Serial Kitab Masuk Angin KMA : Menemukan Jati Diri Teman-teman, banyak dari diri kita yang merasa belum menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Banyak pula yang masih ngotot mengejar untuk menemukan jati dirinya. Banyak juga yang sudah merasa diri mapan, tapi anehnya merasa kosong dan hampa dalam dirinya. Banyak lagi yang tidak mengerti, cuek, pasrah akan apa kata orang tentang dirinya, bagaimana dirinya harus bersikap, berusaha terus menyenangkan orang lain, dan lain sebagainya. Maka dari itu saya pun penasaran dengan tema pencarian jati diri ini. Saya pun masih merasa berubah-ubah. Atau apakah nanti ada suatu rasa diri yang benar-benar merupakan jati dari diri kita? Atau memang kita tidak terbuat dari jati? Mari kita setidaknya meniti kembali bersama-sama suatu pencarian, suatu kemapanan (?) yang disebut sebagai JATI DIRI ini.
Selalu kita terperangah ketika sudah saatnya tangan kehidupan kembali menelusup zona kenyamanan kita. Mengganti karir pekerjaan, mendefinisikan kembali hubungan kita dengan orang yang kita cintai, memutar arah menuju kawasan yang benar-benar tidak kita ketahui, dan segala hal lain yang sanggup menohok kita kembali ke dasar pemikiran. Kembali ke dasar perasaan. Kembali bertanya-tanya. Tantangannya selalu sama. Memperkuat benteng pertahanan tentang konsep diri kita yang telah kita bangun dengan susah payah, atau merubuhkannya sekali lagi. Namun sering kali kita mudah tertipu oleh kehidupan. Kita sesungguhnya telah berubah sekaligus terluka, bukan menjadi apa yang kita inginkan, melainkan apa yang EFISIEN menurut kehidupan. Drama bikinan manusia di kehidupan ini boleh memiliki skenario yang itu-itu saja. Namun diri kita hampir tanpa kita sadari telah mengikuti efisiensi kehidupan. Kehidupan yang apa adanya. Kehidupan alami. Sewaktu-waktu dalam sesaat kita pasti pernah bertanya-tanya, apa yang terjadi padaku selanjutnya? Bisakah aku terus memiliki pola kehidupanku seperti saat ini? Bisakah aku bertahan? Bagaimana kalau aku tidak mampu? Apakah aku telah menjadi pecundang dalam hidup ini? Pertanyaan sesaat ini selalu mengendap-ngendap. Menemani dengan setianya. Pertanyaan ini berdiam ketika diri kita sedang bahagia, dan bergejolak ketika diri kita sedang goyah-goyahnya. Pertanyaan sesungguhnya yang ingin selalu kita ungkapkan adalah, apakah kehidupanku masih akan selalu bisa terkontrol? Petualangan macam apa yang bakal menantiku selanjutnya? Tantangan seperti apakah? Apakah aku masih perlu belajar untuk secara menyakitkan (?) mengubah jati diriku? Seturut orang lainkah? Seturut tangan Tuhan/alam/kehidupan yang tak terlihatkah? Pertanyaan tinggallah pertanyaan. Namun kita tetap akan nanar melihat masa depan yang masih ada yang belum terbentuk. Bahkan ada yang belum terpikirkan. Bagi yang berusia lanjut, kehidupan (?) setelah kematianlah yang merupakan masa depan yang belum terbentuk. Bagi yang masih berusia muda, puluhan tahun ke depan masihlah merupakan masa depan yang samar-samar, jika tidak mau dikatakan sebagai tak berbentuk. Seringkali aku terbesit rasa kagum melihat orang-orang yang sudah cukup lanjut usianya (atau yang berusia jauh di atasku). Aku kagum juga melihat ibuku sendiri. Mereka telah menjalani kehidupan yang paling tidak dua kali lipat lebih lama daripada diriku. Entah berapa kali pada akhirnya jati diri mereka harus disesuaikan kembali (mungkin sekali sudah pernah bongkar pasang kembali). Membuat aku berpikir. Apakah jati diri merupakan kumpulan pengalaman yang mengerak yang kemudian memperkuat persepsi tentang dirinya? Sebuah getaran yang terasa menetap. Sebuah ayunan emosi yang tak bisa lagi terlalu berayun seperti dulu. Sebuah kebosanan yang telah dipancangkan untuk bisa memahami penderitaan hidup. Sealunan ayunan suara merdu yang selalu membawa ke masa lalu. Itukah jati diri? Ataukah, sebungkah harapan akan impian yang tak muluk-muluk amat. Sebuah ambisi yang menyehatkan badan. Suatu nasihat yang menetap untuk menerjang tantangan hidup. Setapak langkah yang diiringi senyum pasti dan kesiapan hati untuk kembali teriris. Dan seonggok sinar semangat yang masih tersisa untuk bangkit kembali? Rasa takut yang tergetarkan oleh rasa cinta akan kehidupan, membuat orang-orang terus bergerak bagaikan lebah meneteskan madu-madu hikmat. Sepengamatan saya, jati diri terus akan bergetar. Terus juga akan oleng, kemudian balik kembali. Seolah-olah terbuat dari kapal yang tak akan pernah tenggelam. Tapi ini adalah asumsi .Kapal yang tak pernah tenggelam adalah sebuah khayalan. Nyatanya kita pernah tenggelam. Setidaknya sekali. Ketika kita tenggelam. Ketika kita menemui perasaan kita yang paling sentimentil. Ketika kita sudah merasa paling dasar, namun ternyata masih terus meluncur ke bawah. Ketika ledakan tangis dan tawa menjadi satu memudarkan dan membongkar topeng-topeng peran/diri kita. Ketika itulah kita dapat merasakan kembali pelukan dari alam. Yang hangat. Dari bumi yang selalu setia mendengarkan keluh-kesah kita. Kita kembali mencium tanah tempat kita berasal. Merasakan degup jantung yang detakannya seirama dengan denyut tanah. Denyut bumi. Kita merasa terlindungi. Mendapatkan tempat untuk bersandar. Merebahkan diri. Bahkan merelakan jati diri kita, apapun itu apapun. Kenikmatan berpelukan dengan bumi menjadi suatu kejelasan kesadaran. Suatu penglihatan. Suatu MOMEN. Saat terindah yang bukan picisan. Saat terdiam. Saat tersuci. Saat kita dicuci hati kita, menuju kehangatan kasih yang tak terkira. Rasa takut telah bersekutu dengan rasa cinta, walaupun rapuh, kita mulai bergerak. NAMUN, di sinilah titik kritisnya. Simpul yang akan membawa kepada pilihan. Menuju ke simpul mati kah? Atau simpul yang terus bergerak tak menjuntrung? Lagi-lagi kita dihadapkan pada pilihan. Hidup adalah pilihan. Benar? Salahkah? Hidup adalah spontanitas? Saat kita jatuh adalah saat kita menjelas. Saat itu terasa tiada pilihan. Hanya ada gerakan. Tidak begitu spontan, masih memilih tapi jelas tidak hanya berhenti pada kesadaran pada pilihan. Bahkan kesadaran akan adanya pilihan tak perlu ada. Kita memilih titik. Kemudian jalan. Itu saat kita jatuh. Lalu kehidupan bagi kita berangsur-angsur berjalan normal kembali. Pelan-pelan kita mulai mencari-cari posisi kenormalan diri kita. Tentu kita tidak mau terus berkubang dalam persentimentilan (perasaan sentimentil). Oleh karena itulah kita mulai memasang titik referensi dimana saat kita masih merasa normal sebelum kita jatuh. Nah, kita kemudian akan berusaha terus ke arah titik referensi tersebut -- yang bisa berupa kenangan saat kita santai, rileks menghadapi tantangan, atau pada saat ambisius, dlsb, yang tentu bisa dijadikan titik perasaan normal, bila dibandingkan dengan perasaan saat jatuh, yaitu depresi, sedih berkepanjangan, uring-uringan, gampang marah, dlsb -- . Normal bangun mengejar mimpi terjatuh bangkit mencari titik normal merasa normal bangun lagi mengejar mimpi -- dst. Ini adalah sebuah siklus alami kehidupan manusia di bumi ini. Dan pencarian jati diri kita terletak pada posisi siklus mencari titik normal -- . Tentu tidak harus seperti siklus di atas. Namun perlu disadari terkadang yang kita cari sebagai jati diri sebenarnya adalah rasa kenormalan diri kita. Normal mengindikasikan rasa terbiasa pada diri kita. Hal apa yang membuat diri kita terasa paling nyaman? Bisa dikatakan, hal-hal tersebutlah yang merupakan kulit dari konsep-konsep kita mengenai jati diri kita. Tentu saja, kalau kita hanya mendefiniskan jati diri kita terhadap hal-hal materi di luar diri kita, maka kita akan mendapatkan konsep-konsep jati diri kita yang terlihat kaku, yang dapat membuat kita merasa bertanya-tanya karena mungkin kita akan cepat bosan dengan pengkaitan atau pelabel-labelannya. Tentu kita tidak akan pernah rela didefinisikan seperti sebuah konsep mati. Tentu kita selalu berusaha agar jangan sampai diri kita mudah ditebak. Namun anehnya, kita menginginkan diri kita mudah ditebak/diperkirakan oleh kita sendiri. Kita ingin terbiasa dengan diri kita yang kemudian hanya merupakan taktik kita belaka supaya bisa TERBIASA dengan kehidupan. Apa agama anda? Islam. Terus agama anda yang satu lagi? Katolik. Lho kok bisa punya dua agama? Kita mulai protes kepada orang ini yang mengaku mengimani dua agama sekaligus. Tentu terasa aneh kalau ada orang yang mengaku mengimani lebih dari satu agama. Namun mulai terasa lain halnya kalau pertanyaannya diubah sedikit. Apakah jati diri anda? Islam. Islam? Benarkah jati diri anda Islam? Kita akan mulai ragu. Dalam hati kecil kita tetap terasa diri kita tak akan rela didefinisikan bahkan dengan label agama sekalipun. Oh anda Islam garis keras toh ! Apalagi pernyataan ini, pada umumnya kita akan segera marah ! Oleh karena itulah hampir semua orang tidak suka bila dirinya dihakimi, dinilai, distereotipkan, digeneralisirkan atau disamaratakan/dikelompok-kelompokkan. Aku ya aku, itulah motto diri kita semua. Kita selalu merasa diri kita unik. Tidak ada duanya. Tanpa kita sadari, sesuai dengan sifat kehidupan yang memang berubah-ubah, kitapun sebenarnya tidak ingin konsep diri kita menetap selamanya. Hanya saja, tetap saja ada yang terasa aneh. Kita tetap sering terasa belum menemukan jati diri kita sesungguhnya. Kita selalu merasa seluruh potensi kita akibatnya belum tergarap dengan optimal karena belum menemukan jati diri yang sesungguhnya. Dengan kata lain, mungkin sebenarnya kita telah menunggu godot hanya untuk mengantarkan kita pada tanda tanya lain mengenai jati diri kita. Umur kita bakalan keburu habis hanya untuk memburu jati diri. Layakkah? Lagi-lagi pertanyaan bukan? Lalu bisa dihentikankah pertanyaan-pertanyaan sejenis seperti ini? Bisakah kita hanya kemudian mengklaim saja, jati diri tak usah capek-capek ditemukan, toh sesungguhnya tak perlu dicari, hanya perlu menghayati kehidupan ini ? Menghayati kehidupan. Hanya berjalan. Langkahkan kakimu. Rengkuh seluruh ayunan perasaanmu. Raih pendewasaanmu secepatnya. Jangan tunda apapun, jika memang penundaan terasa seperti kesia-siaan. Dan jangan berjalan buta jika diam adalah langkah yang paling efektif dan efisien. Lalu selamat datang ketidakpastian. VOID. Ketika rencana pudar menjadi langkah yang melebar kesana-kemari. Ketika hidup tidak mengenal kata ketidakefisienan. Ketika jati diri hanya terasa (terasa .*tenggg) seperti dengung lebah yang menghangat di hati. Dan ketika pikiran tidak bisa diajak berlogika. Emosi bahkan tidak bisa diajak bersentimentil ria. Nyerah? Pasrah? Bukan . Bukan menyerahkan kontrol diri kita. Hanya merengkuh kembali. Segalanya yang sudah ada di dalam diri kita yang juga tercakup segala yang di luar diri kita. Bahkan, jati diri pun tidak bisa diikat dengan kata label, dalam diri. Jati diri (jikapun merupakan konsep), ada di dalam diri sekaligus di luar diri (tentu ini masih dalam tataran konsep). Jika kita mau keluar dari tataran konsep (sesungguhnya masih konsep juga) ., jati diri adalah sesuatu yang kita perkenankan masuk dan kita perkenankan keluar (dengan sesuatu bisa apa saja, tidak dikonsepkan secara kaku). Semakin lancar aliran sesuatu yang masuk dan keluar dalam diri kita, semakin berdesinglah diri kita seturut denyut kehidupan di bumi ini. Semakin mandeg aliran tersebut, semakin banyak pula makna yang kita dapatkan untuk kemudian menjadi harta kenangan setelah dilepaskan (setelah berdesing kembali). Jadi, lancar maupun mandeg sekali lagi merupakan siklus alami dari berdesing (mengalami), kemudian memaknai pengalaman tersebut sesuai dengan keinginan kita sebagai manusia, yaitu pemaknaan kehidupan di bumi. Bisa disimpulkan, yang merupakan jati pada diri kita adalah fungsi pemaknaan dari kehidupan diri kita. Fungsi pemaknaan bukanlah makna itu sendiri. Itulah mengapa wajar sekali kita selalu (seperti ada siklusnya) merasa bisa kehilangan jati diri. Kita mencari makna dari dalam diri kita (karena kita mengira menemukan jati diri samadengan menemukan pemaknaan hidup kita). Padahal makna diciptakan dari dalam diri kita, bukan ditemukan! Tentu ini bukanlah saran supaya kita mempunyai jati diri yang lentur sekali. Tentu bukan itu. Jati diri yang terasa terlalu lentur bahkan bisa kehilangan sebagian besar daya fungsi pemaknaannya. Buat apa terlalu mengalir bersama kehidupan jikalau nanti cuma terasa kehidupan berjalan terlalu cepat bagi diri kita. Namun tidak perlu pula ngotot berdiam diri untuk terus mengunyah makna-makna yang sudah terlalu usang dan menjadi lengket sehingga malah kehilangan kesempatan berharga untuk mendapatkan kekayaan pemaknaan yang sangat beranekaragam yang ditawarkan oleh kehidupan ini. Lebih baik kita tertatih-tatih belajar berjalan bersama denyut langkah kehidupan ini, sambil mendapatkan momen-makna yang dapat membuat jiwa-jiwa kita berekspresi riang. Jadi selamat mengumpulkan momen-makna anda. Sadari anda memiliki jati diri anda, sehingga anda dapat belajar menggunakannya. Tak perlu berusaha menemukan jati diri anda. Anda akan tahu sendiri mana yang terasa sebagai jati diri anda, karena jati selalu melambangkan kualitas anda sebagai manusia (karena menjadi manusia adalah hal yang paling berharga di kehidupan ini). Jadi, jika anda sudah mengetahui betapa tak ternilainya anda sebagai manusia (dan memang hampir seluruh manusia di bumi ini memandang dirinya sangat tinggi), tentu anda sudah mengetahui itu merupakan jati diri anda bukan? Salam, Adhi Purwono. Ciledug, 2 Mei 2007 CDMA : 021-68812660 Email : [EMAIL PROTECTED] Pengajar Kompatiologi Dekonstruksi (pendekon). LAMPIRAN Info Pendekon Last update: 30 April 2007 (berlaku sampai update berikutnya) ISI LAMPIRAN * Daftar pengajar Kompatiologi cabang Jakarta. * Daftar penasehat Kompatiologi cabang Jakarta. * Daftar pengajar Kompatiologi cabang daerah (di luar Jakarta; Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Solo & Purwokerto,.) * Mendatangkan Vincent Liong Penemu & Pendiri Kompatiologi ke Kota Anda. * Maillist-maillist tempat diskusi Kompatiologi (unmoderated). Note: Keterangan tentang ciri-ciri dan spesialisasi masing-masing pribadi pendekon ditulis oleh Vincent Liong & Leonardo Rimba. YANG PERLU DIPERHATIKAN: * By appointment only. Biasanya pendekon membawa pendekon dari cabang lain bilamana jumlah terdekon di luar kemampuan pendekon dengan tujuan untuk menjaga standart kwalitas hasil dekon. * Wajib konformasi sehari sebelum hari appointment dan hari yang sama sebelum dekon. * Tidak melayani tanya-jawab via sms dan misscall. * Biasanya acara dekon berlangsung selama empat jam. Dilarang meninggalkan acara sebelum acara selesai. * Order proyek luar kota, seminar, wawancara pers, dlsb hubungi & deal langsung dengan masing-masing praktisi. * Disarankan (tidak wajib) terdekon membawa teman yang tinggal satu area / lingkungan pergaulan dengannya agar memiliki teman sharing tentang penerapan kompatiologi pasca dekon-kompatiologi, agar perkembangan pasca dekon lebih cepat dan terkontrol. * Tiap pendekon bekerja dan bertanggungjawab secara independent. Tanggungjawab kepada klien adalah pada masing-masing praktisi yang menjadi pendekon pilihan anda. * Praktisi kompatiologi tidak memberikan jaminan apapun terhadap klien. Segala resiko dari proses dekonstruksi ditanggung oleh klien sendiri. * Tarif yang tercantum dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan (baik diubah oleh Vincent Liong maupun oleh masing-masing pendekon sendiri tanpa memberitahu Vincent Liong). * Kompatiologi juga membuka diri untuk donasi / sumbangan biaya penelitian yang sifatnya pribadi karena dilakukan oleh masing-masing pendekon atas kemauan & usaha sendiri. Sumbangan berupa uang dapat ditransfer ke bank account atau secara tunai(cash). * Untuk informasi yang belum disebutkan di atas dapat menanyakan langsung kepada pendekon. PENGAJAR KOMPATIOLOGI CABANG JAKARTA * MARWAN M. Marwan, menekuni pencarian diri bagi orang yang berminat meninggalkan nilai-nilai tradisional, untuk masuk ke masa postmoderen, dengan memilih sendiri unsur apa yang harus dipertahankan dan unsur apa yang harus diambil dari luar budayanya sendiri. Lokasi dekon: Plaza Senayan, Senayan City & Mall Taman Anggrek. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta. CDMA esia: 021-93710900 & Hp: 0818888653. * STEVEN TJOENG (alias: Dayapala Pema Lodoe) Steven adalah pribadi yang Tibetan Style, banyak pengaruh budhisme. Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta. CDMA esia: 021-93332223 & Hp: 081381381311. * DADE (M. PRABOWO) Dade adalah pribadi yang banyak mendalami aliran yang bersifat sufistik / tasawuf. Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi & Mall Kelapa Gading. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta. CDMA esia: 021-98805716 & Hp: 081808862171. * RIO PANJAITAN Rio adalah pribadi yang pribadi yang memiliki background tekhnik beladiri & filosofi Aikido, dan filsafat Bushido yang adalah warisan budaya Jepang. Mengkhususkan diri bagi mereka yang memiliki semangat pengabdian dalam bidang apapun. Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi & Mall Kelapa Gading. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta. CDMA esia: 021-99068707 & Hp: 081380530125. * ONDO UNTUNG Ondo adalah pribadi yang lihai dalam menganalisa fenomena sosial-politik kontemporer. Lokasi dekon: Mall Kelapa Gading, Plaza Senayan, Senayan City, Plaza Semanggi. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta. CDMA esia: 021-92862617 & Hp: 08128599710. * ADHI PURWONO Adhi mampu mengerti pengalaman-pengalaman sikofren yang berasal dari masa kanak-kanak yang berlanjut ke masa dewasa dan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi. Lokasi dekon: Plaza Senayan, Senayan City, Mall Taman Anggrek & Mall Puri Indah. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta. CDMA flexi: 021-68812660 & fren: 08886187085. Bank Account: Bank BNI cabang Harmoni. A/c: 1810500-6 A/n: Adhi Purwono. * VINCENT LIONG (Pendiri & Penemu ilmu Kompatiologi) Vincent adalah pendiri & penemu Kompatiologi, secara pribadi berminat pada masalah eksistensi & adaptasi diri terhadap lingkungan. Lokasi dekon: Plaza Senayan & Senayan City. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.500.000,- per peserta di Plaza Senayan & Senayan City. CDMA flexi: 021-70006775 & esia: 021-98806892 (untuk di Jakarta saja). CDMA fren: 08881333410 (untuk di Jakarta & luar kota). Telp: 021-5482193, 5348567 Fax: 021-5348546 Bank Account: Bank BCA cabang Permata Hijau. A/c: 178-117-9600 A/n: Liong Vincent Christian. PENASEHAT KOMPATIOLOGI CABANG JAKARTA CORNELIA ISTIANI Istiani mengkhususkan diri pada mereka yang berasal dari bidang eksakta(matematika, pengukuran dan statistika). Hp: 081585228174 CDMA flexi: 021-68358037 CDMA fren: 08886167847 (untuk di Jakarta & luar kota). JUSWAN SETYAWAN Juswan adalah penulis & edukator piawai dalam bidang kedokteran populer. Hp: 08159162193 LEONARDO RIMBA Leonardo Rimba, ilmuan politik yang bergerak di bidang metafisika praktis. Hp: 0818183615 PENGAJAR KOMPATIOLOGI CABANG DAERAH * Cabang SOLO Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.200.000,- per peserta. - Sunu (Hp: 08122651357 CDMA flexi: 0271-7072879) Sunu adalah sarjana hukum yang sedang meneliti berbagai pendekatan praktis bagi mereka yang sedang atau akan mempelajari kompatiologi. - Toto (CDMA fren: 08886702727 flexi: 0271-7035186 Hp: 08552812005) Toto adalah filsuf sosial dengan pendekatan ilmiah populer yang penjelasannya sangat mudah dicerna oleh masyarakat umum. - Wawan Setiawan (Hp: 081932655888 CDMA fren: 08882900288) Wawan mengkhususkan diri dalam memberikan pengarahan kepada mereka yang pernah, akan, atau sedang berkecimpung dalam dunia hitam di Indonesia dan hubungannya dengan ilmu kompatiologi. - Alan Sarwono (Hp: 0811285540) Alan Sarwono mengkhususkan diri pada mereka yang telah menduduki posisi managerial menengah dan berambisi untuk mencapai jabatan tertinggi di organisasi bisnis mereka. - Aida (CDMA fren: 08882989050) Aida mengkhususkan diri pada pendekatan lintas agama dalam hubungannya dengan ilmu kompatiologi. - Agung PW (Hp: 081331139120) Agung mengkhususkan diri bagi mereka yang bergerak dalam bidang seni dan pendidikan. - Sukma (CDMA fren: 08886753831) Agung mengkhususkan diri bagi mereka yang bergerak dalam bidang seni visual terutama fotografi dan fenomena ke-Indigo-an. - Willy BS (Hp: 08179489889, 0816674069 CDMA flexi: 0271-7016881) Willy, spesialis soal orangtua yang merasa dirinya atau anaknya bermasalah. * Cabang YOGYAKARTA Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.200.000,- per peserta. - Lely Cabe (Hp: 08170428081) Lely sangat memahami masalah-masalah lintasbudaya antar bangsa dan toleransi sosial. - Aida (CDMA fren: 08882989050) Aida mengkhususkan diri pada pendekatan lintas agama dalam hubungannya dengan ilmu kompatiologi. * Cabang BANDUNG : Omen Omen adalah pribadi yang mendalami ilmu Feng Shui untuk diterapkan ke arsitektur moderen dengan latarbelakang sarjana seni ITB. Dengan sifat pribadi dasar monyet api; Jadi pada kondisi situasi yang meletup-letup membakar, jangan heran kalau dengan tiba-tiba bisa saja ia berpindah ke pohon yang lain. CDMA flexi: 022-70108828 & Hp: 08157179292. * Cabang PURWOKERTO : Bimo Wikantiyoso Bimo sementara ini mengkhususkan diri untuk melayani mereka yang ingin menjadi adaptif dalam hal-hal spiritualitas dan pengendalian hal-hal keduniawian. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta. CDMA fren: 08888405843 & Hp: 0816746770. * Cabang SURABAYA : Audifax Audifax, ahli ilmu jiwa, kemanusiaan dan berbagai permasalahannya, seperti dimunculkan dalam berbagai simbol-simbol yang ditemui di masyarakat Indonesia saat ini. Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta. CDMA flexi: 031-70209354 & fren: 08882733626. Mendatangkan Vincent Liong Penemu & Pendiri Kompatiologi ke Kota Anda. Untuk mendatangkan / mengundang Vincent Liong, hal-hal yang perlu dipenuhi adalah sbb: 1. AKOMODASI * Ada individu penanggungjawab / sponsor (local representative) yang jelas, yang mengatur acara & mengurus perekrutan peserta. Akan lebih baik bila individu penanggungjawab datang ke Jakarta sebelumnya untuk mengenal Vincent Liong dan Kompatiologi lebih dalam sebelum menjadi local representative di acara kunjungan Vincent Liong, agar tidak ada kesalahpahaman. * Tiket pesawat pergi & pulang ke kota tsb & akomodasi hotel dibelikan di muka. * Tambahan biaya satu juta rupiah untuk uang saku, dibayar di muka via transfer ke bank account. * Ada individu yang menemani, mengantarkan (fasilitas transportasi) & membiayai Vincent Liong berekreasi, sambil pendalaman kompatiologi secara informal di waktu luang agar tidak bosan / jenuh saat di kota tsb. * Biasanya acara kunjungan dilakukan selama seminggu sampai dua minggu untuk mempersiapkan kompatiologi cabang daerah yang independent tidak tergantung cabang Jakarta dalam aplikasinya. 2. TARIF DEKON KOMPATIOLOGI * Bagi peserta di kota tsb, yang mengikuti acara bersama Vincent dikenai tarif Rp.300.000,-/peserta, biaya ini di luar biaya & hal AKOMODASI. 3. TARIF SARASEHAN * Bagi pihak yang ingin mengundang untuk acara sarasehan bertema kompatiologi dengan pembicara Vincent Liong, dapat dinegosiasikan langsung per telepon dan email. Bila di luar kota, maka hal tsb harus memenuhi hal AKOMODASI. (Note: Aturan main di atas juga berlaku untuk mendatangkan para pendekon kompatiologi yang lain yang nama dan contact personnya tercantum dalam email ini. Silahkan hubungi langsung per telepon.) Maillist-maillist tempat diskusi Kompatiologi (unmoderated): * http://groups.yahoo.com/group/komunikasi_empati * http://groups.yahoo.com/group/vincentliong * http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/ * http://groups.google.com/group/komunikasi_empati/about Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com Dapatkan informasi kesehatan gratis Mailing List Dokter Indonesia http://www.mldi.or.id Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/dokter/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/dokter/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/