Wamenag: Presiden SBY Layak Mendapat World Statesman Award *Mega Putra Ratya* - detikNews
*Jakarta* - Bertepatan dengan kunjungannya ke New York, Amerika Serikat, Presiden SBY akan menerima penghargaan World Statesmen Award dari Appeal of Conscience Foundation (ACF). Meski banyak kontroversi, SBY dinilai layak mendapatkan penghargaan tersebut. "ACF memiliki bank data bencana sosial kemanusiaan dari seluruh negara. Kelompok ahli mereka yang sangat kredibel itu sangat paham tentang apa yang pernah, sedang, dan kecenderungan yang akan terjadi di Indonesia," ungkap Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam pernyataan yang diterima detikcom, Senin (27/5/2013). Nasar mengatakan ACF memiliki angka-angka akurat berapa ribu orang nyawa yang melayang dan berapa ratus ribu pengungsi ketika terjadi tragedi kemanusiaan di Sampit, Kalimantan Tengah (2001), Ambon (1998-200), Poso (2000), dan tragedi Mei 1998 di Jakarta, dan peristiwa-peristiwa berdarah lainnya di beberapa tempat di Indonesia. ACF juga memiliki data kasus yang ditunjuk oleh LSM yang di-crosscheck dengan data-data yang ada di lingkungan pemerintah dan pihak-pihak netral lainnya. "Dalam masa pemerintahan Presiden SBY bencana kemanusiaan itu menurun drastis. Bukan hanya itu, penyelesaian reformasi di Indonesia relatif lebih menguntungkan civil society ketimbang penyelesaian pasca Arabs Storm sejumlah negara-negara teluk, seperti Iraq, Libia, Tunisia, Mesir, dan saat ini Syiria yang sedang bergolak," tuturnya. "Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat mengesankan berdampak langsung pada peningkatan taraf hidup kemanusiaan. Memang tidak bisa dinafikan, di sana-sini masih banyak masalah yang di dalam masyarakat dan hal itu diakui sendiri oleh Presiden. Namun memang terkadang memerlukan waktu yang cukup di dalam menyelesaikan keseluruhan problem bangsa," papar Nasar. Menurut Nasar, ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari penganugerahan tersebut. Pertama, Indonesia dapat mengapresiasi secara positif penghargaan ini sebagai prestasi kolektif anak bangsa. "Prestasi sosial ini tidak berdiri sendiri melainkan akumulasi prestasi yang melibatkan banyak kucuran keringat, termasuk keringat Romo Magnis Suseno yang selama ini dikenal salah satu icon interfaith dialog di Indonesia. Kedua, kalaulah penghargaan ini kurang atau tidak layak diterima, mengingat masih adanya sejumlah titik krusial belum terselesaikan, sebagaimana ditunjukkan Romo Magnis dalam suratnya, justru dengan menerima penghargaan ini diharapkan menjadi motivasi dan mendorong keberanian untuk menuntaskan bengkalai problem tersebut," ungkapnya. Soal dugaan adanya diskriminasi terhadap kelompok minoritas yang diukur melalui kesulitan membangun rumah ibadah, lanjut Nasar, justru boleh jadi menunjukkan kebalikannya. Menurut data dari Litbang Kementerian Agama, jumlah masjid/musala yang terhalang pembangunannya di NTT, Papua, Bali, dan DKI Jakarta lebih banyak jumlahnya (7 masjid/musala) daripada gereja (Protestan 4, dan Katolik 2). "Lagi pula, dasar penolakan tersebut sesungguhnya bukan dipicu konflik antar umat beragama tetapi karena Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang merupakan kewenangan penuh Pemda setempat," kata Nasar. Statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah masjid/musala dari tahun ketahun jauh lebih kecil di banding pertumbuhan jumlah rumah-rumah ibadah lain. Data Litbang Kemenag menunjukkan pertumbuham rumah ibadah selama 27 tahun terakhir yang didata: Mesjid/mushalah (64,22%), Gereja Kristen (131,30%), Gereja Katolik (152,00%), Wihara Budha (268,09%), dan Pura Hindu (475,25%). "Agak ironi, Islam sebagai agama mayoritas mutlak dianut di negeri ini bukan hanya pertumbuhannya anjlok tetapi juga paling banyak tercekal pembangunannya). Data dari Biro Pusat Statistik (2000-2010) menunjukkan terjadinya penurunan persentase populasi penganut agama Islam dari 87,91% menjadi 87,21% dan pertambahan populasi penganut agama Kristen dari 5,73% menjadi 6,96%," kata Nasar. http://news.detik.com/read/2013/05/27/175936/2257168/10/wamenag-presiden-sby-layak-mendapat-world-statesman-award?nd771104bcj [Non-text portions of this message have been removed]