Menabung Itu Mudah "......... dan jangan pula engkau bentangkan selebar-lebarnya (boros) karena engkau akan tercela lagi menyesal." -[QS Al Israa'; 17:29]
Upik telah 3 tahun bekerja, namun sama sekali Upik belum punya tabungan. Setelah dipotong untuk zakat, gajinya selalu habis untuk bermacam kebutuhan dan keinginan. Padahal ia ingin sekali bisa menabung agar bisa melaksanakan kurban atau pergi umroh. Tapi kemudian ada kejadian yang membukakan matanya untuk dapat menabung. Putri teman sekantornya sedang memperbaiki rumahnya. Tiba-tiba ia ditelepon dari rumah; bahan bangunan datang dan harus segera dibayar. Putri bingung bagaimana caranya? Tetapi Enah pembantunya, mengatakan:" Ibu pakai uang saya saja dulu." Puteri terkejut. "Kamu punya uang satu juta?". "Ada Bu. Saya punya tabungan." Keesokan harinya Puteri bercerita pada Upik tentang Enah yang mempunyai tabungan sebesar lebih dari satu juta rupiah. Upik heran. Gajinya tentu lebih besar dari Enah, tapi Upik sama sekali tak punya tabungan. Ternyata kiat menabung Enah sangat sederhana. Berapapun gaji yang diperoleh dari Puteri, sepuluh persen selalu ditabung. Enah punya dompet khusus untuk menabung. Sekali uang sudah masuk ke dompet khusus, maka ia menganggap uang itu sudah hilang. Ketika ditanya, bagaimana jika sisanya tidak cukup untuk segala keperluannya. "Saya biasa hemat. Cukup atau tidak, pokoknya sepuluh persen saya tabung. Dan saya anggap uang itu hilang." Ujar Enah. "Kamu tidak tergoda untuk memakai uang itu?", tanya Puteri. "Terkadang kepikiran juga, tapi saya anggap itu bukan uang saya lagi." -[lm-4] ----------------------------------------------------------------------- l.meilany 080810/27sya'ban1431h [Non-text portions of this message have been removed]