Ritual Pesugihan dan Ingin Kaya Mendadak


[pesugihan_6_sesaji_tumbal]



Di antara penyimpangan yang lain dalam ritual pesugihan adalah adanya tumbal 
dan sesajenan pada selain Allah. Kita bisa saksikan adanya syarat atau nazar 
pesugihan yang mesti dipenuhi yaitu berupa tumbal kepala sapi atau lainnya, 
sembelihan atau sesajenan.

Padahal sembelihan atau tumbal adalah suatu ibadah. Apabila ibadah semacam ini 
dipalingkan pada selain Allah, maka seseorang terjatuh dalam perbuatan syirik 
dan termasuk syirik akbar (syirik besar). Allah Ta’ala berfirman,



Þõáú Åöäóø ÕóáóÇÊöí æóäõÓõßöí æóãóÍúíóÇíó æóãóãóÇÊöí áöáóøåö ÑóÈöø ÇáúÚóÇáóãöíäó



“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah 
untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS. Al An’am: 162). Yang dimaksud nusuk 
adalah segala bentuk taqorrub pada Allah, namun umumnya yang dimaksud adalah 
penyembelihan. Demikian kata Az Zujaj sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Jauzi 
dalam Zaadul Masiir 3: 161. Dalam ayat ini digandengkan dengan perkara shalat. 
Sebagaimana seseorang tidak boleh shalat kepada selain Allah, begitu pula dalam 
hal menyembelih.



Begitu pula dalam ayat lain disebutkan,



ÝóÕóáöø áöÑóÈöøßó æóÇäúÍóÑú



“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah (menyembelihlah)” (QS. 
Al Kautsar: 2). Menyembelih dalam ayat di atas digandengkan dengan shalat. Dan 
ibadah badan yang paling utama adalah shalat, sedangkan ibadah maal (harta) 
yang paling utama adalah penyembelihan. Demikian disebutkan dalam Taisirul 
‘Azizil Hamid, 1: 420.



Dalam hadits disebutkan pula,



æóáóÚóäó Çááóøåõ ãóäú ÐóÈóÍó áöÛóíúÑö Çááóøåö



“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah” (HR. Muslim no. 
1978). Abus Sa’adaat berkata bahwa asal laknat adalah jauh dari Allah. Jika 
dimaksud laknat dari makhluk, maksudnya adalah celaan dan do’a kejelekan. 
(Dinukil dari Taisirul ‘Azizil Hamid, 1: 421).



Imam Nawawi rahimahullah berkata,



. æóÃóãóøÇ ÇáÐóøÈúÍ áöÛóíúÑö Çááóøå ÝóÇáúãõÑóÇÏ Èöåö Ãóäú íóÐúÈóÍ ÈöÇÓúãö ÛóíúÑ 
Çááóøå ÊóÚóÇáóì ßóãóäú ÐóÈóÍó áöáÕóøäóãö Ãóæú ÇáÕóøáöíÈ Ãóæú áöãõæÓóì Ãóæú 
áöÚöíÓóì Õóáóøì Çááóøå ÚóáóíúåöãóÇ Ãóæú áöáúßóÚúÈóÉö æóäóÍúæ Ðóáößó ¡ Ýóßõáø 
åóÐóÇ ÍóÑóÇã ¡ æóáóÇ ÊóÍöáø åóÐöåö ÇáÐóøÈöíÍóÉ ¡ ÓóæóÇÁ ßóÇäó ÇáÐóøÇÈöÍ 
ãõÓúáöãðÇ Ãóæú äóÕúÑóÇäöíðøÇ Ãóæú íóåõæÏöíðøÇ ¡ äóÕóø Úóáóíúåö ÇáÔóøÇÝöÚöíø ¡ 
æóÇÊóøÝóÞó Úóáóíúåö ÃóÕúÍóÇÈäóÇ ¡ ÝóÅöäú ÞóÕóÏó ãóÚó Ðóáößó ÊóÚúÙöíã 
ÇáúãóÐúÈõæÍ áóåõ ÛóíúÑ Çááóøå ÊóÚóÇáóì æóÇáúÚöÈóÇÏóÉ áóåõ ßóÇäó Ðóáößó ßõÝúÑðÇ 
¡ ÝóÅöäú ßóÇäó ÇáÐóøÇÈöÍ ãõÓúáöãðÇ ÞóÈúá Ðóáößó ÕóÇÑó ÈöÇáÐóøÈúÍö ãõÑúÊóÏðøÇ



“Adapun penyembelihan pada selian Allah, maka yang dimaksud adalah menyembelih 
dengan nama selain Allah seperti menyembelih atas nama berhala, salib, Musa, 
‘Isa, Ka’bah dan semacamnya. Semua penyembelihan seperti ini haram. Tidak halal 
sama sekali penyembelihan semacam itu, baik yang menyembelih adalah seorang 
muslim, nashrani atau yahudi. Demikian ditegaskan oleh Imam Asy Syafi’i dan 
disepakati pula oleh pengikut Syafi’i. Namun jika yang dimaksud adalah 
pengagungan kepada selain Allah dengan sembelihan tersebut dan sebagai bentuk 
ibadah pada selain Allah tersebut, maka itu suatu bentuk kekufuran. Jika yang 
menyembelih sebelumnya adalah muslim, maka ia jadi murtad karena sembelihan 
tersebut.” (Syarh Shahih Muslim, 13: 141). Namun sangat disayangkan, yang 
mengaku bermadzhab Syafi’i tidak memahami hal ini, mereka masih terus 
melestarikan tradisi syirik seperti tumbal dan sesajian.



Agar semakin membuat kita takut akan bahaya tumbal kepada selain Allah, berikut 
kami sajikan kisah dua orang orang yang masuk neraka karena sesaji lalat dan 
satunya masuk surga karena enggan sesaji lalat.



Úä ØÇÑÞ Èä ÔåÇÈ¡ Ãä ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã ÞÇá: (ÏÎá ÇáÌäÉ ÑÌá Ýí ÐÈÇÈ¡ 
æÏÎá ÇáäÇÑ ÑÌá Ýí ÐÈÇÈ) ÞÇáæÇ: æßíÝ Ðáß íÇ ÑÓæá Çááå¿! ÞÇá: (ãÑ ÑÌáÇä Úáì Þæã 
áåã Õäã áÇ íÌæÒå ÃÍÏ ÍÊì íÞÑÈ áå ÔíÆÇð¡ ÝÞÇáæÇ áÃÍÏåãÇ ÞÑÈ ÞÇá: áíÓ ÚäÏí ÔíÁ 
ÃÞÑÈ ÞÇáæÇ áå: ÞÑÈ æáæ ÐÈÇÈÇð¡ ÝÞÑÈ ÐÈÇÈÇð¡ ÝÎáæÇ ÓÈíáå¡ ÝÏÎá ÇáäÇÑ¡ æÞÇáæÇ 
ááÂÎÑ: ÞÑÈ¡ ÝÞÇá: ãÇ ßäÊ áÃÞÑÈ áÃÍÏ ÔíÆÇð Ïæä Çááå ÚÒ æÌá¡ ÝÖÑÈæÇ ÚäÞå ÝÏÎá 
ÇáÌäÉ



Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah shallallahu 
‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk surga 
gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara 
lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai 
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati suatu kaum 
yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah 
itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji)  sesuatu untuk berhala 
tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, 
“Berkorbanlah.” Ia pun menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” 
Mereka mengatakan, “Berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” Ia pun 
berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk 
lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka 
juga memerintahkan kepada orang yang satunya, “Berkorbanlah.” Ia menjawab, 
“Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” 
Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena itulah, ia masuk surga.”[1]



Walau sepele hanya sesaji dengan seekor lalat bisa menyebabkan masuk neraka, 
bagaimana lagi jika tumbalnya dengan kepala sapi atau unta seperti yang kita 
lihat dalam berbagai ritual pesugihan dan sedekah laut?! Hadits lalat di atas 
juga menunjukkan bahwa dosa walau disangka itu sepele, namun bisa jadi 
menimbulkan bahaya besar. Maka benarlah kata Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,



Åöäóøßõãú áóÊóÚúãóáõæäó ÃóÚúãóÇáÇð åöìó ÃóÏóÞõø Ýöì ÃóÚúíõäößõãú ãöäó ÇáÔóøÚóÑö 
¡ Åöäú ßõäóøÇ äóÚõÏõøåóÇ Úóáóì ÚóåúÏö ÇáäóøÈöìöø - Õáì Çááå Úáíå æÓáã - 
ÇáúãõæÈöÞóÇÊö



“Sesungguhnya kalian mengerjakan amalan (dosa) di hadapan mata kalian tipis 
seperti rambut, namun kami (para sahabat) yang hidup di masa Nabi shallallahu 
‘alaihi wa sallam menganggap dosa semacam itu dosa besar” (Diriwayatkan oleh Al 
Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6492).



Wallahu waliyyut taufiq was sadaad, semoga Allah memberi taufik dan petunjuk.



Sumber : Rumaysho.com

***** This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. *****


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar 
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke