Assalamu'alaikum wr wb,
Di beberapa masjid, usai sholat Imam diam saja.
Meski berzikir, namun suara tidak terdengar. Kalau ada yang zikir, masing2 cuma 
dalam hati.
Khawatirnya, jema'ah yang awam akhirnya tidak pernah akan bisa berzikir karena 
tidak pernah mendengar suara zikir yang baik dan benar.
Di beberapa hadits disebut Nabi dan para sahabat berzikir di masjid dengan 
suara keras. Sehingga akhirnya orang bisa meriwayatkan banyak zikir dari Nabi 
meski terkadang begitu panjang. 
Zikir terutama yang panjang, tidak bisa cuma diajarkan 1-2x karena orang sulit 
menghafalnya. Harus rutin setiap hari. Ini juga agar jema'ah yang awam bisa 
tahu cara mengucapkannya sehingga makhroj dan tajwidnya juga benar.
Kalau Imam cuma diam saja dan zikirnya tak terdengar oleh makmum, niscaya zikir 
Nabi akan menghilang dari pendengaran dan hafalan ummat Islam terutama jema'ah 
yang masih awam...
Sesuatu yang terlihat baik, belum tentu baik.

“Aku ini menurut prasangka hambaKu, dan Aku menyertainya, dimana saja ia 
berdzikir pada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan ingat pula 
padanya dalam hati-Ku, jika ia mengingat-Ku didepan umum, maka Aku akan 
mengingatnya pula didepan khalayak yang lebih baik. Dan seandainya ia 
mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya 
sehasta, jika ia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya 
sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan 
berlari”. (HR. Bukhori Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi).

Dari Ibnu 'Abbas:



‘Sesungguhnya berdzikir dengan mengeraskan suara ketika orang selesai melakukan 
shalat fardhu pernah terjadi dimasa Rasulallah saw.’.(HR.Bukhori dan Muslim)

Dalam riwayat yang lain diterangkan bahwa Ibnu Abbas berkata : ‘Aku mengetahui 
selesainya shalat Rasulallah saw. dengan adanya ucapan takbir beliau (yakni 
ketika berdzikir)’. (HR.Bukhori Muslim)

Sedangkan hadits-hadits Rasul saw. yang diriwayatkan oleh Muslim mengenai 
berdzikir secara jahar selesai sholat sebagai berikut :

Hadits nr. 357: Dari Ibnu Abbas, katanya: “Dahulu kami mengetahui selesainya 
sembahyang Rasulullah saw. dengan ucapan beliau “takbir”.

Hadits nr. 358 : Dari Ibnu Abbas, katanya “Bahwa dzikr dengan suara 
lantang/agak keras setelah selesai sembahyang adalah kebiasaaan dizaman Nabi 
saw. Kata Ibnu Abbas. Jika telah kudengar suara berdzikir, tahulah saya bahwa 
orang telah bubar sembahyang”.

Hadits nr. 366: Dari Abu Zubair katanya: “Adalah Abdullah bin Zubair 
mengucapkan pada tiap-tiap selesai sembahyang sesudah memberi salam:….” Kata 
Abdullah bin Zubair” Adalah Rasulullah saw. Mengucapkannya dengan suara yang 
lantang tiap-tiap selesai sembahyang”

Kirim email ke