Assalamu'alaikum wr wb,

Assalamu'alaikum wr wb,

Sahabat Nabi itu macam2.
Ada yg kaya seperti Abdurrahman bin 'Auf. Ada pula yg meskin seperti Abu 
Hurairah yg tuna wisma. Ada yg sehat, ada pula yg cacat seperti Abdullah bin 
Ummi Maktum. Tapi dalam Islam tak disebut sekali Ummi Maktum sbg "cacat". 
Dianggap sama normalnya dgn yg lain.
Ada orang Arab, ada pula Salman Al Farisi dari Persia, Bilal dari 
Habsyi/Afrika, Abdullah bin Salam (Yahudi), Suhaib Ar Rumi dari Romawi, dsb.
Bahkan saat pembantunya, seorang anak Yahudi sekarat, Nabi menjenguknya sambil 
memohon agar dia masuk Islam:

Anas r.a. berkata, "Ada seorang Yahudi melayani Nabi, kemudian ia jatuh sakit. 
Maka, Nabi datang menjenguknya, duduk di dekat kepalanya seraya bersabda 
kepadanya, 'Masuk Islamlah.' Lalu, ia melihat ayahnya yang ada di sisinya. 
Ayahnya berkata kepadanya, 'Taatilah Abul Qasim saw.' Lalu ia masuk Islam, 
kemudian Nabi keluar seraya mengucapkan, 'Segala puji bagi Allah yang telah 
menyelamatkan ia dari neraka.'" [HR Bukhari]

Itu adalah Sahih Bukhari. Beda kan dgn segelintir kelompok Islam yang garang 
mengkafirkan orang, bahkan Muslim yg masih bersyahadah dan sholat, dgn nafsu 
kebencian dan keinginan untuk membunuh?

Jadi Islam adalah agama yang Universal.

Keutamaan Sahabat Nabi Muhammad SAW

Inilah hadits-hadits tentang keutamaan para Sahabat Nabi. Kita dilarang mencela 
apalagi menghina para Sahabat Nabi mengingat beberapa di antara mereka seperti 
Abu Bakar Sidik ra bukan hanya dijamin Nabi masuk surga di dalam hadits, namun 
disebut Allah juga di dalam Al Qur’an. Meski tak disebut namanya secara 
langsung, namun hadits tentang Asbabun Nuzul (Sebab turunnya ayat Al Qur’an) 
menyebut nama mereka.

Saat Nabi berceritai tentang Isra’ dan Mi’raj, Pergi ke Masjidil Aqsa dan 
Langit ke 7 dalam waktu semalam, orang-orang kafir mentertawakan beliau dan 
banyak ummat Islam yang jadi murtad. Namun Abu Bakar maju dan mengatakan dengan 
lantang “Jika Nabi Muhammad yang mengatakannya, bahkan yang lebih dari itu pun 
aku percaya!” sehingga beliau dijuluki As Siddiq oleh Nabi Muhammad SAW. Jadi 
tak pantas kita yang tidak jelas tempatnya ini menghinanya.

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin Auf telah terjadi sesuatu lalu 
Khalid pun mencaci-makinya. Mendengar itu Rasulullah saw. lalu bersabda: 
Janganlah kamu mencaci-maki seorang pun dari para sahabatku. Sekalipun salah 
seorang kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak dapat 
menandingi satu bahkan setengah mud (1 mud=543 gram) salah seorang mereka. 
(Shahih Muslim No.4611)

Keutamaan Abu Bakar Siddiq tergambar di dalam Surat At Taubah 40 di mana saat 
beliau menemani Nabi Muhammad SAW di gua Jabal Tsur, disebut salah seorang di 
antaranya berkata: “Laa tahzan innallaaha ma’anaa” (Jangan sedih sesungguhnya 
Allah bersama kita).

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah 
menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya 
(dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada 
dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, 
sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada 
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan 
Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah 
itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [At Taubah 40]

Begitu pula para Khalifah lain seperti Khalifah Umar ra, Usman ra, dan Ali ra 
insya Allah surga untuk mereka. Siti ‘Aisyah pun nama beliau sempat dibersihkan 
Allah di dalam Al Qur’an saat muncul fitnah yang disebut di dalam hadits Ifki.

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan 
kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan 
ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari 
dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian 
yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar” [An 
Nuur 11]

Penjelasan tentang ini memanjang hingga ayat An Nuur 26 yang menjelaskan 
kesucian Siti ‘Aisyah ra:

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang 
keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik 
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk 
wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang 
dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang 
mulia (surga)” [An Nuur 26]

Kitab Keutamaan Sahabat
1. Di antara keutamaan Abu Bakar Sidik ra.

Hadis riwayat Abu Bakar Sidik ra., ia berkata:
Aku melihat kaki orang-orang musyrik di atas kepala kami tatkala kami berada 
dalam gua. Aku berkata: Wahai Rasulullah kalau saja salah seorang dari mereka 
melihat ke kedua kakinya sendiri, niscaya dia akan melihat kita yang berada di 
bawahnya. Beliau bersabda: Wahai Abu Bakar, apa dugaanmu yang bakal terjadi 
pada dua orang di mana yang ketiganya adalah Allah. (Shahih Muslim No.4389)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pada satu hari berada di atas mimbar lalu beliau 
bersabda: Ada seorang hamba yang diberikan pilihan oleh Allah antara Allah akan 
memberinya kemewahan dunia atau memberi sesuatu yang ada di sisi-Nya. Ternyata 
hamba itu memilih sesuatu yang ada di sisi-Nya. Setelah itu Abu Bakar tampak 
menangis kemudian berkata: Kami bersedia menebus engkau dengan bapak dan ibu 
kami. Abu Said Al-Khudri ra. mengatakan: Rasulullah saw. lah hamba yang telah 
diberikan pilihan itu. Dan Abu Bakar sendiri yang memberitahukan hal itu kepada 
kami. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang paling 
setia kepadaku baik dalam hartanya maupun dalam persahabatannya adalah Abu 
Bakar. Kalau saja aku boleh mengangkat seorang khalil (kekasih), niscaya aku 
akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi dia adalah saudaraku di 
dalam Islam. Sungguh tidak akan diciptakan pada mesjid ini sebuah pintu kecil 
pun kecuali hal itu memang milik Abu Bakar.
 (Shahih Muslim No.4390)

Hadis riwayat Amru bin Ash ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya untuk memimpin pasukan tentara 
Zatussalasil. Aku menemui beliau dan bertanya: Siapakah orang yang paling Anda 
cintai? Beliau menjawab: Aisyah. Aku bertanya: Dari kaum lelaki? Beliau 
menjawab: Ayah Aisyah. Aku bertanya: Lalu siapa? Beliau menjawab: Umar. Setelah 
itu beliau menyebutkan nama beberapa orang sahabat yang lain. (Shahih Muslim 
No.4396)

Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth`im dari ayahnya bahwa seorang wanita pernah 
meminta sesuatu kepada Rasulullah saw. kemudian beliau menyuruh wanita itu 
supaya kembali lagi kepada beliau di lain waktu. Lalu wanita itu bertanya: 
Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau kalau aku nanti datang dan tidak 
menjumpaimu. Bapakku berkata: Tampaknya wanita itu bermaksud kematian. Beliau 
bersabda: Jika kamu nanti tidak menjumpaiku, maka temuilah Abu Bakar. (Shahih 
Muslim No.4398)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Sewaktu Rasulullah saw. sakit, beliau berkata kepadaku: Tolong panggilkan Abu 
Bakar dan saudara lelakimu sehingga aku dapat menulis surat (wasiat). 
Sesungguhnya aku merasa khawatir terhadap orang yang ambisius yang mengatakan: 
Aku adalah orang yang lebih berhak sementara Allah dan orang-orang mukmin 
enggan kecuali Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4399)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang lelaki sedang menuntun seekor sapi 
miliknya yang sedang memikul beban, tiba-tiba sapi tersebut menoleh kepadanya 
dan berkata: Sesungguhnya aku diciptakan bukan untuk ini, melainkan untuk 
membajak tanah pertanian. Lalu para sahabat berseru: Maha Suci Allah! Karena 
merasa terheran-heran dan terkejut seekor sapi dapat berbicara. Rasulullah saw. 
bersabda: Tetapi sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar mempercayainya. 
Seterusnya Abu Hurairah ra. mengatakan: Rasulullah saw. bersabda: Ketika 
seorang penggembala sedang menggembalakan kambing-kambingnya, tiba-tiba ada 
seekor srigala menerkam dan membawa lari salah satu kambingnya. Lalu 
penggembala tadi mengejar srigala itu dan berhasil menyelamatkan kambingnya. 
Tiba-tiba saja srigala menoleh kepadanya dan berkata: Siapakah yang akan 
melindungi kambing-kambing itu pada hari binatang buas yaitu suatu hari yang 
tidak terdapat seorang penggembalapun selain aku? Lalu para sahabat
 kembali berseru: Maha Suci Allah! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku, 
Abu Bakar dan Umar mempercayainya. (Shahih Muslim No.4401)

2. Di antara keutamaan Umar bin Khathab ra.

Hadis riwayat Ali ra.:
Ibnu Abbas ra. berkata: Jasad Umar bin Khathab ra. dibaringkan di atas tempat 
tidurnya kemudian orang-orang mengerumuninya, mereka mendoakan, memuji dan 
menyalatkan sebelum diangkat (ke kuburnya) dan aku berada di antara mereka. 
Kemudian dia melanjutkan: Tidak ada yang menarik perhatianku kecuali dengan 
seorang lelaki yang menarik pundakku dari belakang, maka aku pun menoleh ke 
arahnya, ternyata dia adalah Ali yang turut berduka cita atas meninggalnya 
Umar. Kemudian dia berkata: Tidak ada orang yang lebih aku sukai ketika 
berjumpa dengan Allah dengan seperti amal perbuatannya daripada engkau, 
mudah-mudahan Allah menempatkanmu bersama dua orang sahabatmu. Dalam hal ini 
aku sering mendengar Rasulullah saw. bersabda: Saya datang bersama Abu Bakar 
dan Umar. Aku masuk surga bersama Abu Bakar dan Umar. Dan aku pun keluar 
bersama Abu Bakar dan Umar. Sungguh aku berharap semoga Allah berkenan 
mempertemukanmu dengan mereka. (Shahih Muslim No.4402)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat banyak 
orang sedang berkumpul dengan mengenakan pakaian yang beragam, ada yang 
menutupi sampai dada dan ada pula yang kurang dari itu, lalu lewatlah Umar bin 
Khathab dengan pakaian yang ia seret. Mereka bertanya: Bagaimana engkau 
menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Agama. (Shahih Muslim 
No.4403)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi 
melihat sebuah gelas besar berisi susu dihidangkan kepadaku. Lalu aku 
meminumnya hingga aku dapat menyaksikannya mengalir ke dalam kuku-kukuku 
kemudian sisa minumanku aku berikan kepada Umar bin Khathab. Para sahabat 
bertanya: Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah? Beliau 
menjawab: Itu adalah ilmu. (Shahih Muslim No.4404)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi 
melihat diriku berada di dekat sebuah sumur tua di mana terdapat sebuah timba. 
Kemudian aku mengambil air sumur itu sebanyak yang Allah kehendaki. Kemudian 
dipegang oleh Ibnu Abu Quhafah yang segera mengambil air sebanyak satu atau dua 
timba tetapi dalam pengambilan airnya terdapat kelemahan dan semoga Allah 
mengampuninya. Lalu timba tersebut berubah menjadi besar dan segera dipegang 
oleh Umar bin Khathab ra. dan aku tidak pernah melihat seorang jenius pun dari 
umat manusia yang dapat mengambil air seperti pengambilan Umar bin Khathab ra. 
hingga manusia dapat minum dengan puas beserta unta-unta mereka. (Shahih Muslim 
No.4405)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku bermimpi melihat diriku seakan-akan sedang 
mengambil air dengan timba yang berada di atas sebuah sumur tua. Kemudian 
datang Abu Bakar dan segera mengambil air sebanyak satu atau dua timba dengan 
pengambilan yang agak lemah, semoga Allah mengampuninya. Kemudian datang Umar 
dan mengambil air namun tiba-tiba timba tersebut berubah menjadi sebuah timba 
besar dan aku tidak pernah melihat seorang jenius pun dari umat manusia yang 
dapat menekuni pekerjaan seperti Umar hingga manusia dapat minum dengan puas 
dan menggiring unta-unta mereka ke kandang dalam keadaan puas minum. (Shahih 
Muslim No.4407)

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Aku masuk ke dalam surga dan melihat di 
dalamnya terdapat sebuah rumah atau sebuah istana lalu aku bertanya: Milik 
siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Aku bermaksud 
memasukinya, namun segera teringat olehku kecemburuanmu. Mendengar itu seketika 
Umar menangis haru dan berkata: Wahai Rasulullah saw., apakah orang seperti 
engkau dicemburui. (Shahih Muslim No.4408)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Ketika tidur, tiba-tiba aku bermimpi 
melihat diriku berada di dalam surga dan menyaksikan seorang wanita sedang 
berwudu di samping sebuah istana. Aku lalu bertanya: Milik siapakah istana ini? 
Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Tiba-tiba saja aku teringat akan 
kecemburuan Umar. Maka aku pun pergi meninggalkan tempat itu. Lebih lanjut Abu 
Hurairah ra. mengatakan: Mendengar itu seketika Umar menangis sedang kami semua 
berada di majlis tersebut bersama Rasulullah saw. kemudian Umar berkata: Demi 
Allah, wahai Rasulullah, apakah kepada engkau aku cemburu?. (Shahih Muslim 
No.4409)

Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Umar meminta izin untuk menjumpai Rasulullah saw. di mana ketika itu ada 
beberapa orang wanita Quraisy bersama beliau sedang mengajak beliau bicara dan 
menanyakan banyak (persoalan) dengan suara keras. Ketika Umar minta izin masuk, 
mereka bergegas beranjak saling mendahului ke arah tabir. Rasulullah saw. 
mengizinkan Umar untuk masuk sambil tersenyum. Lalu Umar berkata: Semoga Allah 
selalu menyenangkanmu wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Aku terheran 
melihat perilaku wanita-wanita yang tadi berada di sisiku, ketika mendengar 
suaramu, mereka bergegas menuju ke balik tabir. Umar menyela: Engkaulah orang 
yang paling berhak untuk ditakuti, wahai Rasulullah. Kepada wanita-wanita tadi 
Umar berkata: Wahai wanita-wanita yang menjadi musuh dirinya sendiri, apakah 
kalian merasa takut kepadaku dan tidak merasa takut kepada Rasulullah saw.? 
Mereka menjawab: Ya, karena kamu lebih kasar dan lebih keras daripada beliau. 
Rasulullah saw. kemudian bersabda: Demi
 Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, setan tidak akan pernah menemuimu sedang 
menelusuri suatu jalan kecuali ia akan menelusuri jalan selain jalanmu. (Shahih 
Muslim No.4410)

Hadis riwayat Umar ra., ia berkata:
Aku bertepatan dengan kehendak Tuhanku dalam tiga perkara; dalam perkara makam 
Ibrahim, dalam perkara hijab dan dalam perkara tawanan perang Badar. (Shahih 
Muslim No.4412)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia, anaknya Abdullah bin 
Abdullah datang menemui Rasulullah saw. meminta agar Rasulullah saw. berkenan 
memberikan pakaiannya untuk digunakan mengkafani jenazah ayahnya. Beliau 
memenuhi permintaannya tersebut. Abdullah juga meminta agar beliau berkenan 
menyalatkan jenazah ayahnya. Rasulullah saw. pun berdiri hendak menyalatkan 
jenazah atasnya lalu Umar ikut berdiri dan menarik pakaian Rasulullah saw. 
seraya berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menyalatkan jenazah 
ayahnya padahal Allah telah melarangmu untuk menyalatkannya? Rasulullah saw. 
bersabda: Sebenarnya Allah telah memberikan pilihan kepadaku lalu beliau 
membaca ayat: Kamu memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak kamu mohonkan 
ampunan bagi mereka adalah sama saja. Kendatipun kamu mohonkan ampunan bagi 
mereka berulang sampai tujuh puluh kali. Aku akan menambahnya lebih dari tujuh 
puluh kali. Umar berkata: Abdullah bin Ubay bin Salul itu orang
 munafik. Rasulullah saw. tetap menyalatkan jenazah bukan orang Islam tersebut. 
Saat itulah Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menurunkan firman-Nya: Dan 
janganlah kamu sekali-kali menyalatkan jenazah seorang yang mati di antara 
mereka, dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya. (Shahih Muslim No.4413)

3. Di antara keutamaan Usman Bin Affan ra.

Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra., ia berkata:
Tatkala Rasulullah saw. berada dalam salah satu kebun Madinah sedang bersandar 
dengan menancapkan sebatang kayu antara air dan tanah tiba-tiba datang 
seseorang yang ingin menemui Rasulullah saw. Beliau bersabda kepada pelayan: 
Bukakanlah pintu dan sampaikan kepadanya kabar gembira dengan memasuki surga. 
Orang tersebut ternyata adalah Abu Bakar. Aku pun membukakannya dan 
menyampaikan kabar gembira tentang surga. Tak lama kemudian datang lagi 
seseorang minta dibukakan. Rasulullah saw. bersabda: Bukakanlah pintu dan 
sampaikan kabar gembira kepadanya mengenai surga. Aku beranjak dan ternyata 
orang tersebut adalah Umar. Aku pun membukakannya dan menyampaikan kabar 
gembira tentang surga. Kemudian datang lagi seseorang yang juga ingin 
dibukakan. Kemudian Rasulullah saw. duduk dan bersabda: Bukakanlah pintu dan 
sampaikanlah kabar gembira tentang surga dengan musibah yang akan menimpa. Aku 
pun pergi menemui orang itu, ternyata dia adalah Usman bin Affan. Aku
 bukakan pintu untuknya dan menyampaikan kepadanya berita gembira tentang 
surga. Usman lalu berkata: Ya Allah, (berilah) kesabaran atau Allah-lah Yang 
Maha Penolong. (Shahih Muslim No.4416)

4. Di antara keutamaan Ali Bin Abu Thalib ra.

Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berkata kepada Ali bin Abu Thalib: Sesungguhnya kedudukanmu 
terhadapku adalah seperti kedudukan Harun terhadap Musa, hanya saja tidak ada 
seorang nabi pun sesudahku. (Shahih Muslim No.4418)

Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda ketika menjelang perang Khaibar: Sungguh akan 
aku berikan bendera ini kepada seorang lelaki yang akan Allah berikan 
kemenangan di bawah pimpinannya yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan juga 
dicintai Allah dan Rasul-Nya. Pada malam hari orang-orang ramai membicarakan 
tentang siapakah orang yang akan diberi bendera itu. Keesokan paginya mereka 
menghadap Rasulullah saw. dan semua berharap agar diberi bendera tersebut. 
Rasulullah saw. bertanya: Di manakah Ali bin Abu Thalib? Mereka menjawab: Dia 
sedang mengeluhkan kedua matanya yang sakit, wahai Rasulullah. Lalu mereka 
diutus untuk menemuinya dan mengajaknya ke hadapan beliau. Kemudian Rasulullah 
saw. meludahi kedua matanya serta mendoakan sehingga sembuh seakan-akan tidak 
merasakan sakit sebelumnya. Selanjutnya Rasulullah saw. memberikan bendera itu 
kepadanya. Ali berkata: Wahai Rasulullah, aku akan memerangi mereka sampai 
mereka seperti kita. Rasulullah saw. bersabda:
 Berangkatlah dengan tenang sampai kamu tiba di daerah mereka, lalu ajaklah 
mereka untuk memeluk Islam serta beritahukan kepada mereka hak Allah yang 
diwajibkan atas mereka. Demi Allah, Allah memberikan petunjuk kepada seseorang 
melalui kamu adalah lebih baik bagimu daripada memiliki unta merah (harta orang 
arab yang paling berharga). (Shahih Muslim No.4423)

Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata:
Pada perang Khaibar, Ali bin Abu Thalib ra. telah tertinggal dari pasukan Nabi 
saw. karena terserang penyakit mata. Dia berkata: Aku tertinggal dari pasukan 
Rasulullah saw. Akhirnya Ali keluar menyusul Rasulullah saw. Pada waktu sore di 
mana keesokan paginya Allah memberikan kemenangan kepada pasukan Islam, 
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh akan aku berikan bendera ini atau bendera ini 
akan dipegang besok oleh seorang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya serta 
mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mudah-mudahan saja Allah memberikan kemenangan 
padanya. Tiba-tiba kami bertemu dengan Ali dan hilanglah harapan kami untuk 
diberi bendera tersebut. Para sahabat berkata: Inilah Ali. Rasulullah saw. lalu 
memberikan bendera tersebut kepada Ali. Dan akhirnya Allah memberikan 
kemenangan padanya. (Shahih Muslim No.4424)

Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mendatangi rumah Fatimah dan tidak menjumpai Ali di dalamnya. 
Beliau lalu bertanya kepada Fatimah: Di mana putra pamanmu? Fatimah menjawab: 
Telah terjadi sesuatu antara aku dan dia lalu memarahiku dan keluar sehingga 
tidak tidur siang di sini. Rasulullah saw. berkata kepada seorang sahabat: 
Carilah di mana dia! Kemudian dia datang lagi dan berkata: Wahai Rasulullah, 
Ali sedang tidur di dalam mesjid. Rasulullah saw. lalu mendatanginya sementara 
Ali tengah berbaring dengan sorban yang terjatuh dari sisinya sehingga mengenai 
debu. Kemudian Rasulullah saw. membersihkan debu darinya seraya berkata: Bangun 
wahai Abu Turab! Bangun wahai Abu Turab!. (Shahih Muslim No.4426)



Kirim email ke