Cinta Yang Membahagiakan 

By: Muhamad Agus Syafii

Cinta yang membahagiakan bila cinta kita hanya untuk Allah sebab cinta kepada 
Allah adalah cinta yang hakiki. Cintailah pasangan hidup kita karena cinta kita 
kepada Allah. Bila kecintaan kita kepada pasangan melebihi cinta kepada Allah 
maka ujian akan datang dari orang yang kita cintai, sebagaimana seorang ibu 
yang telah dua belas tahun mengarungi rumah tangga dirinya mengkayuh dengan 
susah payahnya. Bangunan rumah tangga diatas pondasi kasih sayang yang rapuh. 
Pernikahannya penuh dengan pertanyaan yang tiada akhir benarkah dirinya adalah 
belahan jiwa dari suami yang dicintainya?Ditengah usia yang semakin tua tanpa 
ada pilihan lainnya yang memaksa dirinya untuk menikah dengan laki-laki yang 
datang melamarnya. Pernikahanpun dilaksanakan dengan meriah. Kebahagiaanpu 
hadir.

Ditengah kehidupan dengan mengalirnya waktu, materi dan karier telah mengubah 
seorang laki-laki. Semenjak bekerja dengan kariernya yang menanjak bagus. 
Kehidupan rumah tangganya mendadak berubah. Segala bentuk keresahan yang setiap 
dirasakan betapa ganasnya kota Jakarta menjadi sirna. Segalanya menjadi mudah. 
Dari menempati rumah kontrakan yang bocor, sering tergenang banjir. Disaat 
itulah hatinya menjadi sakit dan penuh penderitaan ketika mendapatkan perempuan 
lain dengan mudah hadir didalam hati suaminya. Justru ketika rumahnya sudah 
tidak lagi bocor dan tergenang banjir. Rumah besar dan nyaman dibilangan elit 
di kota jakarta. Suaminya mengakui semua perbuatannya karena telah jatuh cinta 
pada perempuan lain dan mengaku bahwa hal itu semata-mata khilaf namun hatinya 
terlanjur terluka. 

Ditengah penderitaan ada sebuah kesadaran bahwa apa yang telah terjadi dalam 
hidupnya seolah membukakan mata hatinya betapa lemahnya manusia dihadapan Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala. 'Mas Agus, betapa tidak berdaya kita dihadapan Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala..' ucapnya lirih. 'Disaat saya begitu bangganya kepada 
suami seolah Allah menyentil saya agar mencintai Allah dengan sepenuh hati. 
Cinta suami adalah cinta yang ilusi sedangkan cinta kepada Allah adalah cinta 
yang hakiki.' lanjutnya, air mata itu bagai bendungan yang sudah tidak mampu 
ditahannya. Mengalir dengan derasnya. Semuanya terhenti disaat anak-anak Amalia 
sedang berdoa.

Dengan berbagi dan berdoa bersama di Rumah Amalia telah menenteramkan dan 
menyembuhkan luka dihatinya. Nampak wajahnya terurai airmata. Ada sebuah 
kelegaan sekaligus kedamaian. Tanpa terasa terucap puji syukur kehadirat Allah 
atas semua anugerahNya dan disaat itulah keikhlasan menerima apapun kesalahan 
suami mencair di dalam hatinya. Malam itu bersama suami dan anak-anaknya telah 
menemukan kembali kebahagiaan yang telah lama menghilang.

----
Sahabatku, aminkan doa ini menjaga keharmonisan keluarga kita. "Robbana atmin 
lana nurona waghfirlana, innaka ‘ala kulli syay`in qodirun. “Wahai Tuhan kami, 
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau 
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS At-Tahrim [66]:8).

Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
--
Yuk, ikutan menjadi relawan di Rumah Amalia & hadir pada kegiatan "Salam Untuk 
Rumah Amalia" (MULIA) Minggu, 17 Maret 2013. Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. 
Bila berkenan berpartisipasi Baju Baru, paket sembako, peralatan sekolah, 
perlengkapan sholat, buku bacaan, konsumsi. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. 
Subagyo IV blok ii, No. 24 Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & 
partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 
087 8777 12 431, http://agussyafii.blogspot.com/


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to