Mohon maaf sekian lama vakum dari layar tancap online, Saya berkecimpung dibidang kesehatan sudah hampir 1 tahun, dan diamati ada ribuan penyakit yg siap memangsa orang-orang yg tidak punya daya tahan fisik..
Tetapi yg saya pikirkan bukanlah proses juga metode kesembuhannya, tetapi keterkaitan antara kemampuan ekonomi dan aktivitas dokter.. yaitu interaksi ekonomi antara dokter dan pasien... Saya amati ada banyak pasien tak mampu yg telah jatuh miskin tersebab ada salah seorang anggota keluarga tertimpa semacam penyakit.. terakhir didaerah Indramayu dimana si anak terkena tumor dileher telah bikin nestapa kesejahteraan keluarga.. si bapak yg hanya buruh perusahaan telah menghabiskan hampir 17 juta tanpa hasil apa-apa, sementara kartu gakin ( keluarga Miskin) yg dia pegang sepertinya tidak punya pengaruh apa-apa dalam meringankan biaya berobat.. Mungkin dia telah jual sebagian harta dan mulai berfikir kenapa sianak tidak meninggal saja??? Saya pikir disini siapa yg rugi besar dan siapa yg untung besar???? Yg rugi jelas pihak yg berobat, sementara yg untung adalah dunia farmasi, rumah sakit tempat dia bolak balik dan pasti para Dokter yg melakukan Diagnosa.. Artinya penyakit adalah untaian kerugian bagi si penderita, baik materi maupun moril yg diperparah dgn biaya berobat mahal... Saya kira upaya meringankan biaya adalah tanggung jawab pemeriksa , dimana disini mungkin dokter-dokter praktek... Nyatanya Dokter juga ambil manfaat ekonomi dari penderitaan si penderita.. Sementara Dunia farmasi adalah bagian dari mesin-mesin kapitalisme dimana produksi tinggi dgn keuntungan besar adalah kiblat utama... Ini dilema besar bagi si penderita... penyakit datang identik dgn kemunduran ekonomi.. sementara bagi dunia farmasi, penyakit mewabah identik artinya dgn permintaan tinggi yg menjanjikan keuntungan besar... Saya berharap Dokter-dokter kita akan lebih berjiwa sosial dimasa- masa mendatang dan kalau bisa melakukan semacam dobrakan revolusioner untuk memurahkan obat-obatan baik yg paten maupun yg generik.. tentunya yg harus bersuara adalah pihak yg berkompeten dalam hal ini Dokter-dokter yg berada di departemen Kesehatan juga yg saat ini berada di teras depan dari organisasi IDI.. Sang --- In dokter@yahoogroups.com, huru hara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yth. Sdr. Sang (A man from Minangkabau) > Saya sangat Consent dan sedikit tergugah dengan yang pernah anda lontarkan di media ini... > Kalau boleh saya tahu, apa latar belakang anda melontarkan permasalahan tersebut.. karena menurut saya pernyataan tersebut sangat menarik... Kita bukan ingin mencari kesalahan dokter, namun mencari sedikit keseimabngan antara dokter dan pasien/ Konsumen... > Saya sangat berterima kasih bila anda mau sedikit berbagi tentang latar belakang hal tersebut.. apalagi bila anda sudi untuk memberikan sedikit pencerahan beserta data ... > Sebelumnya Maaf, saya bukanlah dokter walau sedikit mengetahui tentang masalah kesehatan.. namu saya melihat perbedaan yang jauh antara posisi pasien dan dokter... atau apa yang dilakukan dokter terhadap anak2 negeri ini... Korupsi kah ? Kemiskinan kah ? > Mohon maaf... namun saya sangat butuh data dibalik hal tersebut.. > Terima Kasih.. > kalo boleh sedikit saya tulis " Tapuak babaleh, sayang baganti, itu nan batuah... > > Sang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > For All of my Docters, > > Saya rupanya telah bikin banyak dari dokter-dokter kita jadi alergi > dan gatal-gatal panas dingin tersebab uraian dan ulasan saya yg > sedikit menyengat bak lebah hutan... padahal Lebah si penyengat juga > berguna lho buat terapi alternatif... > > Saya pikir tidak ada salahnya, dokter-dokter kita perlu tahu sedikit > penilaian dari para konsumen dan pasien pengguna jasa Dokter.. Ada > banyak hal yg perlu diketahui oleh Dokter-dokter semua ttg apa yg ada > dalam pemikiran pasien dan masyarakat awam ttg para dokter.. > > Saya mungkin telah bikin resah sebagian pak dan buk dokter, betulkan > demikian parah persepsi seorang dokter dimata stakeholder pengguna > jasa??? > > Mungkin saya adalah kecualian, dimana memang demikianlah kesimpulan yg > terangkum selama saya dialog dgn kebanyakan pasien terutama yg tidak > mampu, yg butuh biaya bukan hanya buat berobat,tetapi juga bagi > pendidikan bocah dan anak anaknya,juga bagi yg tidak punya cukup biaya > buat menambah kekayaan dokter-dokter,sehingga dgn terpaksa bertanya > pada tukang-tukang obat diberbagai tempat jual obat umum ttg penyakit > yg diderita dan bercerita dgn jerih bahwa dia tidak mampu berobat > kedokter umum dan spesialist, sementara puskesmas dgn obat-obat > subsidi dan peralatan ala kadarnya tidak cukup mampu mengenyahkan > penyakit dari badannya.. Dan akhirnya dia pulang membawa obat dari > toko obat tsb dgn harapan ada kesembuhan... > > Saya tahu ada berbagai persoalan interen dalam badan Departemen > Kesehatan sendiri yg begitu amburadul dalan hal pengurusan penempatan > Dokter PTT, juga seabrek kerumitan lain ttg surat Izin Prakter, > danjuga mungkin gaji teramat kecil bagi sebagian dokter tertentu.. Ini > memang perlu diangkat kepermukaan dan Saya kira Dokter-dokter berhak > bicara secara lugas dan jelas pada Dep kesehatan.. > > Tetapi bahwa biaya berobat sebegitu besarnya, siapa yg akan > membantah.. mungkin barangkali bagi penyakit pilek, gatal-gatal > korengan ringan, batuk flu biasa bisalah ditangani dgn biaya murah, > bahkan cukup dgn bertanya pada si tukang obat diberbagai toko obat > biasa, tetapi yg spesifik dan amat butuh spesialisasi pengobatan, nah > ini yg begitu mahalnya bagi kebanyakan pasien-pasien kita.. > > Kesehatan itu mahal, bahkan lebih mahal lagi dari beberapa suap nasi.. > sementara penyakit itu murah sekali datangnya bahkan bagi yg selalu > menjaga dirinya sekalipun.. tidak ada seorangpun yg steril dari > penyakit... > > Saya hanya berharap janganlah sampai para dokter kita begitu > leluasanya menekan pasien berpenyakitan menahun untuk mengorek isi > dompetnya lebih dan lebih dalam lagi sehingga yg tersisa hanyalah > harapan agar malaikat maut segera memulangkannya kealam baka!!! > > Artinya kesembuhan total hanya akan terjadi dalam peristirahatan total > dalam perut bumi , bukan dalam olahan racikan obat dokter.. sayang > sekali.. > > Dalam hari-hari nan fitri ini, saya tidak bisa tidak, sebagaimana > manusia-manusia lain punya banyak kesalahan dan kekhilafan dan dgn ini > mohon maaf yg sebesar-besarnya atas berbagai ketidak laziman dan > selamat berlebaran bagi dokter-dokter kita yg muslim, mohon maaf lahir > dan Bathin. juga bagi yg non Muslim saya ucapkan salam Damai selalu.. > Semoga kita semua selalu dalam LindunganNya.. Amin > > I am sorry.. soo sorry, but it's my way... thankyou for all... > > Sang > > A man From Minangkabau > > > > > > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been removed] > Dapatkan informasi kesehatan gratis Mailing List Dokter Indonesia http://www.mldi.or.id Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/dokter/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/dokter/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/