Hati Yang Tergores

By: agussyafii

Pada suatu hari sekitar jam tiga sore, tiba-tiba di Rumah Amalia kedatangan 
seorang perempuan muda. Penampilannya modis dan trendy namun cukup 
berpendidikan dilihat dari cara bicaranya. Mendengar penuturannya dengan suara 
terbata-bata dan berlinangan air mata bahkan hampir saja memilih jalan untuk 
bunuh diri karena merasa sudah tidak sanggup menghadapi hidup ini. Sampai 
membiarkannya menumpahkan isi hatinya. Dalam penuturannya berkisah tentang  
bahtera rumah tangga diterjang ombak kehidupan membuat hatinya tergores perih, 
membuatnya terluka.

Diawal pernikahannya, dirinya dan suaminya menikmati indahnya pernikahan. 
Selama lima tahun pernikahannya sangatlah manis dan penuh kebahagiaan sampai 
kemudian dirinya mengetahui bahwa suami yang dicintainya terseret 'affair' 
dengan teman sekantornya.  Suatu ketika dirinya dan suami sedang perang dingin 
akibat akumulasi masalah yang berlarut-larut. Disaat itu suaminya ternyata 
mendapat perhatian dan teman curhat.  Teman perempuannya itu seolah menjadi 
'penyelamat'  bagi suaminya. Menjadi pendengar yang baik dan penuh perhatian 
sampai terjadi hati suaminya bergetar dan lama kelamaan makin berkembang dan 
tidak lagi mengeremnya.

Sampai kemudian gosip perselingkuhan itu menjadi perbincangan seluruh kantornya 
dan dirinya adalah orang yang terakhir mendengar gosip perselingkuhan yang 
dilakukan istrinya. Dunia terasa seperti kiamat. Rumah tangganya goyah dan 
tidak sanggup lagi bagaimana cara mengatasinya. Air matanya mengalir tak kuasa 
dibendungnya. Istri saya menyediakan teh hangat dan kue kering. Mempersilahkan 
untuk menikmatinya. Ia menganggukkan kepala sambil meminum secangkir teh hangat.

Saya bertanya padanya, Apakah Ibu bisa membaca al-Quran? Ia mengatakan tidak 
begitu lancar membaca al-Quran. Kemudian saya bertanya kembali, 'Apakah Ibu 
pernah menjalan sholat tahajud?' Ia menjawab hampir tidak pernah sama sekali. 
'Jangankan sholat tahajud Pak Agus, sholat lima waktu aja saya jarang 
melaksanakan.' ucapnya lirih.

Mendengar penuturan itu saya sampaikan kepadanya, Ibu sebenarnya Allah sayang 
kepada Ibu, bahtera rumah tangga ibu dengan diterjang ombak. Allah menginginkan 
agar Ibu mendekatkan diri padaNya. Ketika ibu dipanggil oleh Allah Ibu sibuk 
dengan kegiatan sendiri sampai kemudian ombak itu datang menterjang rumah 
tangga ibu. Saya yakin ibu mampu mengatasi masalah ini. Bangunlah rumah tangga 
dengan pondasi ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Insya Allah, Rumah 
tangga masih bisa diselamatkan. Suami masih bisa kembali kepada keluarga. Ajak 
suami untuk beribadah kepada Allah agar keluarga senantiasa mendapatkan 
keberkahan.'

Sebulan kemudian Ibu dan suaminya datang ke Rumah Amalia, dengan wajah 
tersenyum. Kebahagiaan karena telah melewati terjangan ombak pada keluarganya 
dan yang paling utama adalah telah menyadarkan betapa pentingnya pondasi 
ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi keluarganya. 'Alhamdulillah, 
saya dan suami sudah berkumpul kembali. Kami sama-sama instropeksi diri 
kekurangan-kekurangan kami selama ini jauh dari Allah. Masalah ini kami semakin 
meningkat ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan yang paling penting 
sholat lima waktu tidak pernah terlewatkan bagi kami berdua.' tuturnya. 
Subhanallah..

---
'Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan 
keluar dan memberinya rizki yang tidak disangka-sangkanya.' (QS. ath-Thalaq: 
2-3).

Wassalam,
agussyafii
----
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Amalia Cinta 
al-Quran (ACQ).' Hari Ahad, Tanggal 20 Juni 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo 
IV blok ii, No.23 Komplek Peruri, Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii3, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke