To: <[EMAIL PROTECTED]> Copies to: "yudi junadi" <[EMAIL PROTECTED]> From: "Saep Lukman" <[EMAIL PROTECTED]> Date sent: Mon, 20 Nov 2000 19:08:02 +0700 Send reply to: [EMAIL PROTECTED] Subject: [proletar] > salamulikum > > bila kita lihat fenomen pemikiran islam sekarang kayaknya banyak > sekali petunjuk-petunjuk syar'i yang harus didekontruksi biar > sesuai dengan tuntutan jaman. Soal akidah (tauhid/ushuludin), > fikih dan ushul fikihnya sekalipun. gimana tuh rekan-rekan setuju. > Ya setuju banget! Makanya saya bilang: orang Islam kudu beramai-ramai membuka kembali pintu ijtihad lebar-lebar dan, ya, kudu belajar dari orang-orang Nasrani dan Yahudi atau agnostik dan atheis yang telah menjadikan dunia diluar dunia Islam lebih cerdas dan manusiawi. Atau persisnya begini: sudah sejak satu setengah abad orang Islam mulai berusaha buat memperbaharui ajaran Islam. (Usaha orang di sub-kontinent India diabad ke XVIII tidak begitu punya echo). Muh.Abduh, Afghani (abad ke XIX). Lalu orang-orang seperti Abdul Razik (tahun dua puluhan). Lalu belum lama ini ada Fazur Rachman (Pakistan) atau Muh.Taha (Sudan), lalu Arkoun, Nasir Abu Zaid dan Taslimah Nasrin serta puluhan pemikir lain.. Dan orang Islam di Indonesia sebenarnya punya peluang besar untuk ikut mmbuka pintu ijtihad itu kembali, bukan hanya karena jumlah orang Islam di Indonesia lebih banyak - jadi kans untuk tumbuhnya pemikir Islam modern lebih banyak - ,tapi juga karena Indoneisa relatif lebih terbuka dari negeri-negeri Islam di Timur-Tenngah atau Afrika Utara. Yang menjadi salah satu masaalah selama ini - juga di Indonesia - dunia Islam dibanjiri oleh literatur fundementalis biadab seperti tulisan Sayid Qutb dan Muadudi. (Ada alaqsn sosiologis, tapi yang satu ini cukup sebagai argumen) Bagusnya dengan kegagalan fundementalisme sy'iah Iran, dengan kegagalan fundementalisme Afghanistan, dengan kegagalan fundementalis di Mesir, Aljazari dll. maka peluang buat orang Islam yang ingin membuka pintu ijtihad lebar-lebar menjadi besar. Dan orang Islam sebenarnya tidak ada pilihan lain lagi selain dari pada memodernkan ajaran agamanya, artinya mencerdaskan dan memanusiawikan ajaran agama Islam yang hingga sekarang masih bodoh, tolol, dungu dan goblok lagi biadab. Dan - sekali lagi - orang Islam Indonesia bisa memainkan peranan yang besar dalam memodernkan ajaran Islam ini, karena - saya ulangi - karena Indonesia relatif lebih terbuka dan tidak begitu terikat oleh historial constraints yang dimiliki oleh orang-orang Arab.