Sungai Eufrat, Gunung Emas, dan Hari Kiamat
Jumat, 05 Juni 2012, 13:36 WIB

  





Eufrat






REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW bersabda, ‘’Hari Kiamat tak akan terjadi 
sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan 'Gunung Emas' yang mendorong 
manusia berperang. 99 dari 100 orang akan tewas (dalam pertempuran), dan setiap 
dari mereka berkata,  ‘Mungkin aku satu-satunya yang akan tetap hidup’.’’ (HR 
Bukhari).

Dalam riwayat lainnya, Rasulullah bersabda, ‘’Sudah dekat suatu masa di mana 
sungai Eufrat akan menjadi surut airnya lalu ternampak perbendaharaan daripada 
emas, maka barang siapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatu pun 
daripada harta itu.’’ (HR Bukhari Muslim).

Imam Bukhari juga  meriwayatkan hadis lainnya, Rasulullah SAW bersabda, 
‘’Segera Sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa 
pun yang berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya. Imam 
Abu Dawud juga meriwayatkan hadis yang sama.
 
Dalam hadis itu, Rasulullah pernah  bersabda, bahwa sungai yang mengalir di 
tiga negara besar, Turki, Suriah, dan Irak itu pada saatnya nanti akan 
menyingkapkan harta karun yang besar berupa gunung emas. Selain itu, dalam 
kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman, diungkapkan bahwa keringnya 
sungai Eufrat merupakan saat datangnya Al-Mahdi sebagai akhir zaman.

Hadis di atas membicarakan tentang Sungai Eufrat. Dalam bahasa Arab dikenal 
dengan nama Al-Furat atau air paling segar. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam 
Athlas Al-Hadith Al-Nabawi, Eufrat adalah sungai yang mengalir dari timur laut 
Turki.

‘’Sungai itu membelah pengunungan Toros, lalu melewati Suriah di kota Jarablus, 
melewati Irak di kota al-Bukmal, dan bertemu Sungai Tigris di Al-Qurnah yang 
bermuara di Teluk Arab,’’  ujar Dr Syauqi. Panjang sungai itu mencapai 2.375 
kilometer. Dua anak sungainya, yakni Al-Balikh dan  Al-Khabur sudah mengering. 

                                                                  ***

Pada saat Nabi Muhammad memprediksi masa depan Sungai Eufrat lewat sabdanya, 
wilayah subur di daerah mediterania itu masih dikuasai oleh dua kekuatan besar, 
Persia dan Bizantium. Sungai Eufrat adalah garis batas alami dari dua kerajaan 
tersebut.

Selain berada di kawasan Suriah  dan Iran, kekuasaan Persia ternyata juga 
mencakup daerah Yaman hingga daerah disekitar Laut Merah. Sedangkan Bizantium 
mencakup sebagian Suriah (bagian utara) dan Turki hingga ke Eropa.

Seiring perkembangan zaman, dengan kebangkitan Islam dan bersatunya 
daerah-daerah di Arab, dua kekuasaan besar itu mau tidak mau menjadi 
terpengaruh. Islam menjadi kekuatan baru dan mulai menunjukan taringnya pada 
masa Khalifah Abu Bakar.

Gesekan pun mulai terjadi. Persia maupun Bizantium tidak bisa lagi menganggap 
enteng kekuatan negara Islam.  Kaisar Persia sempat mengirimkan pasukan untuk 
menyerang Madinah. Bizantium juga menyerang kawasan utara kekuasaan negara 
Islam, yang mengakibatkan terbunuhnya Jenderal Muslim, Zaid bin Haris.

Pasukan Islam mulai menggenggam kemenangan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. 
Saat itu, kekuatan negara Islam berada d iatas dua kerajaan besar yang sudah 
ada sebelumnya itu. Selama 10 tahun, beragam pencapaian dalam dunia militer 
didapatkan.

Pergerakan ke Suriah, negara yang dilintasi Sungai Eufrat, dimulai pada era 
Umar. Sebagaian daerah yang sebelumnya dikuasai oleh Bizantium akhirnya 
berhasil ditaklukkan kekuatan pasukan Muslim.

Sementara itu, Persia merasa khawatir. Mereka sudah kehilangan kekuatan pada 
kawasan perbatasn di sebelah barat Sungai Eufrat. Bebeberapa peperangan pun 
terjadi antara Kerajaan Persia dan pasukan Muslim. Pada akhirnya, Persia 
berhasil tunduk di bawah kekuasaan pemerintahan Islam.

Wilayah itu kemudian menjadi salah satu bagian penting bagi penyebaran agama 
dan peradaban Islam di seluruh dunia. Penaklukan terhadap Persia inilah yang 
juga menandai awal mula peradaban Islam di sisi sungai Eufrat.
 
                                                                  ***

Khalifah Umar bin Khattab kemudian membentuk wilayah-wilayah administratif 
untuk memudahkan proses pemerintahan. Beberapa wilayah itu adalah Makkah, 
Madinah, Syuriah, Jazirah (wilayah diantara Sungai Tigris dan Eufrat di Irak), 
Basrah, Khurasan, Azerbaizan, Persia, dan Mesir. Setiap gubernur di tempatkan 
di daerah itu.

 Mereka bertanggung jawab pada sang Khalifah. Pada masa-masa inilah, agama 
Islam juga menjadi kuat di daerah-daerah tersebut. Berkat kepemimpinan Umar, 
Islam sampai saat ini masih menjadi ideologi dan peradaban penting di daerah 
sekitar Sungai Eufrat. Namun dalam perkembangannya, apa yang telah diramalkan 
oleh Nabi Muhammad sepertinya mulai muncul.

Berbagai polemik soal ketersediaan air dari sungai tersebut selalu mencuat di 
antara tiga negara yang dilaluinya. Pembangunan DAM selalu menjadi permasalahan 
bagi negara-negara tersebut. Pembuatan DAM di Turki berpengaruh pada debet air 
yang mengalir di Suriah.

Pembuatan DAM di Suriah akan mempengaruhi air yang sampai di Irak. Meskipun 
belum sampai pada tahap peperangan, tetapi perdebatan soal air ini masih saja 
terjadi. Banyak orang mulai khawatir, bahwa ramalan Nabi Muhammad pada akhirnya 
menjadi kenyataan.

Ramalan itu telah disebutkan dalam hadis di atas, yakni Sungai Eufrat menjadi 
kering dan terjadi peperangan setelahnya. Kekhawatiran ini tampak dari 
banyaknya laman-laman yang mengungkap tanda-tanda akhir zaman terkait dengan 
keringnya sungai yang berakhir di Teluk Persia itu.

Reporter: Rosyid Hakiim

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke