Seri Kultum Ramadhan #8 : Ladang Jihad Takkan Pernah Hilang dari Muka
Bumi

Rasulullah saw bersabda


Barangsiapa  meninggal sedang ia belum pernah ikut berperang atau belum
pernah  meniatkan dirinya untuk berperang, maka ia mati diatas cabang
kemunafikan (Hadits Riwayat Muslim, Kitab Al Imarah, Hadits No. 1910)



Janganlah  kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati;  bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.
(Al  Quran Al Kariim Surah Ali Imraan ayat 169)

Sungguh,  kita akan mendapati betapa upaya untuk menghilangkan kosakata
"jihad"  dari kamus kehidupan seorang muslim terus-menerus
dilakukan oleh  orang-orang yang berkepentingan agar ummat Islam menjadi
lemah.

Mereka  munculkan kosakata "teroris", sehingga sinislah
masyarakat awam melihat  pemuda yang rajin ke masjid dan gemar membaca
Quran.

Mereka balikkan fakta dan berita, menjadikan orang tertindas yang
membela haknya disebut pemberontak dan milisi.

Mereka  samarkan makna "militan" dan "fundamentalis".
Padahal para pejuang itu  tidak punya lagi bekal peluru dan roket, hanya
semangat di dada yang  membuat mereka tidak takut untuk tetap bergerak.

Mereka  tayangkan beragam hiburan yang menunjukkan betapa senangnya
menjadi  orang populer dan kaya raya, sehingga lemahlah jiwa para pemuda
dibuai  mimpi semu dari para idolanya.

Mereka gelar beragam kontes "idol" sehingga berlomba-lombalah
anak muda mengejar mimpi semu.

Padahal Allah telah nyatakan :



Katakanlah:  "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum  keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu  khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih  kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari
berjihad di jalan-Nya,  maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya". Dan Allah tidak  memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik. (Al Quran Al Kariim  Surah At Taubah ayat 24)

Jadilah  kemudian makna jihad itu menjadi sempit. Seakan-akan mengejar
dunia  dengan bersungguh-sungguh-pun dapat disebut dengan berjihad. Tapi
saat  disodori wajah-wajah para pejuang yang menenteng senjata membela
hak-haknya, ditunjukkan wajah para assatidz yang meninggalkan kemegahan
dunia untuk berjuang di jalan Allah, sinislah mereka dan kemudian
berkata,"Tidaklah perlu berjihad itu seperti itu, mencari nafkah
dengan  sepenuh hati pun sudah bisa disebut sebagai jihad, fokus
berbisnis dan  mengumpulkan harta pun sudah bisa disebut jihad".

Mereka  ambil sebagian kebaikan Islam dan mereka buang sebagian yang
lain,  sebagaimana yang dilakukan oleh Bani Israil terhadap Kitab Taurat
:



….  Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan
ingkar  terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat  demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia,
dan pada  hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat
berat. Allah  tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (Al Quran Al
Kariim Surah Al  Baqarah ayat 85)

Tapi Allah adalah Maha Berkehendak :



Apakah  kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata
bagi  Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata
orang-orang  yang sabar. (Al Quran Al Kariim Surah Ali Imraan ayat 142)

Maka selalu ada ladang jihad di bumi.

Palestina,  Suriah, Afghanistan, Chechnya, Mesir dan medan bergolak
lainnya akan  senantiasa memberikan teladan-teladan tarbiyah jihadiah.

Agar mereka yang berjanji dapat segera menunaikan janjinya. Di belahan
bumi manapun ia berada.



Di  antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang
telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang
gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka
tidak merubah (janjinya), (Al Quran Al Kariim Surah Al Ahzab ayat 23)

Maka biarkan impian untuk gugur syahid di jalan Allah itu tetap bersemai
di hati kita dan anak-anak kita.

Jangan  ragu kisahkan kepada mereka tentang keberanian pahlawan-pahlawan
Badar,  pelajaran dari bukit Uhud dan parit-parit Khandaq, khabarkan
mereka  tentang Khalid bin Walid, Shalahuddin Al Ayyubi dan Muhammad Al
Fatih,  agar jiwa-jiwa yang lemah menjadi kuat, agar kerinduan untuk
menjadi  bagian dari pejuang tegaknya bendera tauhid senantiasa
menggelora di  dalam dada.

Allahu Akbar wa lillahi al hamd,

Allahu `Alam

Masih diperlukan Ratusan Mushaf Quran. Bantu lewat donasi Mushaf Quran :
http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/
<http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/>



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke