To:                     [EMAIL PROTECTED]
From:                   [EMAIL PROTECTED]
Date sent:              Mon, 30 Oct 2000 04:53:04 -0500
Send reply to:          [EMAIL PROTECTED]
Subject:                Re: [Istiqlal] (Fwd) [proletar] Re: Abbas -> Re: Coklat

> di tempat2 dimana waktu siangnya sangat panjang dibanding negara2 di belahan 
> tengah, misalnya: timur tengah, durasi waktu puasa hendaknya didasarkan pada 
> logika dan nalar. tentunya Allah tak ingin mereka di tempat2 tsb menanggung 
> beban yang lebih berat dibanding mereka yang hidup di timur tengah, dimana 
> durasi rata2 siang hari sekitar 12 jam. hal ini didukung oleh ayat 2:185.
> puasa hendaknya merefleksikan dua hal berikut: ketundukan pada kemauan Allah 
> sesuai dengan perintah Quran dan menggerakkan perasaan kasih atas mereka yang 
> mengalami kesulitan ekonomi.
> 


    Ya, tetap saja ayat-ayat al-Quran itu kudu disesuaikan dengan
    kondisi lokal, artinya ayat-ayat al-Quran itu tidak berlaku secara
    universal.

> mengenai penentuan awal idul fitri memang masih merupakan masalah
> bagi dunia Islam, karena tidak ada kesepakatan bersama secara
> global. apabila semua sepakat dengan suatu metode yang sama, maka
> tidak akan terdapat perbedaan. misalnya, Ramadan ataupun tanggal
> penting dapat ditentukan pada hari berikutnya setelah
> 'conjunction'. waktu 'conjunction' ini dapat diperoleh dengan
> mudah dan sangat akurat, misalnya di Inggris kita dapat
> memperolehnya dari Royal Astronomer Observatory bahkan untuk
> beberapa tahun ke depan. kita dapat menggunakannya sebagai
> referensi, lalu dapat menambah atau menguranginya sesuai dengan
> waktu lokal di masing2 tempat. 
> 
> dalam Quran, tak pernah disebutkan bahwa bulan harus diamati dengan mata 
> telanjang, sehingga kita dapat menggunakan metode ilmiah atau astronomik. 
> banyak ayat Quran yang mendorong kita untuk berpikir, menghayati, menggali 
> dan menambah pengetahuan, tentu saja moon-sighting tidak merupakan 
> pengecualian dalam hal ini.
>


    Susah dicapai kata sepakat, karena pada abad ke VII Masehi
    pengetahuan orang dibidang ilmu falak amat terbatas dan batas
    'kecerdasan' ayat-ayat al-Quran itu hanyalah sejauh batas
    pengetahuan orang Arab ketika itu. 

    Dan ini hanya bukan dalam ilmu falak saja, tapi juga
    dalam segala hal.

    Nggak ada coklat di al-Quran, nggak ada duren, nggak ada trias
    politika, nggak ada teknik cloning. Juga nggak ada Inca atau
    Bali disebut-sebut.   

    Ayat-ayat al-Quran - disamping dongeng yang beredar di Timur
    Tengah ketika itu - adalah terutama jawaban atas pertanyaan yang
    diajukan oleh orang Arab di Makkah dan Madinah dan menggambarkan
    - karuan saja - tingkat kemajuan befikir manusia yang ada di
    Makkah dan Madinah ketika itu. 

    Semua ini akan jelas bila kita membaca ayat-ayat al-Quran itu
    dengan memakai pendekatan (approach) historis dan anthropologis
    dan dengan mengingat perkembangan di berbagai bidang ilmu
    pengetahuan yang mutaakhir. 


 
> 
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> >
> > 
> >     Saya fwd ke mailng list istiqlal sebagai "dukungan" atas
> >     statement salah seorang pesertanya yang bulak-balikbilang bahwa
> >     ayat-ayat al-Quan itu memang berlaku universal. 
> > 
> >     Kata 'dukungan' disini harap jangan diartinya secara harafiah. 
> > 
> > 
> > ------- Forwarded Message Follows -------
> > To:                 "Proletar" <[EMAIL PROTECTED]>
> > From:               "Tonny Mathovani S." <[EMAIL PROTECTED]>
> > Date sent:          Sun, 29 Oct 2000 12:14:28 +0700
> > Send reply to:      [EMAIL PROTECTED]
> > Subject:            [proletar] Re: Abbas -> Re: Coklat
> > 
> > [ Double-click this line for list subscription options ]
> > 
> > 
> > Abbas AMIEN, Thursday, October 26, 2000 9:03 AM (GMT+7) menulis:
> > 
> > >      Hehehe ; Allah jelas tahu semuanya ; tapi kalau semuanya
> > > diajarkan pada manusia ; pada sesuatu saat yang sama ; bisa
> > > dibayangkan tebalnya Qur'an atau Al Kitab . Dan mungkin sebelum
> > > selesai para Nabinya udah mati duluan ! Allah Maha Tahu ; dan
> > > keterbatasan manusia , memang Dia yang membatasi ; karenanya ilmu
> > > yang diberikanNya juga terbatas . 
> > .
> > 
> > 
> > Bila memang Allah Azza Wajalla memang tahu semuanya, mengapa Dia 
> > dalam kalimatullahnya (Al-Qur'an) memerintahkan manusia supaya: (1) 
> > Berpuasa sebelum matahari terbit sampai matahari terbenam di bulan 
> > Ramadhan. Padahal di Nunavut (Kutub Utara), misalnya, pada musim 
> > dingin, selama berbulan-bulan matahari tidak kelihatan sama sekali di 
> > langit. Bila seorang Inuit (salah satu suku Eskimo) memeluk Islam, 
> > bukankah dia akan tewas kehausan & kelaparan (kecuali boleh diinfus! -- 
> > masih khilafiah), bila dia ingin menjalankan perintah shaum/puasa! (2) 
> > Mengharamkan puasa di hari Idhul Fitri. Padahal jatuhnya hari Idhul Fitri 
> di 
> > seluruh dunia bisa berbeda-beda penafsirannya, karena bumi bulat! Bila 
> > suatu daerah menuruti rukhyatul hilal, hasilnya akan berbeda dengan suatu 
> > daerah yang menuruti metoda hisab. Lebih kacau lagi, kalau menuruti 
> > perintah bahwa bila suatu daerah sudah melihat hilal, maka akhir puasa 
> > juga berlaku untuk negeri-negeri tetangganya! Sehingga para muslimin 
> > dan muslimah bisa saling menyalahkan bahwa saudaranya yang lain telah 
> > berdosa karena melakukan puasa di hari Idhul Fitri yang diharamkan! (3) 
> > Melakukan shalat wajib lima waktu, Isya, Subuh, Lohor, Asyar, Magrib, 
> > yang harus disesuaikan dengan posisi matahari. Padahal, karena bumi 
> > bulat dan mempunyai sudut kemiringan antara sumbu rotasi dan 
> > revolusinya, maka di daerah yang mendekati kutub, seringkali waktu Isya 
> > tidak bisa ditentukan. Dan terbit terbenamnya matahari kadang bisa 
> > terjadi demikian singkatnya (misal matahari terbit, lantas satu jam 
> > kemudian sudah terbenam), bahkan di kutub Utara & Selatan yang 
> > posisinya sekitar 90º LU & 90º LS, selama berbulan-bulan matahari tidak 
> > terbit atau sebaliknya (berbulan-bulan tidak terbenam). Dengan demikian, 
> > maka shalat fardhu lima waktu lebih sesuai dilakukan di daerah tropis, 
> > yang mana posisi matahari relatif tetap! (4) Etcetera...etcetera...  
> > 
> > >      Disuruhnya manusia menggunakan "akal" antara lain untuk
> > > menyelidiki Pengetahuan yang belum ketahuan itu ; seperti gravitasi
> > > ; angkasa raya ; hubungan satu planit dengan planit lainnya dsb dsb
> > > ; bila semua ilmu itu langsung sekaligus diturunkan tanpa evolusi ;
> > > maka manusia itu akan linglung semua ; karena keberatan Ilmu . Maka
> > > itu Pengetahuanpun diturunkan Allah bertahap dan diturunkan melalui
> > > manusia yang dipilihNya ; sepertia Einstein menemukan hukum
> > > relativitas ; Newton hukum gaya ; Adam Smith Hukum ekonomi dsb dsb
> > > . Sungguh sangat luas dan besar Ilmu Allah sehingga tak mungkin bisa
> > > dipelajari semuanya dalam satu kurun waktu ; atau era atau zaman ;
> > > harus bertahap dan estafet 
> > 
> > Ini kan menurut kamu.
> > Einstein, Newton, dll itu tidak pernah diberi wahyu oleh Allah.
> > Mereka sama sekali bukan Islam.
> > Bukankah Allah tidak membrikan petunjuk kepada yang kafir!?
> > (periksalah Al-Qur'an)
> > Bukankah orang kafir itu ialah mereka yang menolah Muhammad, berarti
> > termasuk juga Nasrani dan Yahudi!? (periksalah Al-Qur'an)
> > 
> > >
> > >      Syubhat adalah benar belum jels hukumnya ; ragu ragu . Maka
> > itu untuk
> > >      meyakinkannya kita tanya pada yang lebih pintar yang kita
> > yakini juga.
> > >      Nah masalah syubhat itu kan pertimbang akal dan rasa kita ;
> > dan kalau
> > >      memang sudah yakin itu syubhat ; lebih baik kita hukumkan
> > makruh atau
> > >      haram ; kalau kitamau bertindak hati hati . Tapi bisa juga
> > kita
> > >      yakinkan saja mubah ! Maka mau dimakan atau tidak terserah
> > kita .
> > 
> > Berarti sesuka hati dong.
> > Maka itu, Taliban di Afganishtan bisa menganggap opium adalah makruh,
> > orang Madura bisa menganggap kepiting adalah haram, orang Aceh bisa
> > menganggap ganja adalah makruh, orang Jawa bisa menganggap tape ketan
> > hitam yang beralkohol adalah halal, etc...etc...
> > 
> > >
> > >      Bisa dimengerti enggak kira kira keterangn mengenai subhat
> > > itu 
> > > 
> > ?
> > >      Kita ragu akan sesuatu haram atau tidak ? Artinya disitu sudah
> > ada
> > >      hati ragu bahwa mungkin itu haram ! maka lebih cenderung ke
> > haram
> > >      ketimbang ke mubah ; maka lebih baik tidak diambil atau tidak
> > dimakan
> > >      atau tidak dipakai . Tapi kalau kita udah ragu ; masih tetap
> > nekat yah
> > >      itu kan berpulang pada pribadinya masing masing . Tapi
> > kebanyakan
> > >      syubhat itu dimasukkan dalam kategori Hukum Islam yang Haram ;
> > paling
> > >      tidak Makruh !
> > 
> > Tetap saja penafsirannya adalah sesuka hati, karena Allah Azza
> > Wajalla tidak mampu memberi petunjuk yang jelas (yang tidak
> > menimbulkan khilafiah maupun keraguan).
> > 
> > >
> > >      Jadi dengan kita mengenal hukum Islam yang lima saja ; kita
> > sudah bisa
> > >      mentrapkannya kedalam berbagai hal ; jadi hukum utama adalah :
> > >      Wajib - Sunat - Mubah - Makruh dan Haram .
> > >
> > 
> > Belum bisa.
> > Karena segala sesuatu yang belum dimengerti oleh Allah Azza Wajalla,
> > dan masih membingungkan Dia, terpaksa dimasukkan ke dalam hukum utama
> > : syubhat!
> > 
> > Salam,
> > Mathovani
> > 
> > >
> > >
> > > ______________________________ Reply Separator
> > _________________________________
> > > Subject: [proletar] Re: Abbas -> Re: Coklat
> > > Author:  [EMAIL PROTECTED] at Internet
> > > Date:    25/10/2000 3:48 PM
> > >
> > >
> > > Bassmien yang lucu :-)
> > >
> > > Haram , halal , sunah , makruh dan  mubah adalah petunjuk Allah
> > > kepada manusia dalam menyikapi suatu hal. Tetapi kamu jangan
> > > melupakan syubhat, dong.
> > >
> > > Syubhat itu kan berarti belum jelas hukumnya, halalkah, haramkah,
> > > makruhkah, dst...
> > >
> > > Mengapa Allah Azza Wajalla sendiri tidak mampu memberikan petunjuk
> > > yang jelas, sehingga Dia mengijinkan manusia untuk
> > mengklasifikasikan
> > > sesuatu hal ke dalam syubhat?
> > >
> > > Allah Azza Wajalla sendiri tidak tahukah hukum yang sebenarnya
> > > tentang Green Sand, peuyeum, tape, rokok, etc...etc...? Halalkah?
> > > Haramkah? Makruhkah? Dst...
> > >
> > >
> > > Salam,
> > > Mathovani
> > ---hapus---
> > 
> > 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> > 
> > 
> > 
> > Post message: [EMAIL PROTECTED]
> > Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
> > Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
> > List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > 
> 
> -------------------------- eGroups Sponsor -------------------------~-~>
> eGroups eLerts
> It's Easy. It's Fun. Best of All, it's Free!
> http://click.egroups.com/1/9698/7/_/30134/_/972899579/
> ---------------------------------------------------------------------_->
> 
> To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> To subscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 


Kirim email ke