mengevaluasi, membangun, menantang dan memilih.
   4. Kemandirian.

Gerakan Islam Akan Menghasilkan Muslimah yang Tidak Gamang Dalam Melangkah

Islam memang piawai dalam mencetak mentalitas muslimah, namun hal
tersebut akan nampak semakin nyata bila mereka melibatkan diri secara
aktif dalam sebuah pergerakan/harakah. Ada beberapa manfaat nyata dari
keterlibatannya tersebut, antara lain:

   1. Menyadarkan muslimah dan wanita pada umumnya akan nilai dan
kedudukannya di tengah masyarakat. Ia akan berpartisipasi aktif dalam
menyelesaikan problematika umum di masyarakat.

   2. Memperoleh wawasan yang ideal, memadai dan selektif.

   3. Menghilangkan keengganan, kegamangan, kepasifan dan
ketergantungan pada orang lain.

   4. Membersihkan kabut dan karat dalam pemikiran muslimah karena
adanya stagnasi pemikiran dan sifat-sifat buruk seperti individualis,
egois, apatis.

   5. Menghindarkannya dari kejenuhan karena ia disibukkan dengan
aktivitas-aktivitas yang bermanfaat untuk dakwah Islam. Ia juga akan
terhindar dari kegiatan sia-sia seperti bergunjing, bersenda gurau dan
menyebarkan desas-desus.

   6. Membantunya meningkatkan ketinggian spiritual.

   7. Mendidik muslimah untuk gemar bekerja sama dalam hal-hal yang bermanfaat.

   8. Menjauhkan perhatiannya dari hal-hal yang kurang berarti seperti
mode dan dandanan make up untuk menggoda laki-laki dengan mengandalkan
penampilan fisik.

   9. Menumbuhkan keberanian dalam diri muslimah untuk memerangi adat
dan tradisi usang yang bertentangan dengan nilai-nilai islami.

  10. Berta’aruf, berinteraksi dan saling membina, mendidik dengan
saudara-saudara seiman dan sefikrah.

  11. Berani melawan kemungkaran dan mampu menanggung beban, kesulitan
dan derita dengan sabar.

  12. Menjadikan urusan-urusan hidupnya terprogram, teratur dan
tertata dengan baik.

  13. Menyebabkan terasah dan tergalinya kemampuan intelektual,
kreativitas berpikir dan keterampilan tangannya dengan kreasi dan
potensi yang tidak hanya berguna untuk dirinya saja.

  14. Mempertajam sikap kemandirian muslimah tetapi tetap dalam koridor syar’i.

Pengaruh Gerakan Islam bagi Proses Perubahan di Masyarakat

Paling tidak ada tiga pilar utama perubahan di tengah masyarakat yakni:

   1. Gagasan yang benar dan sesuai dengan fitrah manusia.
   2. Aktivis-aktivis yang tidak kenal lelah dalam mendukung dan
menyebarluaskan gagasan tersebut.
   3. Kepemimpinan yang baik, kokoh, memiliki kapabilitas memadai dan
dapat diteladani.

Munculnya sebuah pergerakan dalam proses perubahan masyarakat menuju
ke arah yang lebih baik akan memunculkan pengaruh-pengaruh positif
yang nyata. Di antaranya ialah masyarakat jadi terdorong untuk segera
berada dalam proses perubahan. Kemudian banyak individu yang tergerak
untuk ikut serta dalam gerakan perubahan sehingga dapat menjadi alat
untuk membedakan mana anggota masyarakat yang baik, hanif dan siap
diajak berubah serta mana yang tidak.

Selain itu pergerakan juga akan mampu menyingkirkan musuh-musuh
perubahan dan pembaharuan di masyarakat serta sebagai gantinya
menumbuhsuburkan semangat pergerakan dan pembaharuan di dalam
masyarakat.

Selanjutnya harakah atau pergerakan akan memungkinkan terbukanya pintu
ijtihad, menumbuhkan kesadaran umum dan menggoyahkan sendi-sendi
diktatorisme, sekularisme dan atheisme.

Akhirnya sebuah harakah akan sangat membantu proses lahirnya
individu-individu muslim, rumah tangga muslim dan masyarakat muslim
serta membuat rencana jitu untuk mengobati penyakit-penyakit yang ada
di tengah masyarakat.

http://www.dakwatuna.com/2007/kemana-muslimah-melangkah-bagian-kedua/


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar 
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke