Kriminolog: Tiga Faktor Pemicu Ledakan
Reporter Rido Sarwono
detikcom, Jakarta. Menurut kriminolog Mulyana W Kusuma, peledakan bom di Istiqlal dan Hayam Wuruk memiliki tiga faktor utama pemicu.
"Pertama untuk mencipatakan sausana mencekam di mata masyarakat. Kedua, mendorong emosi masyarakat dan berharap akan muncul suatu konflik dengan isu SARA. Ketiga, aalah adanya usaha memindahkan lokasi konflik dari daerah menuju ke pusat kekuasaan," kata Mulyana di Jakarta, Selasa (20/4/1999).
"Dan kemungkinan-kemungkinan itu terjadi tak lepas dari adanya kekerasan antar elit politik. Ini seperti yang terjadi di Amerika Latin tatkala terjadi gontok-gontokan politik," kata pengajar kriminologi UI yang juga wakil ketua pemantau pemilu (KIPP) itu.
Dengan kejadian itu, kini teror sudah mengarah ke pusat. Ini bisa memberikan gambaran yang negatif bagi pemilu, yakni suasana yang mengerikan. Ia berharap hal itu tak sampai terjadi.
"Jangan sampai kekerasan politik terjadi seperti Pemilu 1997 lalu," kata Mulyana di acara 'Kekerasan Politik dan Politik Kekerasan' di Hotel Acacia, Kramat, Jakpus. Pemilu 1997 dalam pandangannya adalah pemilu yang paling mengerikan sepanjang sejarah. Bahkan media menyebutnya sebagai kampanye paling brutal sepanjang sejarah. "Sebab 240 orang tewas dalam berbagai peristiwa di berbagai wilayah mulai dari kota kecil sampai kota besar," paparnya.
Paling kritis, adalah masa kampanye. Di Banjarmasin saja, misalnya pada 1997 sekitar 120 orang mati terpanggang. "Dan sekarang, menjelang pemilu tentu saja frekuensi dan intensitas kekerasan akan meningkat. Terutama saat kampanye," tambahnya.
Sebenarnya, menurut Mulyana, aparat bisa saja mencegah kejadian tersebut menjelang kampanye. Misalnya aparat dapat membubarkan kampanye apabila dari sebuah parpol melakukan kekerasan atau kekerasan politik verbal.
"Kalau kekerasan itu terus berlanjut, bukan mustahil 10 persen akan menjalani pemilu susulan karena rawan," kata Mulyana. Agar pemilu aman, atas nama KIPP ia mengusulkan agar antarparpol melakukan silaturahmi dan melakukan kegiatan secara bersama dengan baik.
Kemudian, ada beberapa langkah penting yang bisa mendukung pelaksanaan pemilu usulan KIPP adalah sbb:
- Parpol harus ambil prakarsa untuk melakukan pemberlakuan kode etik, termasuk kewajiban parpol menghargai usaha pemenangan pemilu agar tak melanggar hukum;
- Parpol harus mengamankan pendidikan politik pada pendukungnya tentang nilai demokrasi;
- Praktik politk kotor warisan Orba harus dihindarkan, terutama yang berlatar belakang kebencan sosial.; 4) Aparat kamanan harus mampu berbuat netral.
Hak Cipta © detikcom Digital Life 1999