Assalamu'alaikum wr wb,

Menutupi Aib Sesama Muslim
Ceramah Habib Saleh Al Habsyi menyatakan bahwa manusia itu sebetulnya penuh dgn 
aib. Seandainya kita tahu aib masing2, tentu kita tak akan mau menguburkan 
sesama Muslim.
Namun Allah memelihara sebagian besar aib kita sehingga tidak tampak. Allah 
juga memerintahkan kita untuk menutupi aib sesama Muslim dgn larangan Ghibah 
pada surat Al Hujuraat ayat 12. Demikian pula RasulNya.

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), 
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari 
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang 
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka 
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. 
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 12]

Oleh karena itu jika satu aib disebar-luaskan dan dijadikan hiburan, itu sangat 
memprihatinkan.

Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa melepaskan seorang 
mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Alloh akan melepaskan darinya 
kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit 
niscaya Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa 
menutup aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya di dunia dan 
akhirat. Alloh akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa 
menolong saudaranya. Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka 
Alloh akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul 
di salah satu rumah Alloh untuk membaca Kitabulloh dan mempelajarinya 
bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat Alloh 
akan menyelimuti mereka, dan Alloh memuji mereka di hadapan (para malaikat) 
yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya lambat, maka tidak akan 
disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya.” (Hadits dengan redaksi
 seperti ini diriwayatkan oleh Muslim)

Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan 
tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)

Reply via email to