Apa arti anti kekerasaan/militer saat ini ?. Mimpi kata sebagian pengikut
partai hijau, lho koq bisa begitu ?. Demi kemanusiaan sudah selayaknyalah
para penjahat di Belgard sana di bom, serempak semua partai yang ada di
parlemen sini setuju dengan pernyataan itu, hanya satu partai yang tidak
setuju.

Dunia memang sudah semakin gila, partai anti militer sekarang duduk
dipemerintahan dan menyetujui perang, bekas para pengikut rejim sosialis di
Jerman timur malah menentang. Para fundamentalis anti perang/militer
berdemonstrasi mengecam pemboman yang dilakukan NATO, dan mereka di dukung
oleh demonstran lain orang-orang serbia yang hidup disini sambil
teriak-teriak "Kosovo milik Serbia Raya " sambil mengacung-ngacungkan
potret presidennya.
lho kenapa bisa begitu ?.

Saya pernah berbicara dengan teman mengenai hal itu, saya bilang "NATO
tidak pernah belajar dari Indonesia dengan masalah timornya," maksudnya ?

Kita yang ada disini tidak pernah mendengar bahwa pemerintah negara-negara
yang tergabung di NATO memberikan dukungan yang optimal terhadap oposisi di
Jugoslavia sana, begitupun LSMnya.
kedua, antara orang Albania yang ingin merdeka dengan orang-orang Jugo yang
masih bisa mikir jernih tidak ada kerjasama untuk menghancurkan rejim
disana. Maka terjadilah tragedi seperti sekarang ini di Balkan.

Kalau saja, ya  kalau saja dari dulu para politisi disini mendukung oposisi
atau mendukung kerjasama antara oposisi di JUgo dan orang Albania mungkin
mereka tidak perlu berhadapan dengan masalah seperti sekarang ini,

Pelajaran apa yang bisa saya ambil dari sini.

1. Jangankan di Indonesia yang kata Jusfiq orang-orangnya masih seneng main
jago-jagoan, disinipun masih banyak orang yang demen main
tembak-tembakan.Artinya pernyataan klasik "kita membutuhkan tentara" masih
tetap dianggap sebagai suatu kebutuhan primer suatu negara.

2. Right or wrong is my country, my religion ,masih juga populer.

Terus...ya, saya tidak mau terus-terusan begini, saya ingin agar masyarakat
Indonesia, masyarakat dimana saya pernah lahir dan hidup, mau melewati
sejarah untuk melepaskan diri dari "tentara". Apakah hanya ini ?, tidak
juga, saya ingin juga bahwa masyarakat Indonesia bisa memisahkan urusan
percaya kepada Tuhan dengan urusan kenegaraan,bahwa anak-anak muda yang
gandrung "keadilan" bisa membedakan antara slogan"sama rasa sama rata"
dengan "memperoleh kesempatan yang sama",  masyarakat Indonesia harus juga
bisa menerima kalau sebagian anggotanya seneng hidup dengan sesama
jenis,toh tidak merusak jalannya masyarakat, wong mereka sama-sama bahagia(
kalau kata orang beragama itu dosa, ya..urusan mereka toh)

Ah.. banyak sekali apa yang saya inginkan, sampai saya lupa, apa yang
sebenarnya harus diceritakan atau yang ingin saya tanyakan.

Rekan-rekan sekalian, dari mana memulainya agar kita bisa
mengembalikan/menjadikan negara tercinta kita Indonesia menjadi negara
hukum dan demokratis.? ,pertanyaan kedua, apakah ada partai yang nanti mau
ikut PEMILU yang mempunyai program, bagaimana agar kebakaran hutan yang
besar yang sering terjadi di tanah air, tidak terulang kembali?

koreksi : pernyataan saya bahwa "NATO tidak pernah belajar dari kita..."
saya tarik kembali, dengan alasan, ternyata banjir darah lagi di TIM-TIM.
sialan !




tabek
asep


To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke