Saya pikir, apa yang terjadi di milis ini tidak akan terjadi di
keluarga saya. Ternyata lebih parah. Lebih parah dari yang saya
bayangkan.
Mertua saya meninggal. Sebelum meninggal dia dirawat oleh Ipar ke
2 selama beberapa bulan di rumahnya.
Ketika saat mertua saya akan dimandikan maka Ipar saya Pertama
melarang sama sekali Ipar saya ke dua itu untuk menyentuh jenazah
(hanya karena agamanya bukan Islam) yang nota bene adalah orang
tua kandungnya yang telah dirawatnya. Ipar ke dua hanya bisa
menangis dan bertanya mengapa dia bahkan tidak boleh sama sekali
menyentuh jenazah ayah kandungnya.
Mertua saya meninggal jam 10.30, salah satu keponakan (mhs)
mengatakan kepada Ipar saya ke 2 bahwa almarhum akan kasihan kalau
tidak dimakamkan hari itu juga. Ipar saya mengatakan bahwa tidak
mungkin memakamkan mertua hari itu karena masalah rasa dan norma
Jawa untuk menunggu putra-putrinya yang masih di luar Yogya dan
tidak mungkin datang sebelum maghrib. Akhirnya jenazah akan
dimakamkan siang ini setelah lebih dari 24 jam.
Ketika melihat kenyataan itu saya teringat milis ini. Kini saya
bertanya didalam diri:"siapa yang harus dikasihani?"
----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Multiple recipients of list" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: 12 October 2000 4:40 AM
Subject: Ajaran agama Islam dan orang Islam
Sejak saya masuk ke mailing list isitiqlal sudah berapa jumlah
fitnah, kabar bohong dan gunjingan yang diedarkan mengenai
diri
saya?
Dan ada berapa orang diantara peserta maling list yang telah
menyebarkan fitnah, dusta dan kabar bohong tentang diri saya
itu
yang kemudian menyatakan penyesalannya danminta maaf?
Dan berapa orang peserta lain yang menyalahkan penyebaran
fitnah, dusta dan kabar bohong tentng diri saya itu?
Nggak banyak.
Kesimpulan apa yang bisa ditarik dari kenyataan ini?
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
=====================================
* Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh
ketololan, kedunguan, kegoblokan dan kebodohan
* Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini
biadab, keji dan nista