Dibusek...

 
Tengsi naik sih kagak mas,karena got darahnya masih baru,belum berkerak.
>
>Nanya nih: Yang anda maksud dengan beritual  itu,batasannya sampai mana sih?
>Mis.nya  nih:Apakah merusak kafe di kemang (katanya memberantas tempat
>maksiat
>yang dilarang agama) termasuk juga pelaksanaan ritual ?
>atau apakah bunuh membunuh yang di Ambon itu termasuk ritual ( membunuh
>kafir atau mempertahankan diri) dari penduduk   ( "agama2")  yang
>bertikai?Ataukah hanya sebatas tatacara menyembah tuhan saja?
>
k.ritual  agama pribadi tentunya sangat pribadi ya kang,seandainya sampeyan
mengimani bahwa substansi perintah Allah  adalah melakukan kebajikan2
dengan menolong sesama yang kesulitan,itu artinya anda telah melakukan
ritual agama pribadi sampeyan,atau sampeyan semedi sambil berusaha mencerna
mencari makna ayat2 suci yang sampeyan baca lalu sampeyan merasa telah
menemukan pencarian makna tersebut yang sampeyan imani sebagai hasil
komunikasi sampeyan sama Allah,itu juga bagian dari ritual.
Bahkan kalau sampeyan pergi ke gereja dan merasakan bahwa liturgi di gereja
anda imani sebagi cara berkomunikasi dengan Allah dan anda merasakan
buah2nya itu juga bagian dari ritual agama kan mas.
Tapi bukan berarti kegereja adalah absulud mutlak bagi orang kristen kan mas?.

Perkara rusak merusak dan bunuh membunuh apakah merupakan hasil komunikasi
sampeyan dengan Allah ataukah hasil komunikasi sampeyan dengan iblis,baik
yang berbentuk muka ulama maupun berupa muka cewek cakep mas?.
Seandainya sampeyan merasa yakin itu adalah perintah Allah,kelakuan
tersebut tentunya termasuk ritual agama bagi anda,tetapi bukan merupakan
ritual bagi yang lain kan?.
Sebab selama ini saya kok belum pernah mendapakan wahyu bahwa merusak banda
orang atau membunuh orang itu adalah perintah Allah yang saya imani lho.

>Kembali ke topic kita hal kemanusiaan (humanism) maka antara lain
>manisfetasinya adalah menyayangi sesama manusia.(lainnya a.l
>menghormati,melindungi,bersahabat dst).
>Anda mengatakan sebelumnya bahwa seseorang memiliki kemanusiaan karena
>menganut agama (ber Tuhan),tetapi saya ragukan dengan contoh Abraham
>itu,jstru karena dia fanatik (pengkultusan) kepada tuhannya,malah
>menghilangkan kemanusiaannya.
>Suatu analogi bagi hewan ,yang kita  menyatakan tidak bertuhan,memiliki rasa
>menyayangi/melindungi terhadap anaknya yang kata para ahli karena hewan itu
>memiliki naluri menyayangi/melindungi sebagai  dasarnya.
>Menurut saya demikian halnya dengan manusia,rasa kemanusiaan itu tumbuh dan
>berkembang dari naluri rasa kemanusiaan manusia itu sebagai dasarnya,yang
>berkembang sejalan dengan "pendidikan2"(termasuk pengalaman didalamnya) yang
>dialaminya,termasuk ajaran2 yang diperoleh dari agamanya.
>Naluri kemanusiaan seseorang akan mandek bila dia memperoleh "pendidikan"
>yang kurang atau yang anti kemanusiaan dalam hidupnya dan  sebaliknya
>kemanusiaan seseorang akan semakin tinggi bila dia memperoleh "pendidikan"
>(termasuk dari ajaran agama) yang menjunjung tinggi kemanusiaan itu.
>Menurut para pakar ini sejalan dengan peradaban manusia itu.Manusia2 bangsa
>yang peradabannya tinggi/maju cendrung lebih berkemanusiaan  dari manusia2
>bangsa yang peradabannya rendah/terbelakang.
>Kayaknya kita masih termasuk pada manusia bangsa dari kategori terahir
>itu,makanya bangsa ini teruus2 mengalami
>genocide,penuumpasan,pem'buru'an,penggebugan, pelibasan, pengekangan,
>pengarungan,pembakaran, perusakan, pemerkosaan,
>penjarahan/perampokan/korupsi, pembantaian,dst.
>
k.dalam hal ini saya tidak sepaham lho mas.
Dalam rohani manusia ada tiga elemen yaitu:pikiran,emosi dan spirit/roh.
Hewan memiliki pikiran meskipun relatip rendah dibanding manusia,mudahnya
disebut IQ nya pas2an.
Hewan memiliki emosi yang kita sebut naluri.
Menyayangi/melindungi anaknya adalah nalurinya yang bekerja,tetapi apakah
dia mau melindungi anak hewan yang lain?.
kalau manusia NORMAL,ketemu orok siapa saja dijalan yang akan dilindes
mobil tentunya berusaha mati2an akan menyelamatkannya,inilah beda yang
mendasar dari naluri dan emosi.
Sedangkan iman adanya dalam spirit,jadi kalau sampeyan menganalisa masalah2
yang ada dalam dataran spirit dengan memakai elemen2 dataran pikiran dan
emosi ,mestinya ya nggak gatuk yo mas.
Justru pribadi yang memiliki iman agama pribadi yang murni,spiritnya yang
justru akan mempengaruhi pikiran dan emosinya.

Pribadi yang IQ nya tinggi tetapi tidak mempunyai spirit iman agama rasanya
tidak bakal menjadi humanis atau mempunyai prikemanusiaan,yang ada justru
pri kebinatangan yang mengandalkan naluri dan akal yang cerdik,jadinya ya
egoisme itu lho kang.
Banyak kan contohnya manusia2 yang bertitel DR,PROF tau S100 mungkin yang
bengis dan kejamnya melebihi binatang,sebab emosinya dibawah naluri
binatang,hanya otaknya saja yang encer.

Mengenai bangsa kita berada dalam peradaban apa,terserah sampeyan menilai mas.
yang jelas rakyat Indonesia yang senang membantai dan membakar tempat2
ibadah,jumlahnya paling banter 100.000 orang,sedangkan yang duaratus lima
juta jiwa tidak mempunyai kesenangan demikian.
APAKAH YANG 100 RIBU ORANG TERSEBUT PANTAS DIANGGAP REPRESENTATIP DARI
SELURUH BANGSA INDONESIA?.

kresno.
>
>> kresno
>>
>
>

Kirim email ke