http://ramadhan.inilah.com/read/detail/1762376/menyingkap-makna-bulan-bulan-hijriyah

Menyingkap Makna Bulan-bulan Hijriyah
Oleh : Ahmad Munjin

INILAH.COM, Jakarta – Jika Anda tak hapal bulan-bulan dalam Islam, apalagi 
maknanya, mungkin Anda tak sendirian. Sebab, bulan-bulan resmi yang digunakan 
di Indonesia mengacu pada Masehi. Inilah makna di balik bulan-bulan Hijriyah 
itu.

Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan 
kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran matahari. Penetapan 
kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab, yang 
menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah.

Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29 - 
30 hari.

Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah Subhana Wata'ala, 
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam 
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat 
bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu 
menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin 
itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah 
bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS :At Taubah(9): 36).

Sebelumnya, orang arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad saw telah menggunakan 
bulan-bulan dalam kalender Hijriyah ini. Hanya saja mereka tidak menetapkan ini 
tahun berapa, tetapi tahun apa. Misalnya saja kita mengetahui bahwa kelahiran 
Rasulullah saw adalah di tahun gajah.

Abu Musa Al-Asyri sebagai salah satu gubernur di zaman Khalifah Umar r.a. 
menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari 
khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga 
membingungkan. Khalifah Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu 
itu.

Mereka adalah Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Abdurrahman bin 
Auf r.a., Sa’ad bin Abi Waqqas r.a., Zubair bin Awwam r.a., dan Thalhan bin 
Ubaidillah r.a. Mereka bermusyawarah mengenai kalender Islam. Ada yang 
mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah saw. Ada juga yang mengusulkan 
berdasarkan pengangkatan Muhammad saw menjadi Rasul. Dan yang diterima adalah 
usul dari Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu berdasarkan momentum hijrah Rasulullah 
SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah).

Alhasil, semuanya setuju dengan usulan Ali r.a. dan ditetapkan bahwa tahun 
pertama dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Rasulullah saw.

Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah ini diambil dari nama-nama 
bulan yang telah ada dan berlaku di masa itu di bangsa Arab.

Orang Arab memberi nama bulan-bulan mereka dengan melihat keadaan alam dan 
masyarakat pada masa-masa tertentu sepanjang tahun. Misalnya bulan Ramadhan, 
dinamai demikian karena pada bulan Ramadhan waktu itu udara sangat panas 
seperti membakar kulit rasanya. Berikut adalah arti nama-nama bulan dalam Islam:

MUHARRAM, artinya: yang diharamkan atau yang menjadi pantangan. Penamaan 
Muharram, sebab pada bulan itu dilarang menumpahkan darah atau berperang. 
Larangan tesebut berlaku sampai masa awal Islam.

SHAFAR, artinya: kosong. Penamaan Shafar, karena pada bulan itu semua orang 
laki-laki Arab dahulu pergi meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga dan 
berperang, sehingga pemukiman mereka kosong dari orang laki-laki.

RABI'ULAWAL, artinya: berasal dari kata rabi’ (menetap) dan awal (pertama). 
Maksudnya masa kembalinya kaum laki-laki yang telah meninqgalkan rumah atau 
merantau. Jadi awal menetapnya kaum laki-laki di rumah. Pada bulan ini banyak 
peristiwa bersejarah bagi umat Islam, antara lain: Nabi Muhammad saw lahir, 
diangkat menjadi Rasul, melakukan hijrah, dan wafat pada bulan ini juga.

RABIU'ULAKHIR, artinya: masa menetapnya kaum laki-laki untuk terakhir atau 
penghabisan.

JUMADILAWAL nama bulan kelima. Berasal dari kata jumadi (kering) dan awal 
(pertama). Penamaan Jumadil Awal, karena bulan ini merupakan awal musim 
kemarau, di mana mulai terjadi kekeringan.

JUMADIL AKHIR, artinya: musim kemarau yang penghabisan.

RAJAB, artinya: mulia. Penamaan Rajab, karena bangsa Arab tempo dulu sangat 
memuliakan bulan ini, antara lain dengan melarang berperang.

SYA'BAN, artinya: berkelompok. Penamaan Sya’ban karena orang-orang Arab pada 
bulan ini lazimnya berkelompok mencari nafkah. Peristiwa penting bagi umat 
Islam yang terjadi pada bulan ini adalah perpindahan kiblat dari Baitul 
Muqaddas ke Ka’bah (Baitullah).

RAMADHAN, artinya:sangat panas. Bulan Ramadhan merupakan satu-satunya bulan 
yang tersebut dalam Al-Quran, satu bulan yang memiliki keutamaan, kesucian, dan 
aneka keistimewaan. Hal itu dikarenakan peristiwa-peristiwa penting seperti: 
Allah menurunkan ayat-ayat Al-Quran pertama kali, ada malam Lailatul Qadar, 
yakni malam yang sangat tinggi nilainya.

Karena para malaikat turun untuk memberkati orang-orang beriman yang sedang 
beribadah, bulan ini ditetapkan sebagai waktu ibadah puasa wajib. Pada bulan 
ini kaurn muslimin dapat menaklukan kaum musyrik dalam perang Badar Kubra dan 
pada bulan ini juga Nabi Muhammad saw berhasil mengambil alih kota Mekah dan 
mengakhiri penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum musyrik.

SYAWWAL, artinya:kebahagiaan. Maksudnya kembalinya manusia ke dalam fitrah 
(kesucian) karena usai menunaikan ibadah puasa dan membayar zakat serta saling 
bermaaf-maafan. Itulah yang membahagiakan.

DZULQAIDAH, berasal dari kata dzul (pemilik) dan qa’dah (duduk). Penamaan 
Dzulqaidah, karena bulan itu merupakan waktu istirahat bagi kaum laki-laki Arab 
dahulu. Mereka menikmatinya dengan duduk-duduk di rumah.

DZULHIJJAH artinya:yang menunaikan haji. Penamaan Dzulhijjah, sebab pada bulan 
ini umat Islam sejak Nabi Adam a.s. menunaikan ibadah haji.

Kirim email ke